🗡️
"Ada yang ingin bertanya?" Ujar Gilang yang kini tengah duduk di sebuah meja bundar khusus rapat penting.
Di meja itu terdapat kursi untuk para The Bos, mereka semua tampak duduk dengan tenang sembari mendengarkan rencana Gilang sejak tadi.
"Ada!" Sahut Reza mengangkat tangannya. "Kenapa kami bertiga di panggil? Padahal kami bukan Big Bos mafia?" Tanya Reza di balas anggukan oleh Jefry.
"Ah, sebenarnya salah satu dari kalian adalah seorang anggota Big Bos" ucap Gilang melirik Cris yang tampak membenarkan letak kacamatanya.
"Ah, lo udah tau?" Ucap Cris menghela napasnya panjang.
"Siapa yang tidak mengenal lo, sejak lo tinggal bersama gue. Gue selalu mengawasi lo" kekeh Gilang tersenyum tipis. "Bukan hanya membunuh, lo juga jago mengawal dan memanipulasi informasi benar bukan?"
Cris terdiam tak menjawab, ia membenarkan ucapan itu membuat Reza dan Jefry tercengang di buatnya.
"Lalu gunanya kami di sini?" Tanya Reza membuat Gilang mengangkat satu sudut bibirnya naik.
"Reza, lo selalu bergerak dengan cepat dan memiliki kemampuan untuk membuat orang lain berpihak kepada lo" ujar Gilang terkekeh kecil saat mengingat bagaimana cara Reza meminta maaf di kantin saat itu. "Kalau gue lihat lo sangat ahli dalam mengubah situasi buruk menjadi keuntungan"
"Ah, lo benar" ucap Reza merasa malu saat di puji, lelaki itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal sembari mengengir girang.
"Lalu lo, Jefry" ucap Gilang menatap Jefry lekat. "Seperti danau yang tenang, tetapi dengan kecerdasan yang berenang di dalamnya, lo adalah orang paling tenang yang gue kenal. Bahkan di saat paling sulit pun lo masih bisa berdiri tegap. Lo adalah orang yang dapat di andalkan"
Semua orang termenung saat mendengar ucapan Gilang, mereka semua jelas punya potensi untuk membantu Gilang dalam membalaskan dendamnya.
Namun sejak tadi ada yang membuat Thalita bingung, kenapa lelaki itu terus menatapnya lekat?
"Kenapa lo terus menatap gue seperti itu?" Tanya Thalita kepada Gilang.
"Kenapa? Apa ini hal yang baru bagi lo?" Tanya Gilang tersenyum tipis sembari menatap iris coklat itu lekat.
"Gue selalu hanya menatap lo, Thalita"
DEG....
Jantung Thalita seketika berdegup kencang. Dengan wajah lelaki yang ia cintai, bagaimana ia bisa dengan mudah melupakan kekasihnya itu. Hal itu membuat pikirannya terus saja khalut.
"Kalau hal ini membuat lo gak nyaman, gue bakalan tutup mata" ucap Gilang menutup matanya erat.
"Wahhh, romantis sekali. Gue sampe muak" ucap Reza bertepuk tangan sembari tersenyum hambar membuat tawa seketika pecah.
"Makanya cari pacar sana!" Ledek Cris membuat Reza berdesir.
"Urus mantan lo itu, masa pacaran di bagi-bagi mana sama temen sendiri" ketus Reza membuat tawa mereka lagi-lagi pecah.
"Oh iya, terus rencana bos sekarang kayak gimana?" Tanya Gery membuat Gilang berpikir sejenak.
"Bukannya tinggal di serang saja? Mereka bakalan kalah telak semudah membalikan telapak tangan" ujar Ferlic membuat Gilang menggeleng sembari beranjak dari tempat duduknya mendekati Ferlic.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILANGA [ON GOING]
Teen FictionTwit AU : @Aissblue Matahari Sanggara, siapa yang tidak mengenalnya? Mafia berumur 26 tahun dengan banyak jejak kriminal yang melekat pada dirinya. Pada suatu malam, menuju sebuah kasino besar. Matahari tiba-tiba di tabrak dan mengalami kecelakaan...