"Ada tamu."
Lee Haechan berdiri dengan wajah kaku di belakang pintu. Wajah muramnya membuat Renjun penasaran siapa gerangan tamu yang datang sampai Haechan seperti itu.
"Siapa?"
"Jung Jaehyun dari Paradise Hill."
Renjun terkejut, matanya sedikit melebar tapi tidak terlalu signifikan. Lelaki itu tidak berminat untuk membuka suara dan hanya memakai anggukan kepalanya sebagai isyarat untuk mengijinkan orang itu masuk.
Auranya memang sedikit berbeda ketika sosok jangkung itu berjalan masuk. Tatapannya lembut namun terkesan manipulatif. Senyumannya juga manis tapi terasa palsu. Wajahnya adalah aspek rekayasa dari segala topeng yang dia miliki.
Dia bukan orang biasa, orang ini adalah sebuah kepala yang menganggap manusia hanya pion-pion berjiwa yang bisa dia mainkan demi mencapai tujuannya.
Untuk beberapa macam alasan, Huang Renjun merasa dirinya harus meningkatkan kewaspadaannya pada sosok dihadapannya.
"Aku merasa tersanjung, seorang pemilik perusahaan raksasa sepertimu mau mengunjungi perusahaan kecilku ini." Huang Renjun memainkan sebuah peran, dengan senyuman palsu dia berdiri menghampiri tamunya.
Dan senyumannya bersambut dengan senyuman khas milik Jung Jaehyun. Lelaki itu memilih salah satu tempat kosong di sofa kelabu milik Renjun dan duduk disana.
"Sebagai seorang investor yang dominan, aku memang perlu tau apakah aku bekerjasama dengan perusaan yang bagus atau hanya perusahaan murahan."
Renjun duduk di hadapannya, dia mengepalkan tangannya namun memastikan bahwa senyumannya takkan pernah luntur. Ini seperti perang dingin, dimana tatapan dan ucapan adalah senjata paling mematikan, namun Sekali saja emosi menguasainya maka dia akan kalah.
"Ahh.. tentu kau salah jika menganggap perusahaan ku adalah perusahaan murahan. "
Senyuman manis Jung Jaehyun berubah menjadi seringaian remeh.
"Benarkah? Jika seperti itu harusnya resort baru di jepang tidak jalan di tempat seperti ini... Ahh.." Jaehyun menaikkan kedua alisnya, dengan wajah tertarik dia menambahkan,
"... Bukan.. bukan jalan di tempat tapi mengalami kemunduran." Sindiran dalam bahasa formalnya terucap begitu halus namun menusuk seperti sebuah kunai dengan 2 bilah mata pisau.
"Ah.. aku minta maaf. Harusnya aku bekerja lebih keras untuk memastikan kau mendapat keuntungan penuh." Kata Renjun. Lelaki itu sedikit menggigit bagian dalam pipinya untuk menahan mulutnya dari caci maki yang nyaris terpeleset dari lidahnya.
"Kalau memang anda merasa dirugikan, aku tidak keberatan jika anda menarik kembali investasinya. 30% itu tidak terlalu berat untukku." Renjun berusaha memasang wajah meremehkan, namun Jung Jaehyun yang memiliki banyak topeng sangat sulit untuk di pengaruhi.
Lesung pipinya terpatri begitu dalam ketika dia tersenyum. Matanya bergerak mengedar dengan jemari yang saling mengetuk satu sama lain. Dia tidak terlihat berpikir untuk tawar-menawar namun lebih terkesan seperti menata segelintir siasat di dalam kepalanya.
"Aku bukan tipe orang yang membuang-buang waktu tanpa mendapat keuntungan seperti itu. Kau tau kan... Ada timbal balik dari semua kontrak yang aku tanda tangani."
"Kau mau aku membayar ganti rugi?"
Dua sudut bibir Jaehyun mengarah kebawah dengan bahu terangkat.
"Ya. Tapi bukan uang yang aku inginkan."
"Lantas?"
"Miyamizu Haruna."
Dan 2 mata pisau yang tersimpan di bola mata Jaehyun terasa meluncur cepat menghujam jantungnya. Huang Renjun merasakan sakit dan sesak sekaligus hingga dia tidak bisa memakai ekspresi pura-pura tenangnya lagi.
"Manusia macam apa yang rela menyerahkan istrinya demi keuntungan perusahaan? Huh.. jangan konyol."
Jaehyun tertawa dan Renjun tidak tau apa alasan dia tertawa.
"Ya.. Manusia seperti kita ini. " Senyuman Jaehyun melebar dengan tatapan yang merendahkan lawan bicaranya.
"Aku membelinya dengan harga mahal untuk jadi wanitaku, dan... Yah.. apa bedanya denganmu yang membayar mahal agar dia bisa menjadi istri kontrakmu?"
Deg~
Renjun seperti mendapat serangan ganda. Ucapan Jaehyun benar-benar mewakili fakta yang ada. Pada dasarnya dia tidak ada bedanya dengan si brengsek di hadapannya ini. Keduanya sama-sama memanfaatkan Haruna dan mengambil keuntungan dari gadis itu.
"Kenapa diam? Apa ucapanku sangat benar??" Jaehyun kini tertawa, dengan suara berat yang terdengar menyebalkan.
"Serahkan saja dia kepadaku setelah kontrakmu habis. Aku jamin Haruna akan hidup lebih baik denganku." Kata Jaehyun
"Tidak. Aku tidak akan menyerahkannya pada orang sepertimu. "
Jaehyun lagi-lagi tertawa. Dan keinginan Renjun untuk mendaratkan tinjunya di wajah Jaehyun bertambah 3 kali lipat.
"Pikirkan sekali lagi. Serahkan dia padaku dan bisnismu akan aman."
Vote!!! Vote!!!
💚💚💚Berasa liat dreamies manggung di bikini bottom 🤣🤣🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Partner | HUANG RENJUN
FanfictionHaruna sangat yakin dia datang untuk melamar pekerjaan, namun kenapa dia malah berakhir menandatangani kontrak pernikahan dengan seorang bos besar yang memiliki orientasi sex menyimpang? "Selamat, Anda di terima bekerja..." "...... Sebagai istriku."