🗡️
Gilang menyeka sudut bibirnya dengan tisu, sambil menatap cermin di toilet lelaki itu segera membasuh wajahnya.
"Dasar Cegil" ucap Gilang mengendus kesal.
Lelaki itu segera melangkah keluar, melewati koridor hendak menuju kelas. Namun saat melewati deretan kelas 10, tanpa sengaja mata Gilang tertuju kepada sebuah patung air mancur di taman sekolah.
Patung berbentuk duyung itu membuat Gilang merasa tertarik untuk melihatnya. Lelaki itu segera melangkah mendekati sang air mancur kemudian menatapnya lekat.
"Lo suka sama patungnya?" Ucap seseorang mampu mengagetkan Gilang.
"Siapa lo?" Tanya Gilang kepada sosok gadis berseragam putih abu itu penuh curiga. "Ia sudah cukup mual untuk mendengar lagi gombalan lainnya, hari ini"
"Kenalin, gue Herlina" jawabnya terdengar santai membuat Gilang seketika menurunkan kewaspadaannya, tampaknya baru kali ini Gilang menemui gadis yang tampak normal.
"Apa pacar lo gak marah kalau liat kita bersama?" Tanya Herlina.
Gilang terdiam sejenak, kemudian melangkah mundur sedikit menjaga jarak dari Herlina. Lelaki itu menurunkan pandangannya, tak ingin menatap wajah gadis di depannya.
"Baguslah kalau begitu, gue juga takut pacar gue salah paham" ucap gadis itu membuat Gilang sontak terdiam, gadis yang sudah memiliki pacar ini mengapa mendekatinya seperti ini.
"Lo tau? Ada cerita di balik patung duyung ini" ujar Herlina membuat Gilang menatap patung duyung itu heran.
"Cerita apa?"
"Dulu, ada cerita tentang seorang manusia yang jatuh cinta kepada seekor duyung, sang duyung cukup terhibur dengan manusia. Sang duyung pun sering naik ke daratan demi menghabiskan waktu dengan sang manusia"
"Namun tiba-tiba, sang duyung meminta manusia untuk membuktikan rasa cintanya, dengan meminta manusia tersebut untuk ikut ke dalam dunianya. Padahal duyung tau manusia tak dapat hidup di tempatnya" ucap Gadis itu tersenyum tipis sambil menatap air dalam kolam tersebut.
"Tanpa ragu, manusia itu ikut ke dalam dunia duyung yang di harapkan oleh duyung tersebut. Mereka terus bermain hingga tanpa sadar manusia itu sudah mencapai batasnya"
"Tapi semuanya sudah sia-sia, duyung tak bisa lagi menemukan manusia tersebut. Manusia itu hayut dalam lautan" ucap Herlina mengakhri ceritanya. "Itu karena permintaan pembuktian cinta oleh sang duyung"
"Bukankah cerita ini terdengar sangat bodoh?" Ucap Herlina terkekeh kecil. "Menurut lo kenapa manusia itu sangat ingin ikut ke dunia Duyung padahal ia sudah tau kalau ia tak akan bisa hidup di sana"
"Mu—mungkin itu karena manusia begitu mencintai sang duyung hingga ia rela mati tenggelam dalam air"
"Dia sangat bodoh" ucap Herlina membuat Gilang lagi-lagi di buat bungkam.
Sejenak Gilang merenung. "Lo benar, dia bodoh" ucap Gilang memelan, sambil menundukkan kepalanya.
Ah, ini terdengar seperti kisah gue dan Thalita batin Gilang lagi-lagi menundukkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILANGA [ON GOING]
Teen FictionTwit AU : @Aissblue Matahari Sanggara, siapa yang tidak mengenalnya? Mafia berumur 26 tahun dengan banyak jejak kriminal yang melekat pada dirinya. Pada suatu malam, menuju sebuah kasino besar. Matahari tiba-tiba di tabrak dan mengalami kecelakaan...