PART 4 : GLOW UP

560 31 4
                                    

🗡️

Supir Gilang yang sejak tadi sudah berdiri menunggunya di depan gerbang, tampak kaget saat melihat Gilang yang tampak tak mengenakan kacamatanya. Supir itu segera bergegas menghampiri Gilang dan mengiringnya masuk ke dalam mobil.

Saat di perlakukan seperti itu Gilang hanya diam, tak bicara. Dalam hatinya terbersit rasa marah dan kesal, ia malu. Bagaiman bisa ia tampak sangat lemah hanya karna sebuah kacamata.

"Den Gilang gak papa?" Tanya supir itu terdengar ragu. "Saya akan merahasiakan hal ini dari tuan besar" ujarnya seraya menyalakan mobil menuju kediaman Anggara.

"Hal ini sudah biasa terjadi ya?"

"Apa, den?" Tanya sang supir menyirit bingung. Sejenak ia lupa kalau anak tuannya ini mengalami hilang ingatan.

"Apa hal ini sudah biasa terjadi sama saya?" Pertanyaan Gilang hanya di balas anggukan ragu oleh si supir.

Lelaki itu menghela napasnya panjang, ia rasa sudah cukup hari ini ia berpura-pura sebagai Gilang. Jika boleh jujur, ingin sekali ia membalas perlakuan geng kakak tingkatnya itu. Namun apalah daya, ia harus mengetahui situasi sebelum menyerang titik lemah mereka.

Sambil mengepalkan tangannya, ia bertekat bahwa besok ia akan datang ke sekolah sebagaimana Matahari hidup di masalalu.

Gak akan gue biarin Gilang hidup di injak-injak seperti ini. Liat aja para bayi itu, masih bocah banyak banget gayanya. Yang lo hadapi itu bukan Gilang adek kelas lo. Tapi Matahari Sanggara, ketua mafia Big Bos.

"Pak, tolong antar saya ke toko optic" Gilang melipat kedua tangannya di dada, nadanya terdengar sangat dingin saat itu.

"Mau ngapain den?" Bingung sang supir memutar stir mobil menuju toko optic.

Gilang tak menjawab, lelaki itu sibuk mengulum senyumannya memikirkan sekenario balas dendam kepada sekumpulan kakak kelasnya itu. Lelaki itu terkekeh kecil sembari bergumam.

Awas lo para bayi pinyik, abis lo di tangan om-om ganteng kayak gue.

🗡️

Pagi ini, berbeda dari hari biasanya. Gilang yang tengah menuruni tangga menyapa ayahnya dengan ramah. Sagara sempat ternganga saat melihat perubahan Gilang.

"Anak siapa lu?" Tanya Sagara masih dengan mulut menganga.

"Anak Sagara, baru juga sehari udah lupa sama anak sendiri. Jangan sok pikun, Ayah kan masih muda" jawab Gilang mendelik kesal sembari menarik kursi dan duduk di meja makan.

"Tumben cakep, lagi naksir siapa lo?" Mata Sagara tampak berbinar menatap putra semata wayangnya itu. "Pasti lo lagi deket sama cewek kan?"

"Gak deket sih, tapi baru mau deket" ujar Gilang melahap roti selainya dengan lapar. Sambil memakai sepatu ia segera mengambil kunci motor di atas meja dan melangkah pergi menuju garasi.

"Doain Gilang lancar! Gilang berangkat sekolah dulu, yah!" Pamit Gilang segera menyalakan kuda besinya menuju SMA Bina Nusa.

Sagara tersenyum hangat saat melihat kepergian putranya, matanya tampak berkaca-kaca sambil melirik sebuah foto yang terpajang di dinding.

ILANGA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang