PART 10 : SANGGARA CORP

431 24 0
                                    

🗡️

"Ada apa tuan?" Bik Inah menghampiri Sagara dengan raut wajah panik.

"Gilang gila! Kok dia bilang kita bakalan pindah ke mansion Sandra!" Sagara menunjuk putranya dengan tatapan wajah tak percaya.

Bik Inah menggaruk tengkuknya yang tak gatal seraya membenarkan ucapan Gilang. "Tapi den Gilang bener tuan, kita bakalan pindah ke mansion Sandra. Ini surat pindahnya sama saya"

Sagara segera menarik surat ijin itu, sambil melotot kaget saat melihat isi dari kertas tersebut. Ia sangat kaget saat membacanya di tambah surat itu sudah di bubuhi tanda tangan kepala daerah.

Sagara terduduk kaget "Gimana udah percaya kan?" Tanya Gilang membuat Sagara hanya diam termenung.

"Tuan muda, barang-barang sudah selesai kami pindahkan. Anda bisa langsung menempati mansion" seorang pengangkut barang menghampiri Gilang seraya memohon pamit.

"Baiklah, pak supir antar kami ke rumah baru kita!" Seru Gilang menarik ayahnya masuk kedalam mobil untuk pergi menuju mansion Sandra yang kini sudah berubah nama menjadi Sanggara.

"Baiklah, pak supir antar kami ke rumah baru kita!" Seru Gilang menarik ayahnya masuk kedalam mobil untuk pergi menuju mansion Sandra yang kini sudah berubah nama menjadi Sanggara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Den it—itu mansionnya den?" Tanya Bik Inah.

Tak hanya Bik Inah, sang supir, dan Sagara juga tampak kaget saat melihat mansion itu. Jika di gambar kan dengan kata-kata mansion ini dapat di gambarkan dengan kata mewah.

Pantas saja banyak dokumen yang memerlukan ijin dari para petinggi, ternyata asetnya sebanyak ini.

"Ini cukup memuaskan" Gilang menarik satu sudut bibirnya puas.

"Gila ya! Ini terlalu mewah, jauh dari kata memuaskan!" Ujar Sagara tak terima. "Ini adalah karya seni, bagaimana bisa kita tinggal di rumah seperti ini! Ini hal yang mustahil"

Gilang tersenyum sambil membuka pintu mobil hendak keluar dari sana.

"Sayangnya hal yang mustahil itu telah aku wujudkan"

Sagara benar-benar tak habis pikir, bagaiama bisa Gilang menjadi pemilik semua aset milik Sandra. Ini hal yang Gila, pikirnya.

"Nak!" Ucap Sagara menepuk bahu Gilang, menatapnya penuh tatapan mengintimindasi.

"Lo gak mendapatkan segalanya dengan cara yang haram kan?"

Gilang meneguk ludahnya kasar, jika ia menjawab, tentu judi itu adalah tindakan haram. Namun bukankah pak Sandra sendiri yang mengatakan akan bertaruh karna ingin cepat mengakhiri beban dalam hidupnya.

"Aku gak bisa jawab iya atau tidak, yang pasti ini adalah hasil sedekah dan kemurahan hati pak Sandra" jawab Gilang, dengan dalih sempurna.

Sagara menghela napasnya panjang. "Ayah tak menduga kamu dapat melakukan hal kotor seperti itu, namun..."

"Ayah bangga kepadamu" Sagara mengacungkan jempolnya kepada Gilang dengan raut wajah serius.

Tawa Gilang hendak pecah saat melihat wajah itu, wajahnya terasa familiar dengan meme yang sering terlihat di grup whatshap ibu-ibu komplek.

ILANGA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang