🗡️
Pagi ini, seperti biasanya. Gilang berangkat sekolah bersama sepeda motor kesayangannya. Melewati padatnya kota metropolitan jakarta, Gilang memarkirkan motornya segera setelah ia sampai di SMA Bina Nusa.
Seorang satpam membungkuk hormat kepada Gilang saat berpaspasan dengannya, seketika hanya dalam satu malam.
Semua orang mengetahui siapa Gilang Anggara.
"BOS!" sahut Reza bersama teman-temannya berlari menghampiri Gilang.
"Widih, gila ya lo! Gue gak nyangka lo anak angkat pak Sandra" Jefry merangkul bahu Gilang akrab, sambil memainkan jambul keritingnya.
"Itu cuman keberuntungan doang" jawab Gilang santai.
Cris membenarkan letak kacamatanya sambil menatap Gilang lekat. "Berarti sekarang lo jadi pemilik SMA Bina Nusa dong?" Tanya Cris di balas anggukan oleh Gilang.
"Lo..." Alex tampak ragu berbicara. "Bagaimana bisa lo menjadi anak angkat pak Sandra?"
Gilang menghentikan langkahnya, menatap wajah penasaran dari teman-temannya seraya menghela napas panjang.
"Kalian biasanya main taruhan dimana?" Tanya Gilang.
Reza mengangkat alisnya bingung, seraya menerka. "Arena balapan?"
"Biasanya kami balapan liar dengan taruhan aset atau uang" jawab Alex.
"Kalian tau?" Gilang merangkul Alex dan Reza akrab seraya berbisik pelan kepada keduanya.
"Saat balapan, target kalian hanyalah sekumpulan anak remaja yang masih mendapatkan uang dari orang tua mereka"
"Karna itu, gue pergi ke kasino"
Cris tersedak kaget saat mendengarnya, setaunya kasino sudah lama tutup sejak jaman masa pemerintahan presiden Suharto.
"Kasino lo bilang? Tempat perjudian itu?" Kaget Jefry di balas anggukan oleh Gilang.
"Tentu saja itu ilegal, namun seperti yang kalian tau..." Gilang menggantungkan ucapannya, sambil menatap semua teman-temannya yang penuh rasa penasaran.
"Di sana adalah tempat segala uang berkembang"
Reza berbisik pelan di telinga Gilang. "Lo gak di tangkap kan karna pergi ke sana?"
Gilang tertawa lepas mendengar kekhawatiran teman-temannya.
"Gue hanya pergi sekali, dan itu adalah kedatangan gue yang terakhir kali" jawab Gilang santai.
"Seperti yang lo lihat, gue sudah terlalu kaya"
Ucapan Gilang tak dapat di bantah, mereka semua berdehem setuju dengan ucapan Gilang. Awalnya mereka kira kisah Gilang akan seperti kisah Cinderela yang mendadak kaya. Namun sebaliknya, ada cara licik yang ia gunakan.
Semasa ia menjadi mafia, datang ke kasino adalah hal yang wajar, karena di sana adalah pusatnya perdagangan dunia. Baik narkoba, minuman keras, pil yang dapat membunuh dan segala hal semuanya ada di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILANGA [ON GOING]
Teen FictionTwit AU : @Aissblue Matahari Sanggara, siapa yang tidak mengenalnya? Mafia berumur 26 tahun dengan banyak jejak kriminal yang melekat pada dirinya. Pada suatu malam, menuju sebuah kasino besar. Matahari tiba-tiba di tabrak dan mengalami kecelakaan...