1.Tentang Kanaya

457 23 0
                                    

Jangan lupa Vote&Comment!
_________________________________

Kanaya calandra gabriella, entah apa yang menjadi alasan mengapa Ia bisa berada di meja belajar. Memandang sendu kearah jendela kamar yang sedang mempersembahkan betapa tenang nya gemuruh hujan. Menghela nafas berat seakan akan Ia sedang menyimpan beban yang teramat berat.

"Buset ngelamun aja." Ucap seseorang menepuk bahu ku,
Dia Jovano Stevan Gabriell.Kakak kedua ku,sengaja ku hela nafas dengan keras. Dia menyebalkan, sungguh.

"Ngapain si bang? pergi sana, ganggu aja. " Balas ku tanpa mengalihkan pandangan dari gemuruh hujan.Kurasa hujan lebih baik daripada muka tampannya. Ia tampan, sungguh! dengan tinggi badan yang bisa terbilang sangat tinggi,kulit putih bersih, hidung mancung, dan badan tegapnya yang menurut  perempuan sangat pelukable.

"Jangan ngelamun ah, engga bagus tau" ucapnya sambil mengelus puncuk kepala ku sayang.

"Ck, iya abang sayangg, yauda sana pergi. " Sungguh, aku sedang tidak ingin di ganggu. Apalagi dengan tingkah absurd nya itu. Sangat mengganggu malam tenang ku.

Menghiraukan ucapan ku, menjatuhkan tubuh besarnya di atas kasur king size ku, cukup! Aku mengeram marah.Mengapa Aku harus memiliki Kakak sepertinya? apakah tidak ada orang lain yang ingin menjadi Kakak ku?.

"Dek abang mau cerita deh. " Ucap nya memecah keheningan. Aku berdecak, pasti cerita absurd lagi. Dulu saat aku sedang asik membaca novel dengan tenang, Tiba-tiba Dia masuk ke kamarku dengan membawa seekor ayam berukuran sedang. Dengan grusa-grusu Ia menunjukkan ayam itu kehadapan ku. Aku mengernyit kan alisku bingung, apa maksudnya? mengapa dia membawa ayam dengan bau tidak enak itu ke kamarku?

"DEK AYAM ABANG DI CURII, GIMANA NI DEK? KEMARIN SEBELUM ABANG TINGGAL KE JOGJA WARNA NYA IJO, KOK SEKARANG JADI PUTIH BEGINI,HUAAA. " Teriaknya histeris dengan mengguncang-guncang kan bahu ku heboh.

Aku menatapnya datar. "Kan ayam nya udah gede Bang, kalau udah gede emang warna nya jadi putih,gimana si" Balas ku sabar, Aku tak menyangka bagaimana bisa Abang ku yang masih suka berpikiran bodoh, membeli hewan bahkan barang-barang aneh ini menjadi idaman banyak perempuan. Bahkan Ia harus menonton dua botak dengan tingkah aneh saat sedang makan! Sangat memalukan bukan?

"Dek kok ngelamun terus si? kan abang mau cerita." Sentak nya memecah lamunan ku, Aku menghela nafas gusar.
"Gamau denger" Balas ku cuek.
"Yaudah kalau kamu maksa buat cerita, jadi gini de-"
"AAA ABANGG UDAHH JANGAN DI TERUSIN. " Sambil memukul bahunya dengan membabi buta menggunakan guling di pelukan ku. Aku sudah muak, sungguh!

Ia tertawa kencang "HAHAHA IYA- IYA ENGGA. " Dengan tangan yang sibuk memegang perutnya, Ia tertawa kencang menghiraukan muka masam ku.

Meredakan tawanya, Ia membenarkan letak duduknya. Menatap ku dengan serius.
"Tapi beneran tadi ada si curut kesini." Ucapnya dengan tangan yang sibuk mengambil cemilan di pelukan ku.Sedikit terkejut namun dengan cepat Aku merubah raut terkejut ku. Berusaha bersikap biasa saja.

"Kenapa dia kesini? " Balas ku ikut sibuk memakan cemilan.

"Gatau, katanya nanyain Kamu"
Merenung sebentar, mengapa dia tiba- tiba menanyakan ku? Apa terjadi sesuatu? Dia baik- baik saja kan?

Saat sedang sibuk bergelut dengan pikiranku, tiba- tiba tangan besar mengelus puncuk kepala ku.Aku mendongak, merasakan kenyamanan dari elusan tangan besar Bang Jovan. "Gapapa gausah di pikiran, yang penting jangan pernah deket- deket lagi sama dia,ya? yes baby girl?" Dengan senyum menawan, ia berkata kepada ku bahwa semua akan baik- baik saja. Dengan cepat Aku berhambur kepelukannya, pelukan ternyaman Setelah Bunda dan Ayah.Ah, Aku jadi merindukan mereka.

𓆝 𓆟 𓆞
 

             
Ah sial, mengapa tiba- tiba bayangan Novan terlintas di pikiranku. Setelah adegan mengharukan antara Aku dengan Bang Jovan, Ia memutuskan untuk keluar dari kamarku.Novan adalah mantan ku. Mungkin dia bisa disebut mantan terindah sebelum suatu peristiwa dengan tega memisahkan kita.Ah sial, mengapa tiba- tiba bayangan Novan terlintas di pikiranku. Setelah adegan mengharukan antara Aku dengan Bang Jovan, Ia memutuskan untuk keluar dari kamarku.Novan adalah mantan ku. Mungkin dia bisa disebut mantan terindah sebelum suatu peristiwa dengan tega memisahkan kita.

Selama 1 tahun kami berpacaran, ternyata Dia sama sekali tidak menyukai ku. Kami selalu melakukan hal menyenangkan bersama.Makan di pinggir jalan, menonton film horor bersama, bermain di alun-alun dengan permen kapas di genggaman ku, Kami selalu menghabis kan waktu bersama, tertawa bersama. Sampai pada akhirnya Ia berkata bahwa selama ini Dia menyukai sahabatku, bukan diriku.

Ya, kami memang selalu menghabiskan waktu bersama, tapi Aku lupa bahwa kita tidak menghabiskan waktu hanya berdua. Ada Gladis, dia sahabatku. Setiap kami berkencan Ia selalu memaksa untuk ikut, untuk menemaniku katanya.

Sampai kedua manusia brengsek itu berdiri di hadapanku, awalnya Aku merasa bingung.Tapi setelah melihat genggaman tangan mereka berdua, aku memejamkan mata sambil tersenyum getir.

Setelah itu, Aku tidak pernah lagi berkomunikasi dengan Gladis,Aku memutus kan putus dengan Novan.dan membiarkan kedua orang yang Aku sayangi bahagia.

Awalnya Gladis merasa tidak enak kepada ku, sampai Aku berjalan mendekati nya,dengan pelan ku usap bahu nya dan berbisik,
'Aku gapapa yang penting bisa liat Adis bahagia, aku gapapa' tanpa basa-basi Ia menerjang tubuhku, merengkuh tubuh ringkih ku dengan mengucapkan kata maaf berulang kali, menurutku ku. Cinta memang tidak bisa dipaksakan.Jadi jika kita mencintai Dia tetapi Dia tidak mencintai kita, kita bisa apa?

𓆝 𓆟 𓆞


Bersambung.

KalopsiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang