Renjun memesan privat pool di lantai paling atas kapal. Dia dan Haruna memilih berenang saat malam hari karena suasananya jadi lebih tenang.
Haruna lebih banyak diam di pinggir kolam, memperhatikan Renjun yang berenang dalam posisi terlentang.
Ucapan Renjun tadi pagi begitu membekas di hatinya. Sejujurnya gadis itu kecewa meskipun dia sudah memprediksi ini akan terjadi.
'Apa yang kau harapkan Runa? Ini hanya pernikahan kontrak.'
Gadis itu berulang kali mengingatkan dirinya sendiri.
"Hey.. katanya mau berenang??" Renjun berenang mendekatinya tapi Haruna hanya diam.
"Aku lelah." Jawab Haruna.
"Oh ya... Uangmu sudah aku transfer ya." Kata lelaki itu lagi.
Hati Haruna kembali mencelos. Terasa perih di beberapa bagiannya. Hubungannya dengan Renjun tak lebih hanya sebuah bisnis. Uanglah yang menghubungkan mereka. Dan uang adalah alasan Haruna menyetujui kontrak ini. Jadi tak sepatutnya Haruna berharap lebih.
Haruna yang hanya diam membuat Renjun mendekatinya, berdiri tepat di hadapannya dan memperhatikan mimik gadis itu
"kenapa? Kamu sakit?"
Haruna menggeleng. Renjun rupanya tak cukup peka dengan perasaannya. Haruna berusaha untuk tersenyum agar Renjun tidak bertanya lagi.
"Runa..."
"A-aku lelah, aku mau ke kamar."
Haruna ingin berjalan ke tangga kolam namun Renjun menahannya.
Tatapan lelaki itu menatap tepat di kedua bola mata Haruna yang berkilau di terpa cahaya temaram. Sedikit air matanya menggenang disana dan Renjun menyadarinya. Namun lelaki itu masih tak menyadari apa yang salah dengan gadis itu."Aku bikin kamu sedih ya?"
Haruna buru-buru menepis tangan Renjun dan memaksakan tawanya.
"E-enggak. Kamu ngomong apa sih? Aku ga sedih."
Tangan Renjun terangkat, menangkup kedua pipi Haruna lalu menyentuh bawah mata gadis itu dengan ibu jarinya.
"Tapi ada air mata disini."
Dan lagi-lagi Haruna menepis tangan Renjun. Haruna berpura-pura tertawa.
"Enggak itu pasti cuma air yang lompat ke mataku."
Haruna tiba-tiba menyiramkan air ke wajah Renjun dan kabur dengan suara tawa keras. Tidak ada hal lain yang bisa dia lakukan selain berpura-pura baik-baik saja seperti ini. Karena dia benar-benar tidak mau Renjun khawatir.
"Heh.. berani-beraninya nyiram air terus kabur." Renjun berenang mengejar Haruna.
Haruna yang tidak bisa berenang dan memilih berlari malah tertangkap. Renjun memeluknya dari belakang lalu menenggelamkan gadis itu hingga Haruna gelagapan memeluknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Partner | HUANG RENJUN
FanfictionHaruna sangat yakin dia datang untuk melamar pekerjaan, namun kenapa dia malah berakhir menandatangani kontrak pernikahan dengan seorang bos besar yang memiliki orientasi sex menyimpang? "Selamat, Anda di terima bekerja..." "...... Sebagai istriku."