Chapter 21

323 35 0
                                        

Annyeonghaseyo readersnim
Happy reading

***

Hari telah siang, ini adalah hari ke 5 dimana setelah Dahyun pulang dari rumah sakit. Dahyun rasa kondisinya sudah sangat baik, tetapi tetap saja Sana masih melarangnya untuk bekerja di perusahaannya jadi selama 5 hari itu Dahyun mengerjakan pekerjaannya diruang kerjanya di mansion.

Seperti sekarang, Dahyun tengah di ruang kerja. Dengan ditemani segelas kopi hitam, Dahyun fokus pada selembaran kertas yang ia harus tanda tangani.

Dahyun ingin segera pergi ke markas tetapi tidak bisa. Ke perusahaannya pun tidak dibolehkan oleh sang istri.

*Tok tok tok..
*Ceklik

Seseorang mengetuk pintu lalu dibuka
"Dahyun.." panggil yeoja yang membuka pintu itu, siapa lagi jika bukan Sana sembari kepalanya mengintip ke dalam.

Sana melangkah masuk menghampiri Dahyun, senyum Sana terus ia perlihatkan kepada suaminya. Cukup aneh menurut Dahyun tapi tidak apa, dalam hatinya ia merasa senang melihat Sana tersenyum seperti itu.

"Kajja kita makan siang" ajaknya antusias.

"Kau duluan, saya belum lapar" jawab Dahyun lalu fokus kembali ke benda yang ia kerjakan.

Ekspresi Sana berubah, senyum yang sedari tadi mengembang seketika hilang. Dahyun yang menyadari perubahan ekspresi Sana langsung menoleh menatap Sana.

"Wae? ada yang salah?" tanya Dahyun.

"Kau yang salah" kesalnya lalu pergi.

*Blug
Pintu ditutup keras oleh Sana. Dahyun menatap datar pintu yang tertutup itu.

"Aku? apa aku salah bicara?" -batinnya bertanya-tanya heran.

Sana melangkah dengan kesal, kaki sedikit dihentikan berjalan ke dapur. Ia duduk di kursi meja makan dengan wajah cemberutnya.

"Sudah capek-capek masak juga" gumamnya menggerutu, Sana ingin melihat reaksi Dahyun disaat memakan makanan yang dibuat olehnya. Sana mengira Dahyun menolaknya padahal Dahyun bilang ia belum lapar.

Perut Sana sudah ingin di isi makanan sekarang, tapi ia juga ingin makan bersama suaminya. Dengan keputusan yang sudah bulat ia akan menunggu suaminya, membiarkan perutnya yang meronta-ronta ingin cepat di isi.

30 menit berlalu, Dahyun sedikit meregangkan lehernya yang pegal, ia butuh istirahat sekarang. Dahyun bangkit dari duduknya berjalan ke luar ruangan lalu masuk ke kamarnya.

Matanya langsung mengarah ke Sana yang tengah menonton drama kesayangannya. Dahyun berjalan menuju sofa tempat Sana duduk disana.

Sana menoleh sebentar melirik Dahyun yang telah berdiri di samping sofa lalu kembali menonton dramanya. Dahyun yang mengingat Sana marah tadi langsung duduk disampingnya dan ikut menonton.

"Kau sudah makan?" tanya Sana cuek dan matanya masih mengarah ke layar televisi.

"Belum, kau?" tanya Dahyun.

"Tidak selera" jawabnya sedikit ketus.

"Kau marah?" tanya namja putih itu dengan memiringkan kepalanya menatap Sana.

"Aniyo!" jawab Sana dengan pandangan yang terus mengarah ke benda pipih besar itu.

"Kemana perginya Sana yang kemarin?"

Semburat merah muncul di pipi Sana, pipinya menghangat disaat mendengar pertanyaan Dahyun.

Dahyun merasa Sana telah berubah terhadap dirinya karena insiden yang membuat Dahyun di rawat, tetapi sekarang Dahyun melihat Sana kembali seperti mereka awal menjadi pasangan sehingga Dahyun pikir ia telah membuat kesalahan pada istrinya.

The Revenge [Saida]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang