11. Becoming a Married Woman

614 84 4
                                    

"Haruna.. "

"Haruna bangun..."

"Mm.." Haruna hanya sedikit bergerak sebelum tangan mungilnya bergerak menarik selimut semakin ke atas dan menenggelamkan tubuhnya.

"Haruna kita harus pergi hari ini. HEY!!!"

Renjun terkejut, saat dia memberanikan diri untuk menggoyangkan tubuh Haruna, gadis itu justru menarik kerah piyamanya, Renjun yang tidak siap langsung jatuh menimpa Haruna. Sialnya bukannya melepaskan tubuh Renjun Haruna justru memeluk lelaki itu.

"HEY !!" Protes Renjun lagi.

"Aku ngantuk, tunggu 10 menit lagi." Gumam Haruna.

"Tapi ga gini juga.."

"Sst.. diam." Gadis itu dengan berani menarik kepala Renjun. Menempelkan kepala lelaki itu di atas dadanya yang menyembul.

Renjun tidak berkutik. Lelaki itu diam dengan tubuh kaku seperti mayat. Telinganya yang menempel di dada Haruna bisa mendengar detak jantung gadis itu, sementara pipinya merasa sangat nyaman bersandar di dada empuk Haruna.

Sejujurnya ini terasa nyaman tapi tidak aman untuk dirinya. Renjun mendadak merasa berdebar. Tubuhnya terasa menegang terutama area bawahnya yang mendadak terbangun.

Sebenarnya ini adalah pertama kalinya, ya benar kelainan seksualnya membuat benda pusakanya itu belum pernah sekalipun merasakan ereksi.

'Jadi... Gini ya rasanya.' batin Renjun.

'sesak sekali.'

"Sudah 10 menit kan.." Haruna tiba-tiba mendorong tubuh Renjun menjauh dan membuat lelaki itu jatuh kesampingnya.

Renjun terlihat sedikit kecewa, dan dia sendiri juga tidak tau kenapa dia harus kecewa.

"C-cepat mandi kita berangkat sebentar lagi." Kata Renjun. Dia buru-buru bangun dari ranjang Haruna.

"Berangkat kemana?" Haruna menguap satu kali. Tangannya mengarah keatas untuk menggaruk kepalanya lalu mulai bergerak untuk merapikan rambut panjangnya dan menggelungnya keatas.

"Hari ini aku mau ke Jepang buat grand opening resort ku disana."

Mata Haruna yang mengantuk langsung terbuka lebar.

"Apa ? K-kenapa harus jepang?"

Dua alis Renjun bertemu tepat di tengah. Dia benar-benar tidak mengerti dengan maksud pertanyaan Haruna.

"Pertanyaan mu aneh. Aku buka resort di banyak negara bukan cuma jepang. Tapi kebetulan yang di jepang ini baru dibuka. Kenapa memangnya ? "

Haruna menggigit bibirnya. Ekspresi wajahnya terlihat antara takut dan gelisah, Renjun memperhatikan itu dengan jelas dan itu sungguh membuat nya penasaran.

Sebenarnya beberapa hal tentang Haruna dan masa lalunya sudah Renjun ketahui. Terima kasih kepada Lee Jeno seorang temannya dari badan intelejen yang telah menjadi informan berharga untuk Renjun.

"Eh.. mmm gapapa, aku cuma berpikir Jepang bukan tempat yang cocok." Haruna mencoba berkilah. Namun kebohongannya tergambar jelas di matanya.

Renjun berjalan mendekatinya dia berdiri satu langkah di depan Haruna.

"Kenapa kamu terlihat ketakutan?"

"Enggak aku biasa saja." Gadis itu beralasan lagi. Entah apa yang membuat Haruna berbohong.
Hal itu membuat Renjun semakin penasaran.

"Apa karena bibimu??"

Bingo !!
Gadis itu langsung melotot. Dia mendongak dengan wajah terkejut saat menatap Renjun.

"B-bagaimana kamu tau tentang bibiku?"

"Mudah saja. Aku punya banyak mata." Renjun bersedekap.

"Apa lagi yang kamu ketahui?"

Renjun tersenyum miring. Lelaki itu mengambil posisi untuk duduk di samping Haruna dengan mengambil jarak aman.

"Aku akan memberitahumu apa yang aku ketahui, tapi kamu juga harus berjanji untuk memberitahuku apa yang ga aku ketahui. "

Haruna mengalihkan pandangannya. Gadis itu terlihat tidak setuju.

"Kalau kamu memang ga ada niat buruk padaku aku ga akan mempermasalahkan masa lalumu. "

Gadis itu diam tampak ragu tapi rasa takutnya lebih dominan. Sekali lagi dia menjatuhkan tatapannya pada Renjun, seolah mengira-ngira apakah lelaki itu bisa di percaya atau tidak.

" Mm.. sebenarnya aku punya hari-hari yang berat dengan bibiku."

"Ya aku tau, dia menjualmu kan?"

Haruna mengangguk. Jemarinya sibuk memilin ujung piyamanya.

"Setelah orang tuaku meninggal aku harus tinggal dengan bibiku dan bekerja di rumah bordil untuk membayar hutang."

"Aku juga tau soal yang itu." Kata Renjun lagi.

Haruna kembali mengangguk-angguk. Informan Renjun pastilah orang yang hebat karena dia bisa tau semuanya. Laki-laki itu pasti sudah membayar mahal untuk dapat informasi ini. Lalu jika Huang Renjun sudah tau semuanya, apalagi yang harus Haruna beri taukan?

"Mm.. meskipun harus memuaskan banyak laki-laki tapi aku masih perawan, kurasa itu yang jadi alasan aku dijual."

Renjun berkedip cepat. Dia mengalihkan tatapannya dari Haruna. Entah kenapa tiba-tiba dia merasa canggung.

"O-key.." Renjun pikir dia tidak perlu tau yang satu itu. Tapi entah mengapa bibirnya malah mengulas sebuah senyuman tipis.

"Perlu kamu tau, kamu sekarang adalah wanita yang sudah menikah bukan lagi wanita single. Siapapun ga punya hak buat nyentuh kamu kecuali aku."

" Kamu mau menyentuhku?" Haruna berkedip lambat dengan senyuman menggoda. Renjun jadi tergagap karena itu.

"Ya ga begitu juga sih konsepnya."

Konsepnya Untouchable man

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Konsepnya Untouchable man... 😌😌
Vote.. vote... vote !!!!!

 vote !!!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Love Partner | HUANG RENJUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang