anyeong!!!
jangan lupa tinggalkan jejak⭐💬
-happy reading-
Wajah Zerro memerah, tangannya terkepal, urat-urat lehernya menonjol, rahangnya mengeras, giginya bergemelutuk, matanya memacarkan kemarahan yang teramat besar.
"SIALAN!!!"
BRUKK!!!
"Aduh bestiii!!" Ringis Muzza, baru saja ia akan masuk ke dalam basecamp tanpa aba-aba dan secara tiba-tiba Zerro menendang kakinya dengan keras.
Zerro tersadar, "Eh sorry Za," Sesalnya, ia menghampiri Muzza yang kini terduduk karena mendapat serangan dadakan.
Zerro membantu Muzza bangkit, membawa pemuda itu ke sofa. "Lo kalo mau ngamuk lihat-lihat sekitar ya anjing." Dumel Muzza, ia menyingkap celananya melihat tulang keringnya yang membiru.
"Rasanya gimana Za?" Tanya Zerro heran, padahal ia hanya menendang tulang kering Muzza sehingga membiru.
"Rasanya ah mantap." Asal Muzza, enteng sekali Zerro bertanya demikian.
Zerro mengangguk santai, sedetik kemudian ia menyadari tadi ia tengah mengamuk kenapa amukan nya bisa redah dengan seperkian detik? Kenapa pula ia bisa berubah dari baik-baik saja menjadi mengamuk ini masih dipertanyakan!
Matanya kembali memancarkan kemarahan, bahkan tangannya yang berada di lengan Muzza perlahan mengepal.
"Kek macan lo," Maki Muzza melihat perubahan dari wajah Zerro.
Brugh!
"SIALAN LO!!" Teriak Muzza mengelus pipinya yang menjadi sasaran Zerro. Bahkan tubuhnya terjengkang ke belakang karena pukulan keras Zerro, ujung bibirnya robek sehingga mengeluarkan darah segar.
Zerro kembali tersadar, "Sorry Za," Sesalnya, sedangkan Muzza menyunggingkan senyum kecut.
"Dunia gak melulu tentang maaf dan memaafkan ya anjing," Makinya.
Zerro tak lagi memperdulikan Muzza, ia berjalan ke arah luar, ia langsung menaiki motornya lalu menarik pedal gas dengan kencang.
Tak memiliki waktu lama, motor Zerro sudah terparkir di parkiran caffe yang kini ia kunjungi sesuai arah GPS yang sengaja ia pasang di kalung yang ia berikan pada Lidia. Sehingga Zerro dapat mengetahui dimana pun gadis itu berada.
Zerro memasuki caffe, seluruh mata menatapnya takjub. Siapa yang tidak terpesona dengan ketampanan Zerro yang berada diatas rata-rata. Lihatlah hanya dengan mengenakan kaos oblong berwarna hitam, dan celana jeans hitam, rambut acak-acakan, dengan kaca mata andalannya. Sorot matanya tajam, terlihat aura brengis dari pemuda itu.
Netra Zerro langsung tertuju pada kerumunan gadis, juga ada beberapa cowok yang berkumpul. Matanya langsung menatap salah satu gadis yang kini tengah tertawa senang, sesekali gadis itu akan menyeruput jus lemon nya.
Zerro melepas kacamatanya, berjalan santai menghampiri beberapa human itu. Ketika sampai, Zerro tak banyak bicara ia memilih duduk disebelah Lidia yang menatapnya terkejut. Tak hanya Lidia, bahkan teman-temannya yang lain juga ikut terkejut.
"Ini Zerro alumni SMP juga 'kan?" Tanya seorang gadis menunjuk Zerro tak percaya.
"Lidia lo bilang Zerro lagi diluar kota makanya gak bisa ikut, kok Zerro disini?" Tanya gadis yang kini memakai baju berwarna merah muda.
Lidia hanya menanggapi dengan senyum tak enak, ia sengaja tak ingin memberi tau Zerro karena sudah dipastikan pemuda itu menolak, ia juga sengaja tak ingin izin karena Zerro pasti akan mencegahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/338684414-288-k950411.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[√] 2. Zerro
Подростковая литератураpart masih lengkap! "apa kamu tau perbedaan antara rasa suka dan cinta?" tanya Zerro menatap Lidia. "engga, emang beda ya?" tanya balik Lidia heran. "beda sayang, ibarat kalo kamu suka sama bunga kamu bakal metik bunga itu dan ngebiarin dia layu...