17. rio?

34 4 0
                                    

anyeong!!!!!

apa kabar semunyaaaaaa?

jangan lupa tinggalkan jejak ⭐💬

-happy reading-

"Ada apa sayang? Tumben nelpon," Sapa Zerro dari seberang sana, hari masih pagi buta tapi Lidia menghubunginya membuatnya mau tak mau harus meninggalkan tidur nyenyaknya.

"Kamu belum bangun?!" Kaget Lidia, mentang-mentang hari minggu Zerro malah asik rebahan.

"Emang kenapa? Masih pagi juga." Lidia dapat mendengar suara serak dari Zerro.

"Pagi dari mana?"

"Emang udah siang ya?"

"Dini hari," Kekeh Lidia menyebalkan. "Sayang aku mau izin jenguk Rio ya?"

"Rio? Siapa? Cewek apa cowok?" Tanya Zerro cepat.

"Rio tetangga sebelah, yang waktu kecil sering main sama kita." Jelas Lidia.

"Oh, gausah di jengukin."

"Ih kamu kenapa sih?!" Dengan sebal Lidia menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang empuk miliknya.

"Emang kalo kamu jengukin, dia bisa langsung sembuh? Gak juga 'kan? Jadi percuma." Terdengar suara Zerro jauh berubah dari ucapannya sebelumnya.

"Ya setidaknya kita punya effort!" Bantah Lidia.

"Effort kamu cuma buat aku."

"Terserah!" Lidia mematikan sambungan telepon secara sepihak, sebelum akhirnya handphonenya terus berdering karena telpon dari Zerro. Tapi Lidia mengacuhkannya.

Lidia merebahkan tubuhnya, memejamkan matanya sejenak untuk memenangkan diri. Tak sampai lima menit pintu kamarnya diketuk oleh seseorang.

Tokk... Tokk... Tokk...

"Masuk,"

Pintu kamarnya berdenyit menunjukkan bi Ayu dengan wajah ramahnya. "Non, didepan ada Den Zerro." Ucapnya membuat Lidia membulatkan matanya.

"Bilangin, Lidia gak mau diganggu!" Ucapnya kemudian menggulung diri didalam selimut.

"Tapi Non---"

"Biar saya yang urus Bi," Dengan lancangnya Zerro masuk ke kamar Lidia, terserahlah nanti apapun hukuman dari ayahnya akan dirinya terima. Tampilan pemuda itu pun tak ada rapi-rapinya, ia hanya mengenakan kaos putih polos di padukan dengan celana pendek hitam, sandal rumahan, rambut acak-acakan tapi tetap ganteng.

"Oh, yaudah kalo gitu Bibi ke bawah dulu ya." Pamit Bi Ayu.

Zerro diam saja, bersandar di meja belajar Lidia dengan melipat kedua tangan didepan dada. Memperhatikan gerak-gerik Lidia.

"Gue mau ajak lo jalan, tapi kayaknya lo lebih milih sama Rio." Zerro membuka suara membuat Lidia mengeluarkan kepalanya dari dalam selimut saat mendengar kata 'lo-gue' dari Zerro.

"Gak baik cowok masuk kamar cewek!" Sinis Lidia.

"Begitu juga sebaliknya, lo gak boleh masuk ruang rawat inap Rio. Sama-sama kamar 'kan?"

[√] 2. ZerroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang