🗡️
Telfon segera di tutup, Gilang menghela napasnya lega. Hatinya yang penuh akan kerinduan kini semakin tak terbendung karna mendengar suara manis Thalita.
Kebahagiaan yang meluap-luap dari dalam hatinya dengan satu kalimat itu saja, sontak membuat semua kekhawatirannya seketika lenyap.
"Gue bertanya-tanya sejak kapan Thalita menyandra hatiku seperti ini" ujarnya tersenyum menatap layar ponselnya dengan penuh kehangatan.
Sial, kini gue semakin nyaman berada dalam tubuh Gilang. Gumamnya menghela napas panjang.
Gilang yang asli dimana ya, Apa dia bakalan balik lagi ke tubuhnya? Gue baru kepikiran, apa gue boleh tetap berada di sini?
Lelaki itu menatap langit yang tampak cerah, merasakan tiap hembusan angin yang menerbangkan rambutnya.
Dunia ini lebih baik dari pada dunia yang dahulu Matahari tempati. Di dunia ini sebagai Gilang, Matahari dapat merasakan sensasi menuntut ilmu dan bertemu dengan teman-teman sebayanya.
Hal ini tak pernah terbayangkan dalam benaknya saat menjadi Matahari dahulu. Karna Matahari bukanlah orang yang cocok untuk menjalani hidup normal seperti ini.
Matahari hanyalah seorang anak yatim piatu yang di besarkan di panti asuhan. Namun beruntung di angkat oleh seorang mafia dan di didik sejak dini untuk memegang kekuasaan Big Bos Mafia.
Senang rasanya saat Matahari mengingat ada Sagara yang selalu menyambutnya pulang di rumah, rasanya hangat saat berada di dunia Gilang. Begitu banyak cinta dan kasih sayang yang ia dapatkan.
Gilang, lo dimana?
Sekarang hanya itulah yang ada dalam benak Matahari, bolehkah ia serakah dalam kehidupan milik orang lain ini, atau ia harus mengalah.
BRAKK....
Spontan Gilang menoleh kebelakang, ia segera melangkah menuju pojok Rooftop. Tepat di mana seorang lelaki berseragam yang sama dengannya tengah merokok menatap langit biru.
Gilang bersembunyi di balik pintu, tak ingin mengganggu orang tersebut dalam mencari kenyamanan. Perlahan ia segera turun, namun sebuah foto mencuri pandangannya.
Ini kan, foto Jefry?
Gilang memungut sebuah foto yang tampaknya sudah di sobek menjadi tiga bagian itu. Tampak seorang wanita dan Pria di kiri dan kanan Jefry. Mereka bertiga tersenyum bahagia, itu adalah sebuah foto keluarga.
Namun, kenapa Jefry menyobeknya?
"Jefry" ujar Gilang pelan membuat Jefry spontan mengusap matanya kilat. Gilang dapat merasakan mata sembab milik Jefry tampak seperti habis menangis.
"Lo kenapa di sini? Gak ngantin bareng?" Tanya Gilang duduk di sebelah Jefry dan merogoh sebatang rokok di samping Jefry.
Lelaki itu menyalakan pemantik api di puntung kok tersebut, merasakan setiap sensasi manis di ujung rokok setiap kali ia menghisapnya.
"Gue temenin di sini deh, dari pada lo sendirian" ujar Gilang menghembuskan asapnya keluar.
"Lo punya gue sebagai teman lo, jadi jangan selalu merasa sendirian"
KAMU SEDANG MEMBACA
ILANGA [ON GOING]
Fiksi RemajaTwit AU : @Aissblue Matahari Sanggara, siapa yang tidak mengenalnya? Mafia berumur 26 tahun dengan banyak jejak kriminal yang melekat pada dirinya. Pada suatu malam, menuju sebuah kasino besar. Matahari tiba-tiba di tabrak dan mengalami kecelakaan...