Haruna sangat yakin dia datang untuk melamar pekerjaan, namun kenapa dia malah berakhir menandatangani kontrak pernikahan dengan seorang bos besar yang memiliki orientasi sex menyimpang?
"Selamat, Anda di terima bekerja..."
"...... Sebagai istriku."
Haruna tidak pernah setakut ini sebelumnya. Okey beberapa jam lagi dia akan membohongi orang yang baru dia temui, dan berbohong itu sedikit melukai hati nuraninya.
Haruna yang selama ini hidup di jalan yang benar akan merasa bersalah seumur hidup dengan satu kebohongan saja.
"Gimana kalau mereka curiga?" Haruna menatap Renjun. Wajah lelaki itu setenang air.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Satu hal yang baru Haruna sadari dari lelaki ini. Dia benar-benar sangat tampan terutama jika dilihat dari dekat.
"Ya.. kamu harus berakting dengam baik biar ga di curigai."
"Ayo." Lanjut Renjun.
Dia terlihat ragu saat akan menggandeng Haruna dan dia mengurungkan niatnya. Tangan lelaki itu mengambang di udara, terlalu bingung mau meletakkannya di mana. Pada akhirnya Renjun merangkul Haruna, meletakkan tangannya yang kaku di pundak gadis itu.
"Rangkulan di pundak lebih terkesan seperti teman." Kata Haruna. Renjun menatapnya dengan mulut terkatup.
"Laki-laki biasanya merangkul pinggang gadisnya."
"Kamu mau aku melakukan itu?? Ah.. jangan mimpi." Renjun mendengus.
Haruna mengangkat bahu tidak peduli.
Mereka berdua masuk ke kediaman keluarga Huang yang agung. Kawasan itu sangat besar dengan bangunan utama tepat di tengah. Sementara di sekitarnya ada bangunan-bangunan kecil yang Haruna tidak tau apa fungsinya. Rasanya seperti melihat komplek perumahan elit.
Renjun membawanya ke rumah utama keluarga. Disana keluarganya sudah berkumpul. Semua mata tertuju pada mereka berdua begitu mereka datang.
Semua anggota keluarga tau kalau Renjun itu anti wanita, bahkan sebagian dari kerabatnya mengira Renjun benar-benar gay. Dan saat Renjun datang membawa seorang wanita cantik, mereka langsung berbisik satu sama lain.
Yiyang menyambut putranya dengan seorang wanita bertatapan tegas yang Haruna yakini sebagai mama Renjun.
"Dia mamaku." Gumam Renjun. Haruna hanya memberi isyarat mata sebagai jawaban.
"Ah.. jadi ini??" Krystal melihat Haruna dari atas kepala sampai kaki seperti mesin scaner.
"Cantik juga, kamu pinter milih calon istri." Kata Krystal. Tatapan wanita itu beralih dari wajah Haruna lalu menatap Renjun dan berakhir menatap tangan Renjun yang bertengger di pundak Haruna.
Renjun tampaknya menyadari itu, lelaki itu langsung memindahkan tangannya ke pinggang Haruna. Senyuman miring langsung menghiasi wajah Krystal.
"Ajak dia makan, jangan sungkan." Kata Krystal. Wanita itu berjalan di depan lebih dulu meninggalkan Renjun dan Haruna yang saling melirik.
"Mamamu menyeramkan."
"Ya begitulah."
Perjamuan makan malam berlangsung cukup lama sampai Haruna bosan. Beberapa kerabat Renjun juga sempat mendekat karena tertarik dengan hubungan mereka.
Renjun tau Haruna sedang gugup dan itu bisa memicu kecurigaan. Akhirnya lelaki itu membawa Haruna keluar. Duduk berdua di kursi taman dan melihat para keponakan Renjun yang sedang main kejar-kejaran.
"Keluargamu sangat banyak ya." Ada nada iri yang terselip dalam pernyataan Haruna.
"Hm."
"Huang Renjun." Ini adalah pertama kalinya bagi Haruna menyebut nama lengkap Renjun.
"Apa?"
"Kurasa mamamu terus menatap kesini."
Renjun mengalihkan tatapannya. Dan benar apa kata Haruna, Krystal dan Yiyang sedang berbincang di ambang pintu dengan mata yang sesekali menatap ke arahnya. Mereka seperti sedang mengawasi Haruna dan Renjun.
"Sepertinya mereka curiga."
"Tatap aku." Kata Renjun tiba-tiba.
Haruna menoleh ke samping tanpa bertanya. Iris mereka saling bertemu dan bertukar tatapan selama beberapa detik.
Tangan Renjun bergerak ke belakang tubuh Haruna lalu menarik gadis itu mendekat. Renjun memiringkan kepalanya dan memakai gestur seolah-olah mereka akan berciuman.
Haruna membeku, dia tiba-tiba mundur karena terkejut tapi Renjun menahannya.
"Diam." Bisiknya.
Renjun mendekatkan bibirnya ke arah pipi Haruna. Mata lelaki itu terpejam karena enggan menatap perempuan dalam jarak sedekat ini. Lelaki itu tidak benar-benar mencium Haruna, dia hanya pura-pura menciumnya, hanya saling berdekatan tanpa ada kontak apapun di antara mereka.
Renjun kemudian menjauhkan wajahnya. Melihat wajah Haruna yang memerah membuat Renjun sedikit terkejut. Wajah lelaki itu akhirnya ikut memerah.
"Mm.. ka-kamu pakai cologne bayi ya?" Kata Renjun tiba-tiba. Lelaki itu memutar tubuhnya dan menatap lurus dengan wajah canggung.
"I-iya. Aku punya rinhitis jadi ga bisa pakai parfum yang berbau tajam. Apa bauku mengganggumu? "
" Enggak. Aku suka." Kata Renjun spontan. Lelaki itu kemudian menyangkal ucapannya sendiri.
"Maksudku aku suka wanginya. "
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Yuhu~ Tuan muda Huang comeback.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.