Selamat membaca readersnim
***
Suara isak tangisan terus terdengar di lorong rumah sakit tepat di depan ruangan operasi. Aku memeluknya erat, membiarkan ia menangis di dekapanku. Aku terus mengelus surai indahnya, menggenggam tangannya yang mengepal memegang ujung jasku dan sesekali aku mengelus punggung tangannya itu dengan ibu jariku. Kita sudah satu jam lebih menunggu.
Heechul tidak menceritakan apa yang sebenarnya terjadi karena adanya Sana disini. Jadi aku belum mengetahui secara detail penyebab penembakan tuan Minatozaki terjadi.
Pikiranku terus bertanya-tanya mengapa bisa seorang tuan Minatozaki sang pemimpin Black Astra tertembak. Ya tapi itu wajar jika ia tertembak karena pasti orang yang melakukannya tidak sedang main-main, dan ia juga manusia bukanlah dewa atau apapun itu yang memiliki kekuatan diluar nalar. Aku pun pasti akan mengalami hal yang sama kembali.
Aku menghela nafasku pelan. Mencoba tenang, mendengar tangisan Sana membuatku tidak tenang. Bukan berarti aku terganggu oleh tangisannya, tetapi merasa kasihan.
Siapa manusia sialan yang berani menembak tuan Minatozaki? apa dia ingin mati? aku memang belum menjadi leader Black Astra, tapi akan ku pastikan apapun yang terjadi pada orang disekitarku terutama Sana, aku akan bertindak dan tidak sungkan untuk melenyapkannya.
"Tuan Kim, saya permisi sebentar" tiba-tiba Heechul pamit dan itu hanya diangguki oleh ku. Entah akan pergi kemana dia, yang pasti aku percaya Heechul tidak akan bersantai-santai di kondisi yang seperti ini.
Dan tadi aku melihat namja yang lebih tinggi dariku, dia seperti Tzuyu. Apa Black Astra ada hubungannya dengan Tzuyu?
Dahyun pov end
Setelah 1 jam setengah mereka menunggu akhirnya pintu operasi dibuka oleh sang dokter. Sana yang melihat itu langsung melepaskan dekapan Dahyun untuk berdiri menghampiri dokter.
"Bagaimana dok? appa baik-baik saja kan?!" tanya Sana tidak tenang. Dahyun pun ikutan berdiri disebelah Sana sembari merangkul istrinya agar lebih tenang.
Sang dokter pun tersenyum dibalik maskernya.
"Puji tuhan, operasinya berjalan lancar. Jika tadi tuan Minatozaki dibawa ke rumah sakit telat sedikit saja, kemungkinan akan berbeda ceritanya karena tuan Minatozaki sudah kekurangan darah cukup banyak" ujar sang dokter membuat Dahyun terutama Sana menghela nafasnya lega."Sebentar lagi tuan Minatozaki akan dipindahkan ke ruang rawat. Jika ada apa-apa mengenai tuan Minatozaki segera hubungi saya. Kalau begitu saya permisi tuan, nyonya" pamit sang dokter
"Kamsahamnida dok" ucap Sana
15 menit kemudian akhirnya pintu ruang operasi terbuka. Tuan Minatozaki dibawa menggunakan brankar dengan masih tidak sadarkan diri. Sana yang melihat itu kembali meneteskan air matanya.
"Appa.." lirihnya.
Dengan rasa iba nya, Dahyun langsung membawa Sana kedalam dekapannya.
"Uljima" ucap Dahyun lembut mencoba menenangkan sang istri yang masih menangis.Mereka pun berjalan mengikuti para perawat yang sedang mendorong brankar tuan Minatozaki menuju ruang rawat inap.
•
•Suara tawa beberapa orang terdengar di seluruh sudut ruangan serba gelap, hanya ada sedikit penerangan dari lampu disko dan beberapa lampu yang memang berwarna redup di sudut ruangan.
Mereka seperti sedang merayakan suatu hal keberhasilan bagi mereka. Dengan gelas kecil ataupun botol minuman alkohol ada pada genggaman, mereka tersenyum miring bahkan ada yang sampai tertawa seakan cukup puas dengan apa yang mereka perbuat.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Revenge [Saida]
ActionKim Dahyun, harus meneruskan pekerjaan appanya sebagai seorang mafia dan dijodohkan dengan anak dari pemimpin mafia terbesar di Korea Selatan. Dikehidupan barunya lah Dahyun akan tahu pekerjaan appanya seperti apa yang dapat membahayakan dirinya bah...