Renjun pikir dia bangun terlalu pagi hari ini, tapi tampaknya ada yang bangun lebih pagi darinya.
Lelaki itu awalnya merasakan kekosongan di sisi ranjangnya sampai akhirnya dia membuka mata untuk memastikan.Dan benar saja Haruna sudah menghilang dari ranjang saat Renjun bangun. Gadis itu baru saja keluar dari kamar mandi hanya mengenakan bathrobe. Dan Renjun sangat terkejut ketika Haruna tiba-tiba membuka bathrobenya di kamar.
Renjun reflek memejamkan matanya tapi dia tak berbohong jika dia juga penasaran. Lelaki itu sedikit mengintip dengan mata menyipit. Tubuh polos Haruna tengah membelakanginya, gadis itu sibuk membuka koper dan memilih pakaian.
Renjun sedikit menahan nafasnya, menatap lekukan indah yang bahkan tak pernah dia bayangkan sebelumnya. Dada besar Haruna membuat Renjun kembali memejamkan matanya, itu terlalu erotis baginya dan dia tidak kuat melihatnya. Tampilannya benar-benar seperti anime di tv, dada besar, perut kecil dan pinggul yang besar. Apa semua gadis jepang seperti itu?
Saat Renjun membuka matanya lagi, Haruna sudah memakai bajunya. Gadis itu sibuk menyisir rambutnya lalu mulai mendekati Ranjang.
"Huang Renjun..." Panggil gadis itu.
Renjun membuka mata, pura-pura baru bangun.
"Mm???"
"Ayo pulang."
"Pulang? Kenapa buru-buru? " Renjun berpura-pura menguap untuk menyempurnakan kepura-puraannya."Aku ga betah disini."
"Ga mau jalan-jalan dulu? Belanja mungkin?"
Haruna menggeleng cepat. Jalan-jalan di Tokyo sama saja seperti menantikan ajal, sampai bibinya menemukannya maka Haruna tidak akan bisa tidur tenang lagi.
"Ga mau, maunya pulang."
Renjun bangun dan merubah posisinya menjadi duduk. Lelaki itu memperhatikan Haruna yang merapikan rambutnya dan mereka saling bertukar pandang dari cermin.
"Boleh aku tanya sesuatu?"
"Ya? Tentang apa?"
"Orang tuamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Partner | HUANG RENJUN
FanficHaruna sangat yakin dia datang untuk melamar pekerjaan, namun kenapa dia malah berakhir menandatangani kontrak pernikahan dengan seorang bos besar yang memiliki orientasi sex menyimpang? "Selamat, Anda di terima bekerja..." "...... Sebagai istriku."