39. berakhir

71 4 0
                                    

anyeong!!!

jangan lupa tinggalkan jejak⭐ 💬

-happy reading-

Malam ini Lidia terdiam dengan pikiran yang terus bercabang kemana-mana, jam sudah menunjukkan pukul 23.11 malam, hujan deras juga mengguyur ibu kota, memang waktu cantik untuk bergalau.

Tak dapat terpungkiri betapa kecewanya Lidia pada Zerro, belum ada yang berubah. Tidak ada lagi tawa dari bibirnya jangankan tawa secarik senyum pun seakan sirna ditelan semesta. Bahkan Lidia sempat dalam kondisi yang sangat tertekan, sehingga David dan Jackson memanggilkan psiketer agar Lidia tidak seperti mayat hidup.

Hidupnya tak lagi bercahaya seperti dulu, matanya terus saja menatap kosong ke arah depan. Hidupnya benar-benar sangat hancur karena Zerro.

"Lid, makan ya? Gue udah buatin bubur ayam buat lo." Ajak Alora yang datang dengan semangkuk bubur ayam buatannya. Ia memang berencana untuk menginap dirumah Lidia.

"Aku juga udah buatin kamu jus alpukat, bukan jus wortel." Timpal Claira yang kini tengah membawa segelas jus alpukat.

"Gue gak laper," Jawab Lidia pelan, beruntung Lidia mau merespon, karena semenjak kejadian kemarin mulutnya sangat keluh untuk bersuara.

"Makan ya, lo pucet banget." Bujuk Alora, "Lo tega gak mau makan masakan gue?" Tanyanya lagi mendramatisir.

"Seenggaknya kamu minum ini ya?" Timpal Claira, ia meletakkan jus alpukat buatannya diatas nakas.

Claira juga mendudukkan tubuhnya disamping Lidia, "Katanya, penderitaan kita hari ini bisa jadi akan menjadi kebahagiaan kita dihari esok. Dan katanya lagi, kalau kita bisa sabar dan menerima apapun penderitaan itu maka akan cepat buat kebahagiaan itu akan datang." Ucap Claira sok dewasa.

"Bener Lid, belajar berdamai buat hal-hal yang emang gak bisa kita ubah. Kita harus belajar melalui hujan dan pelangi, berawal dari gerimis, perlahan menjadi rintik air hujan, dan perlahan akan menjadi derasnya hujan, disaat hujan reda pelangi atau keindahan akan datang, kalaupun keindahan itu gak dateng tapi lo harus ingat bahwa hujan deras itu akan berhenti." Timpal Alora.

"Mungkin ini cara tuhan buat kasih cobaan dihubungan kalian, mungkin juga ini akan menjadi titik terang di hubungan kalian." Sambung Alora.

"Zerro udah nerima hukuman, dia juga mau bertanggungjawab. Aku rasa, rasa kamu sama Zerro masih sangat besar, tetapi kekecewaan menutupinya." Ucap Claira berhasil membuat Lidia menatapnya.

"Zerro bajingan, Zerro itu bajingan...!!" Lidia meremas ujung pyama yang kini ia kenakan, rasanya benar-benar sangat menyakitkan.

"Dia renggut segalanya, hidup gue hancur, masa depan gue hancur, orang tua gue bakal kecewa Ra....!!!" Lidia mengusap air matanya kasar.

"Lid, bener-bener gak ada kata maaf buat Zerro? Dia dikendalikan, itu bukan dia, dia terpaksa, bukannya Zerro mabuk disaat dia gak sengaja nyentuh lo?" Tanya Alora, "gak hanya dikendalikan oleh alkohol, tapi juga dikendalikan oleh obses." Jelas Alora.

"Zerro mengalami gangguan mental old, yang berarti obsessed love disorder, dimana penggunaannya akan terobsesi oleh seseorang, dan Zerro terobsesi sama lo Lid. Dia tuh kayak punya hasrat mau jaga lo, tapi caranya yang salah. Disini gue gak membela Zerro, gue gak membenarkan tindakannya, tapi emang bener-bener susah ya, buat lo maafin dia?" Tanya Alora berhasil membuat dada Lidia terasa sesak.

"Zerro trauma kehilangan, dia takut kehilangan lo, dia takut lo pergi dari hidupnya, dia benar-benar sangat takut itu yang ngebuat dia seposesif kemarin." Jelas Alora.

[√] 2. ZerroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang