28.Bajingan Gila!

40 4 0
                                        

Jangan Lupa Vote &Comment!
_______________________________

Kanaya mengucek matanya pelan, tiba-tiba rasa haus menyerangnya. Membuatnya terpaksa harus beranjak dari kasur nyamananya.Pandangan nya jatuh pada jam dinding di kamarnya yang menunjukkan pukul 12 malam.

Astaga sudah malam sekali, berapa lama ia tertidur.

Kanaya memang sudah pulang sedari tadi, ia merasa lelah dengan tubuhnya. Hingga tak terasa ia ikut terlelap.

Hingga beberapa saat kemudian, Navendra membangunnya, mengajaknya untuk pulang karena hari yang sudah beranjak hampir malam.

Navendra takut ayah Kanaya akan mengkhawatirkan gadis itu.

Saat sedang sibuk berjalan ke arah dapur dengan pikiran yang bercabang kemana-mana. Langkah gadis itu tiba-tiba terhenti.

Mendekatkan telinganya ke arah pintu kamar milik kedua orang tuanya, berusaha menajamkan pendengaran nya.

"Bun."

Kanaya dapat mendengar samar-samar suara sang ayah.

"Bun, ayah berhasil, ayah udah tahu siapa orang jahat yang udah bunuh putra kita. "

Kanaya melotot kaget, ia tambah dibuat penasaran, membuka pintu itu sedikit. Dapat ia lihat sang ayah yang menggenggam telapak tangan bundanya.

Keduanya duduk menghadap kaca yang menampilkan cahaya malam, dengan posisi membelakangi Kanaya.

Bunda menatap ayah terkejut. "Sungguh? "

Ayah mengangguk, kemudian tersenyum. "Ayah nggak tahu apa tujuan bajingan itu bunuh putra kita bunda. "

"Gimana ayah bisa tahu? Kasus ini sudah sangat lama, Ayah! " Bunda terlihat sangat tidak sabar, Kanaya juga begitu. Mengapa ayahnya sangat berbelit belit.

"Selama ini ayah belum putus asa, Bun. Selama ini ayah masih mencari tahu kasus ini. " Jelas ayah.

"Ayah cari tahu sendiri? "

"Tidak, ayah di bantu Gavin. "

Gavin adalah adik kandung ayah, Om dari Kanaya, Bang Jovan dan Jivan.

Beliau adalah seorang polisi, maka dari itu Ayah mencoba meminta bantuan kepadanya.

"Lalu? Lalu apa katanya, Ayah! Siapa yang sudah membunuh putra kita? " Bunda kembali memberikan ayah dengan pertanyaan beruntun.

"Bunda tenang dulu, ayah akan bercerita. Bunda harus berjanji bunda harus tenang, okey? "

Bunda mengangguk pasrah.

Ayah menghela nafas pelan sebelum memulai ceritanya. "Jadi, kemarin Gavin mengabari ayah bahwa dia sudah menemukan tersangka pembunuhan Jivan "

"Siapa orang nya ayah? Siapa namanya?

" Dia,Bagaskara." Ayah menjawab ragu.

Dengan cepat Bunda berdiri dari duduknya, merasa kaget dengan jawaban ayah. "Apa ayah tidak salah? Bagas orang yang baik ayah! Dia bahkan sudah bersahabat dengan Ayah sudah lama! Bahkan Bunda sudah menganggap dia sebagai saudara kita sendiri. " Bunda terisak kencang.

"Bunda tolong tenang dulu, ayah juga tidak yakin. " Ayah berusaha menenangkan sang istri.

"Besok Ayah dan Gavin akan pergi ke kantor polisi, Bunda mau ikut? "

Bunda mengangguk pelan, masih menangis sesegukan di pelukan sang suami.

Sedangkan Kanaya, gadis itu kembali dibuat bingung. Siapa Bagaskara itu. Sahabat Ayah dan Bunda nya katanya? Mengapa Kanaya sama sekali tidak mengenalinya.

KalopsiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang