anyeongggggg!!!
jangan lupa tinggalkan jejak ⭐💬
⚠️WARNING!!!⚠️
sedikit mengandung unsur 🔞
-happy reading-
"ARGHHHHHHHHHHH!!!"
Sesekali cahaya petir melintas kisi-kisi jendela membuat terang kamar Zerro. Hujan diluar sangat deras, gemuruh, petir, dan teriakan Zerro bersahutan.
PRANG!
CLETAR!
"ARGHHHHHHHH!!!"
Kedua tangan Zerro mengeluarkan darah, matanya memerah menajam. Pecahan kaca yang berserakan, bahkan buku-buku sehidup semati Zerro banyak yang ia lempar. Pemuda itu sudah mirip seperti monster.
Zerro tak tahu harus meluapkan emosinya dengan cara apalagi, ia juga tak dapat mengontrol emosinya. Rasanya sangat hancur untuk menerima kenyataan yang sangat pahit.
Berkali-kali Zerro menjambak rambutnya, berkali-kali pula pun ia membenturkan kepalanya di tembok.
Ruangan itu teramat berantakan, tak hanya ruangan itu penghuni ruangan itu pun tak kalah berantakan.
PRANG!
Zerro membanting lampu tidur hingga pecahan kaca itu berserakan dimana-mana. Tak ada yang tau kehancuran anak itu, hanya dirinya dan kegelapan yang tau.
"ARGHHHHHHHHHH!!!"
Dia tak mau sewaktu-waktu Lidia akan tau dan akan meninggalkannya bersama orang lain. Dan ia hanya tinggal sebagai seorang kakak. Tidak. Tidak akan.
Berkali-kali Zerro menyangkal pemikiran itu, berkali-kali pula ia takut itu akan jadi kenyataan. Ia harus menyingkirkan pikiran buruknya tapi lagi dan lagi itu terlintas.
Ia takut perempuan yang ia cintai setelah Mami nya ikut pergi. Cukup Maminya saja, jangan Lidia. Zerro mohon.
Dari balkon kamarnya samar-samar Lidia melihat bayangan laki-laki yang tak berhenti menjambak rambutnya sendiri, juga membanting barang-barang yang ada disekitarnya.
Karena kamar Zerro memang menggunakan dinding kaca, ditambah dengan hordeng berwarna coklat hingga Lidia hanya melihat samar-samar.
"Itu Zerro?" Gumamnya.
Karena khawatir Lidia menuruni anak tangga dengan berlari panik. Bi Ayu pun sedikit heran, hari sudah larut, juga hujan turun dengan deras, tetapi majikannya itu berlari hendak keluar rumah.
"Non, Non mau kemana?" Tanya Bi Ayu berteriak.
Lidia tak menjawab, ia sudah terlanjur jauh dari Bi Ayu. "Non pake payung!!" Teriak Bi Ayu lagi sama sekali tak digubris oleh Lidia.
Lidia menerobos hujan, beruntung kedua satpamnya itu tidak ada didepan. Mungkin keduanya sedang berkeliling lingkungan rumah Lidia untuk memastikan apakah pagar-pagar sudah terkunci atau belum.
Lidia membuka pagar yang memang kuncinya ada disana. Tanpa menutup pagar itu lagi ia langsung menerobos masuk ke pagar rumah Zerro yang juga tak terkunci, entah kemana satpam rumah itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
[√] 2. Zerro
Fiksi Remajapart masih lengkap! "apa kamu tau perbedaan antara rasa suka dan cinta?" tanya Zerro menatap Lidia. "engga, emang beda ya?" tanya balik Lidia heran. "beda sayang, ibarat kalo kamu suka sama bunga kamu bakal metik bunga itu dan ngebiarin dia layu...