🗡️
Pagi ini, Gilang segera bersiap dengan setelan jas nya yang tampak tergantung rapi di dalam lemari. Lelaki yang baru saja selesai mandi itu segera mengecek jam di dinding dengan ekor matanya.
Ia hampir terlambat.
"Ah, seharusnya ayah membawa dokumen ini" ucap Gilang memungut sebuah dokumen di atas meja kerjanya. "Tampaknya dia meninggalkannya"
"Tapi, dokumen apa ini?" Ucap Gilang mulai penasaran, segera membalik isi dokumen itu untuk membacanya.
"Kenapa tulisannya tidak bisa di baca?" Gumam Gilang menyipitkan matanya.
"BIK INAH!" Pekik Gilang memanggil sang maid.
Bik Inah segera berlari kencang menghampiri kamar majikannya tersebut sambil membukuk hormat.
"Ada apa, den?"
"Kok gue gak bisa baca tulisan ini? Apa bahasa di kertas ini merupakan bahasa yang tak gue kenal?" Tanya Gilang membuat Bik inah menghela napasnya panjang.
Rasanya seperti sedang Deja Vu.
Bik Inah segera membuka laci meja Gilang dan menyodorkan kacamata kepada Gilang. Sejenak lelaki itu lupa bahwa ia tak memakai kacamatanya.
"Hehehe, makasih Bik" kekeh Gilang menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Dari pada den pake Soflans mending coba oprasi lasik aja, Den" saran bik Inah membuat Gilang bergidik ngeri.
"Gak ah bik! Nanti mata gue di kikis kan ngeri kalau gue betulan buta!" Ucap Gilang tampak merinding.
Bik inah hanya menaikkan bahunya tak tau, dan segera pergi meninggalkan ruangan tersebut. Gilang segera memakai kacamatanya dan mulai membaca dokumen tersebut dengan seksama.
"Damn! Apa-apaan ini?!" Ucap Gilang segera merobek dokumen tersebut dan membuangnya kedalam tongsampah.
"Apa gue bakalan jadi miskin lagi?" Ucap Gilang tampak resah. "Gawat, gue benci kemiskinan"
KAMU SEDANG MEMBACA
ILANGA [ON GOING]
Teen FictionTwit AU : @Aissblue Matahari Sanggara, siapa yang tidak mengenalnya? Mafia berumur 26 tahun dengan banyak jejak kriminal yang melekat pada dirinya. Pada suatu malam, menuju sebuah kasino besar. Matahari tiba-tiba di tabrak dan mengalami kecelakaan...