03.3 | LULUS SELEKSI

4 2 0
                                    

VOTE DAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA 🤩

Ksatria 5-8 mengulurkan tangan ke meja menyodorkan kertas. Tampak punggung tangannya memiliki kode QR.

Jung Seol-ah mengambil kertas itu lalu membuka lipatan.

"Itu tato pelakunya," ucap Ksatria 5-8.

Tato dengan simbol segitiga bertumpuk. Ujung lancip segitiga di atas menancap ke sisi segitiga di bawahnya.

"Ada di tengkuk. Penculikan tak hanya terjadi di Distrik Umum. Anak pengungsi juga hilang," lanjut Ksatria 5-8.

"Pengungsi?"

"Berhati-hatilah. Mayor Jung Seol-ah," peringat Ksatria 5-8.

.・゜゜・

Kaos dibalut hoodie lalu jaket. Pakaian tebal nan lusuh.

Yoon Sa-wol berjalan menyusuri gurun berdebu. Masker oksigen dikenakan. Selebaran dibawa. Satu kertas lagi berupa peta menuju suatu tempat.

Yoon Sa-wol memasukkan kertas itu ke saku lalu berjalan ke gedung di depan sana.

Yoon Sa-wol memasuki gedung. Menyusuri lorong.

Sunyi.

Yoon Sa-wol ingat penjelasan Nirguna sebelum datang ke tempat itu.

.

.

"Dia juga menemui Lima Delapan, dan melihat neraka," jelas Nirguna di atas ranjang.

"Pintu Neraka," ucap Yoon Sa-wol di ranjang bawah yang mendengarkan penjelasan Nirguna.

"Jika masuk ke sana kau akan babak belur. Itu pemukulan berkelompok yang sangat mematikan," jelas Nirguna saat Yoon Sa-wol membuka-buka buku pemberiannya.

"Pemukulan berkelompok?! Pengeroyokan?!" tanya Yoon Sa-wol terkejut.

"Penulis buku itu koma selama seminggu," jelas Nirguna.

Yoon Sa-wol menatap buku yang dibuka.

BAB TIGA, PINTU NERAKA

.

.

Yoon Sa-wol menatap pintu tinggi merah dengan tulisan besar CM. Cheonmyeong.

Yoon Sa-wol membuka masker oksigen. "Jadi, kau si Pintu Neraka?"

Yoon Sa-wol memiringkan kepala ke kanan-kiri bergantian, melemaskan leher.

Menarik napas, menghembuskan pelan. "Kajja."

Yoon Sa-wol membuka pintu itu.

Seorang pria tampak berbicara dengan wanita di pinggir ring tinju.

Yoon Sa-wol berjalan ke sana seraya memperhatikan sekitar.

Mereka berdua, Ksatria 5-8 dan 4-1.

"Hanya kalian?" tanya Yoon Sa-wol.

"Maumu apa?" tanya Ksatria 5-8 dengan seulas senyuman.

"Tidak." Yoon Sa-wol menunjuk pintu di belakang yang tadi dilewati. Tampak bingung. "Pintu Neraka. Pengeroyokan."

4-1 tertawa singkat. "Astaga. Kau baca buku 'Aku Berikan Segalanya' atau apa itu? Naik."

4-1 hendak naik ke ring tinju tapi dihentikan Ksatria 5-8.

"Biar aku saja," ucap Ksatria 5-8.

4-1 menatap Ksatria 5-8 lalu Yoon Sa-wol. "Dia mati jika melawanmu."

Black KnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang