Haruna akhirnya pulang. Bukan!!
bukan jepang tempat yang bisa dia jadikan tempat untuk pulang meskipun negeri sakura itu adalah tanah kelahirannya, melainkan rumah Renjunlah yang akhirnya dia pilih sebagai tempatnya untuk pulang.Tempat dimana ada orang yang dia cintai dan mencintainya adalah tempat untuknya pulang.
Selalu ada sensasi aman dan tenang setiap kali dia melangkahkan kakinya ke dalam gerbang rumah Renjun. Dan Haruna merasa nyaman dengan itu.Huang Renjun langsung pergi bekerja sesampainya mereka di Beijing, ada hal yang harus dia urus katanya. Sementara Haruna harus pulang seorang diri.
"Nyonya besar menunggu anda di kediaman utama." Kata seorang maid.
Haruna tidak menjawabnya dengan lisan melainkan hanya dengan helaan nafas panjang yang memiliki banyak makna.
Haruna tau cepat atau lambat orang tua Renjun pasti akan tau latar belakangnya, terutama setelah Haruna membuat banyak masalah di keluarga ini. Dan gadis itu merasa tidak siap harus berhadapan dengan Krystal sekarang.
Gadis itu memberanikan dirinya. Berjalan seorang diri di jalan setapak menuju kediaman utama. Seorang maid menuntunnya ke taman belakang, dimana Krystal ada di sana, berdiri fokus menatap banyak bunga yang di siapkan di atas meja.
"Oh.. kau sudah sampai?" Adalah kalimat sapaan yang dia berikan pada Haruna. Gadis itu menunduk sebagai rasa hormatnya.
Krystal tersenyum dengan cara yang anggun tapi terkesan menyeramkan . Wanita itu menggunakan isyarat matanya yang mengarah pada vas kosong di sisi lain meja.
Haruna memahami itu, dia berjalan ke depan vas tanpa banyak bertanya.Seni merangkai bunga atau dalam budaya Jepang disebut Ikebana, bukanlah hal yang asing bagi Haruna. Sebagai seorang nona muda dari keluarga terpandang tentu Haruna pernah di ajarkan hal seperti itu. Dan gadis itu bersyukur dia bisa menggunakan ilmunya saat berhadapan dengan ibu mertuanya.
"Mengingat tentang masalahmu, aku pikir tidak seharusnya aku mengundangmu kesini." Krystal tidak berbasa-basi, dia memilih sebaris kalimat yang langsung menjurus pada intinya.
"Aku minta maaf." Haruna menunduk dengan setangkai bunga marigold di tangannya. Wajahnya yang lesu tertunduk dengan penuh penyesalan.
"Harusnya juga aku sudah mengusirmu dari keluarga ini." Lanjut Krystal. Haruna menggigit bibir bawahnya.
"Tapi aku tidak akan melakukannya. Semua demi Renjun. Karenamu dia bisa membuka dirinya pada wanita."
Haruna menoleh, dengan air mata yang sudah berkumpul di pelupuk matanya.
"Jangan khawatir, aku tidak akan mengusirmu. Tapi.... aku mau tanya satu hal..... " ekspresi Krystal berubah jenaka. Dia menatap Haruna tertarik.
"Sebenarnya Renjun bisa melakukannya atau tidak?? Kenapa kamu belum hamil juga ???"
Haruna melotot.
'Pertanyaan macam apa ini???'
Gadis itu mengalihkan tatapannya dengan wajah merona. Tidak mungkin dia bicara tentang kelakuan Renjun di atas ranjang kan ?
Ah.. asal Krystal tau saja, putranya itu sekarang sudah menjadi laki-laki yang pro di ranjang sampai-sampai Haruna kualahan. Tapi gadis itu tidak mungkin menceritakannya pada ibu mertuanya sendiri.
"Kenapa mama nanya itu sih?? Tentu saja aku bisa melakukannya."
Haruna langsung menoleh kebelakang dan mendapati Renjun mendekati mereka dengan wajah dongkol.
"Jangan tanya hal-hal aneh sama Haruna, tuh lihat mukanya jadi merah."
Haruna langsung mengulum bibirnya dan menunduk dalam karena malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Partner | HUANG RENJUN
FanfictionHaruna sangat yakin dia datang untuk melamar pekerjaan, namun kenapa dia malah berakhir menandatangani kontrak pernikahan dengan seorang bos besar yang memiliki orientasi sex menyimpang? "Selamat, Anda di terima bekerja..." "...... Sebagai istriku."