🗡️
Gilang membuka matanya perlahan, merasakan tiap titik terang matahari yang masuk menyinarinya dari balik jendela.
Sejenak lelaki itu tertegun, melihat keempat teman-temannya tertidur pulas di sofa UKS. Begitu pula sang gadis pujaan hatinya, yang tampak tertidur lelap di sampingnya.
Perlahan tangan Gilang terulur, mengelus helaian rambut panjang milik Thalita. Tanpa sadar senyuman tercetak di bibirnya, rasanya seperti mimpi.
Padahal dulu saat menjadi Matahari, ia tak pernah sekalipun berpikir untuk memiliki seorang pacar yang nantinya akan menghambat dan menjadi titik kelemahannya.
Hanya saat menjadi Gilanglah, ia dapat bebas mencintai seseorang. Tanpa merasa khawatir, sesuatu akan terjadi kepadanya.
Namun ternyata hal itu tak berlangsung lama, pelahan ia mulai menyadari bahwa Thalita bukanlah wanita yang memiliki hidup normal seperti orang lain.
Gadis ini, mirip sekali seperti diriku saat menjadi Matahari. Gumamnya membuat Thalita terbangun.
"Gilang?" Ujarnya mengucek matanya segera di hentikan oleh Gilang.
"Jangan di kucek, nanti perih" ucap Gilang membuat Thalita terhenti menatap bibir lelaki itu.
"Aah, maaf" Thalita segera memalingkan wajahnya yang tampak merah padam. Pikirannya masih terbayang saat ia menautkan bibirnya dengan Gilang tadi. Hal itu begitu memalukan untuknya.
"Thalita lo kenapa?" Tanya Gilang khawatir saat melihat wajah Thalita sudah memerah. "Kamu demam? Ini aku priksa" ujar Gilang beranjak membuat Thalita segera terperanjat kaget.
"Aa, gue gak papa!" Bantah Thalita membuat Gilang semakin menyiritkan dahinya merasa bingung.
"Kakak kenapa?" Tanya Gilang sekali lagi.
Lelaki itu segera beranjak dari kasurnya dan menggendong Thalita untuk berbaring di atas kasur bersamanya. Lagi-lagi jantung Thalita berdegup kencang, ia tak bisa lagi menahannya.
"Tidurlah kak, kita ini pasien" ucap Gilang mencoba menenangkan Thalita sembari menyelimuti tubuh mereka.
Thalita tak bisa lagi mengontrol dirinya, gadis itu menutup wajahnya malu saat di hadapkan dengan dada bidang Gilang yang berada tepat di depan matanya.
Sambil membelai rambut Thalita, Gilang memeluknya posesif. Tak berniat untuk melepaskannya barang sejengkal.
"Gi—Gilang!" Pekik Thalita terkejut, namun hal itu tak membuat Gilang berhenti dan terus menarik gadis itu masuk kedalam pelukannya.
"Kamu bisa diem gak?" Ucap Gilang terdengar dingin membuat Thalita sontak mati kutu di buatnya. Baru pertama kali ia mendengar perkataan seperti itu dari Gilang.
"Gilang! Lo—" belum sempat Thalita mengucapkan perkataanya, Gilang menaruh jari telunjuknya mengatup bibir Thalita gemas.
"Stttth baby" ujar Gilang berbisik pelan di telinga Thalita. "Mau sembuh gak?"
Thalita hanya diam, ingin berkata bahwa ia tidak sedang sakit, namun Gilang menyuruhnya untuk tetap diam.
Maka tak ada pilihan lain, keduanya segera terlelap dalam mimpi mereka, dalam satu ranjang yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILANGA [ON GOING]
Teen FictionTwit AU : @Aissblue Matahari Sanggara, siapa yang tidak mengenalnya? Mafia berumur 26 tahun dengan banyak jejak kriminal yang melekat pada dirinya. Pada suatu malam, menuju sebuah kasino besar. Matahari tiba-tiba di tabrak dan mengalami kecelakaan...