Chapter 13

345 34 0
                                        

Happy reading gays

***

"Apa kau memiliki perasaan padaku?"

Dahyun diam mencerna pertanyaan dari Sana. Apa maksudnya? Mengapa tiba-tiba menanyakan hal itu?

"Umm.. maksudku.. kenapa kau menerima perjodohan ini dengan mudah" sambungnya setelah tidak mendapatkan respon dari Dahyun.

"Apa semua alasannya belum jelas? Ini karena permintaan terakhir appa saya"

"A-aku tau.. aku hanya ingin memastikan perasaanmu" Sana kembali menunduk menatap sendu lantai yang dingin itu dan matanya mulai berkaca-kaca, entahlah mata Sana menjadi terus ingin mengeluarkan air.

Dahyun menarik dagu Sana agar menatap wajahnya
"Saya tidak suka seorang Kim Sana yang seperti ini" ucap Dahyun dengan suara baritonnya menatap Sana lembut.

"Dan untuk perasaan, entahlah.. saya tidak tahu pasti" sambungnya.

Dahyun tidak tau perasannya pada Sana, ada rasa tidak suka disaat Sana bersama namja lain apalagi Mark, tapi di sisi lain ia tidak tau dan pikirannya terus berjalan bahwa ia tidak memiliki perasaan kepada Sana.

"Apa kamu cemburu disaat aku bersama Mark?" tanya Sana membuat Dahyun menurunkan lengannya dari dagu Sana.

Dahyun diam kembali. Sangat malas mendengar kata 'Mark' dari mulut Sana.

"Mungkin aku akan tau perasaanmu yang sebenarnya Dahyun.. setelah kamu jawab pertanyaanku ini" -batin Sana.

"Saya hanya menuruti perintah tuan Minatozaki untuk menjauhkanmu dari Mark" jawab Dahyun dingin.

"Begitu ya.." gumamnya kembali menunduk melihat kebawah, Sana tidak puas dengan jawaban Dahyun.

Sekarang Dahyun bingung harus berbuat apa disaat melihat Sana yang tidak seperti biasanya. Sana yang tidak kenal takut. Sana yang selalu meninggikan suaranya. Sana yang selalu membantah dirinya.

"Sana.." panggil Dahyun membuat si empunya pun mendongak menatap dengan tatapan sayu.

Dahyun langsung menangkup wajah Sana dengan kedua tangannya dan menggerakkan ibu jarinya untuk mengelus pipi lembut Sana.

"Apa tadi siang saya terlalu kasar padamu? Kalau begitu mianhe.. saya tidak berniat untuk membentak.. hanya saja-"

"Arraseo, aku tau semuanya dari Chaeyoung.." jawab Sana memotong ucapan Dahyun lalu mendudukkan dirinya sisi ranjang otomatis wajahnya terlepas dari tangkupan sang suami.

Dahyun mengerutkan keningnya lalu ikut duduk disamping Sana.

"Sudahlah lupakan saja yang tadi. Kau harus istirahat" ujar Sana lalu membaringkan tubuhnya terlebih dahulu

Lagi-lagi Dahyun hanya diam menatap Sana. Sana menepuk-nepuk tempat kosong disampingnya menitah Dahyun untuk berbaring.

"Aniyo, saya tidur di sofa seperti biasa" tolak Dahyun.

"Kumohon~" Sana sedikit merengek

Dahyun menghela nafasnya lalu berbaring disamping sebelah kanan istrinya dengan posisi terlentang menatap langit-langit kamar.

Dahyun sekarang bingung mengapa Sana memelas agar dirinya tidur di ranjang, tidak seperti biasanya Sana yang tidak memperbolehkan Dahyun untuk tidur bersamanya. Raut wajah Sana membuat Dahyun seakan tak tega untuk menolaknya.

"Tidurlah!"

"Hmm.." gumam Sana mengiyakan perintah Dahyun, Sana pun menutup tubuhnya sebatas dada dengan selimut lalu memejamkan matanya.

The Revenge [Saida]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang