33. lelah

41 4 0
                                        

Anyeong!!!

jangan lupa tinggalkan jejak ⭐💬

-happy reading-

Sudah biasa bagi Lidia melihat perubahan di semua temannya, bahkan mereka tak bertegur sapa dengannya diminggu ini. Jelas Lidia merasakan perubahan itu.

Lidia keluar dari salah satu bilik yang tadi ia masuki ditoilet, ia langsung berpapasan dengan Claira.

'"Ra," Panggilnya, sedangkan Claira langsung berjalan menghindarinya. Tetapi dengan cekalan tangan Lidia membuat gadis itu menghentikan langkahnya.

"Kalian kenapa sih?!! Gue punya salah apa? Kenapa kalian hindari gue? Gue gak tau kesalahan gue dimana kalo kalian gak bilang," Ucap Lidia bertubi-tubi. Bahkan matanya sampai mengeluarkan air.

"Bilang Ra? Kenapa diem aja?!! Gue bener-bener bukan bagian circle ya? Kalian kenapa? Jawab gue Ra..."

Lidia mendongak, ingin rasanya ia menghantam wajah Claira yang menatapnya datar. "GUE SALAH APA SIALAN?!!" Teriaknya sudah terpancing emosi.

"Z-zerro..."

"Zerro? Zerro kenapa?" Tanya Lidia, matanya memerah, bahkan wajahnya terlihat sangat terkejut. "Dia yang nyuruh lo?" Tanyanya dan langsung dapat anggukan dari Claira.

Tanpa banyak kata lagi Lidia berlari keluar toilet, bahkan tanpa memperdulikan teriakan Claira yang terus memanggilnya. Ia berlarian dikoridor untuk mencari dimana pacarnya itu.


"LIDIA!!" Teriak Claira tak digubris oleh Lidia.

Saat menemukan Zerro dengan cepat Lidia menghampirinya, "Zerro, apa sih mau kamu?!!" Tanya Lidia saat sudah berhadapan dengan Zerro.

Zerro menatapnya terkejut, "Maksudnya?" Tanyanya tak paham, kedatangan Lidia sangat mendadak membuatnya bingung.

"Gak usah pura-pura gak tau!" Kesal Lidia melihat wajah sok bingung Zerro, "Kenapa kamu kayak gini? Gak bisa banget buat kamu lihat aku punya temen? Duniaku gak sepenuhnya harus merhatiin kamu, aku punya dunia lain. Sikap kamu ini buat aku tambah yakin, bahwa lepas dari kamu adalah pilihan yang tepat."

"kamu gak sadar kalo hubungan kita saat ini itu toxic, kita terjebak dalam hubungan yang gak sehat. Maka dari itu... Izinin aku buat lepas dari kamu."

Wajah Zerro memerah mendengar ucapan Lidia, nafasnya sangat memburu tak beraturan. "Semakin lo berusaha berontak atau lepas dari gue, semakin gencar juga gue ngebuat lo terlihat buruk dimata semua orang. Gue bakal lakuin itu sampai lo bener-bener engga dibutuhin siapapun." Zerro menyunggingkan senyum remeh, "dan disaat itu terjadi, tempat pulang lo cuma gue, lo gak punya pilihan lain karena cuma gue yang mau nerima keberadaan lo." Sambung Zerro.

"Gue gak akan biarin lo pergi dari gue, gue bakal pertahanin lo sampai kapanpun---"

"Tapi cara kamu mertahanin aku itu salah, kamu gak harus kayak gini Zerro---"

"Tapi lo yang bikin gue kayak gini," Potong Zerro.

"Kamu----"

"Gue cuma takut kehilangan orang yang gue sayang setelah Mami, gue takut kehilangan lo. Gue takut kalo gue jadiin lo satu-satunya sedangkan lo jadiin gue salah satunya. Gue takut Lid, gue takut." Zerro menunduk dengan suara yang sedikit bergetar, "Gue gak mau lo pergi, gak mau Lid..." Sambung Zerro teramat lirih.

[√] 2. ZerroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang