PART 2 : LUPA INGATAN

794 32 3
                                    

🗡️

Bik Inah mengangguk pelan membuat Gilang hanya bisa menghela napasnya pendek.

"Gue tebak ibu gue kabur dengan pria lain?" Gilang hanya menebak, namun hal itu di balas anggukan oleh Bik Inah membuat ia lagi-lagi menghela napasnya.

"Wanita memang selalu seperti itu, dia selalu saja merasa kurang dan selalu menginginkan lebih" ucap Gilang pelan. "Mereka memang racun dunia"

Gilang menoleh menatap jendela kamarnya, kini sudah larut malam. Ia tak bisa jika hanya berada di dalam ruangan ini tanpa melakukan apa-apa.

"Eugh, jam berapa ini?" Suara serak khas bangun tidur terdengar dari Sagara, pria itu merenggangkan tubuhnya yang terasa lelah.

Gilang menatap ayahnya tanpa berniat melakukan apa-apa, kepalanya sibuk berputar memikirkan siasat untuk pulang.

"Ayah, aku hilang ingatan" ucap Gilang membuat Sagara yang baru saja bangun di buat terkejut oleh perkataan putra semata wayangnya itu.

"Nak, kamu jangan bercanda"

Sagara menatap putranya lekat, tak lama air matanya jatuh membuat dada Gilang terasa sesak saat melihatnya.

"Eh, kenapa ayah nangis?" Raut wajah Gilang berubah panik, tebersit rasa bersalah kepada Sagara karna tak bisa jujur jika putranya sudah tak berada di dunia ini.

Ia benar-benar bingung dengan perasaan ini

"Ayah engga apa-apa, sebenarnya dari awal ayah sudah menduga tentang hal ini" ujarnya sambil menyeka air matanya. "Gilang yang ayah kenal tak pernah sudi melihat wajah ayah. Kamu kan membenci ayah"

Gilang terdiam mendengar ucapan Sagara, hati Gilang terasa tercabik-cabik. Padahal hatinya berkata yang sebaliknya, namun entah mengapa Gilang yang sebelumnya memperlakukan Sagara dengan buruk.

"Kenapa aku harus benci sama ayah?"

Sagara tersenyum kecut mendengar pertanyaan Gilang. Ia tak menjawab membuat Matahari yang berada dalam tubuh Gilang hanya bisa menahan rasa sakit di dadanya saat mengatakan kata benci. Ia yakin jika Gilang sayang kepada ayahnya namun entah mengapa ia bersikap buruk kepadanya.

"Gilang mau pulang"

Ucapan itu mampu menyadarkan Sagara, ia segera melempar senyum menatap putranya. Rasanya tak boleh jika ia harus terus menahan putranya di tempat yang tak ia sukai. Jika itu Gilang yang dulu, ia pasti sudah ketakutan setengah mati jika mengetahui sedang berada di rumah sakit.

"Bik Inah, berkemaslah. Kita akan pulang malam ini juga" perintah Sagara segera di balas anggukan oleh Bik Inah.

Malam itu juga mereka kembali ke rumah tempat dimana keluarga Anggara tinggal.

Malam itu juga mereka kembali ke rumah tempat dimana keluarga Anggara tinggal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ILANGA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang