Black Knight

02.3 | BELUM SIUMAN

VOTE DAN FOLLOW DULU 🤩

Terdapat mobil keliling yang selalu beroperasi di Distrik Umum. Seperti saat ini. Mobil pemurnian udara.

'Udara sedang dimurnikan. Polusi tingkat tiga.'

.

.

.

Ksatria 5-8 melihat ke kamar tempat Yoon Sa-wol berbaring. Tidak ada siapa-siapa. Ksatria 5-8 tersenyum lalu mengangguk tampak berpikir.

Ksatria 5-8 duduk di sofa ruang tengah dekat dua jendela yang mengapit layar besar di dinding.

"Aku harus mencarinya atau menunggunya?" tanya Ksatria 5-8 menatap tabung kecil berisi peluru.

.・゜゜・

Pintu terbuka menampilkan Nirguna, Dungu dan Pandir yang berjalan lesu sambil melepas masker dan kacamata pelindung lalu duduk di lantai.

"Rasanya mau mati."

"Aku juga."

Kakek datang menghampiri mereka bertiga. "Tidak ketemu?"

"Dia tak ada di mana pun. Dia masih hidup, kan?" tanya Nirguna, pria tampak agak sangar.

"Jika sudah mati, kenapa kakaknya datang ke sini?" Kakek segera beranjak dari sana.

"Awas saja kalau dia pulang. Aku akan memukulinya habis-habisan," kata pria tinggi.

"Kau mau memukul Sa-wol? Apa bisa?" tanya Nirguna tak percaya.

"Kenapa? Kau kira kami tidak bisa?" tanya balik pria lebih pendek pada Nirguna.

"Kakek. Sa-wol pasti ingin mati dan merasa bersalah," kata Nirguna membuat Kakek menatapnya.

"Kemungkinan seperti itu," kata Kakek.

.・゜゜・

Yoon Sa-wol melempar tas berisi keperluan yang diberi oleh Jung Seol-ah, ke gurun berpasir di depan lima pria. Yoon Sa-wol juga melempar masker yang dipakainya

Sepertinya lima pria yang biasa bertengkar dengannya. Preman.

"Apa maumu?" tanya salah satu pria.

"Pukul aku," balas Yoon Sa-wol lesu.

"Apa?!"

"Atau bunuh saja aku."

"Kau tidak waras, ya? Habisi dia!"

Pria itu mendorong tubuh Yoon Sa-wol sampai terbaring ke gurun.

Teman preman itu langsung maju memukuli Yoon Sa-wol.

Pukulan dan injakan kaki membuat Yoon Sa-wol meringkuk hanya menerima perlakuan mereka.

Yoon Sa-wol diliputi rasa bersalah tak bisa menyelamatkan Jung Seul-ah yang selalu mempedulikannya.

'Bugh!'

'Bugh!'

'Bugh!'

"Benar ucapanku. Dia pasti ingin dipukuli sampai mati," ucap Nirguna memperhatikan Yoon Sa-wol dipukuli.

"Preman! Dia bisa mati," ucap Dungu dan Pandir di sebelah Nirguna.

"Ambil apa pun," ucap Nirguna lalu mencari senjata di sekitar sana.

"Rasakan!" ucap satu musuh Yoon Sa-wol.

'Bugh!'

Salah satu dari mereka meraih kerah baju Yoon Sa-wol. "Kau akan mati sesak napas. Apa sudah cukup?"