31.Dia Siapa?

49 4 0
                                        

Jangan Lupa Vote &Comment!
__________________________________

Kanaya sudah siap, celana kulot hitam yang di padukan dengan kaos crop top putih dan cardigan crop berwarna hitam. Dengan sepatu converse berwarna putih yang sangat cocok di kaki jenjangnya.

Rambutnya ia biarkan tergerai dengan jepit rambut berwarna pink yang sangat manis.

Kanaya menuruni tangga dengan pelan. Pandangan nya jatuh ke arah keluarga nya yang sedang menghabiskan waktu untuk menonton bersama.

"Mau kemana? " Bang jovan bertanya saat melihat Kanaya sudah bergelanyut manja di lengan sang ayah.

"Main." Jawab Kanaya acuh.

"Sama siapa? " Ayah bertanya, memicingkan matanya curiga.

"Elena sama Livy "

"Janji nggak sama dia? " Ayah memberi peringatan kepada sang putri.

"Janji ayah. " Balas Kanaya pelan.

Bang jovan menghela nafas pelan, tidak menyangka jika percintaan adiknya akan serumit ini.

"KANAYA YUHUUUU!! " Diluar sana, terdengar teriakan Elena yang sangat memekakkan telinga.

"Eh lagi pada kumpul ya? Maaf om, tante. " Balas Elena tidak enak.

"Kebiasaan deh lo. " Kanaya memutar bola matanya malas.

"Nggak papa, El. Sini makan roti buatan bunda dulu." Bunda mengajak kedua teman Kanaya untuk bergabung.

"Asik! " Livy muncul dari belakang Elena, berjalan dengan cepat menghampiri bunda.

"Kalian mau main kemana? " Ayah bertanya, menatap kedua remaja yang terlihat sedang sibuk menikmati kue buatan istrinya.

"Mau ke pasar malem om. " Jawab Elena.

"Pasar malem? Dimana? " Tanya bang jovan.

"Itu lho, di deket alun-alun, baru di buka kemarin sih" Elena menjawab acuh, sibuk memakan kue buatan bunda dengan khidmat.

"Enak banget tante! " Livy menampilkan dua jempolnya.

Bunda terkekeh gemas."Habisin aja. Baru kalian berangkat. "

"Siap! " Jawab keduanya.

Kanaya berdecak kesal, temannya ini benar-benar mengangap rumahnya sebagai rumah mereka sendiri.

"Cuss berangkat, kami pamit om, tante. " Celetuk Elena, berniat menyalimi tangan ayah dan bunda. Kemudian diikuti Livy dan Kanaya.

"Hati-hati ya, Om titip kanaya. " Balas ayah lembut.

"Siap Om, Kanaya dijamin aman sama kita! " Jawab Elena yakin.

_____________________________________

"Ini kita mau duduk dimana anjir? penuh semua." Kanaya menggerutu kesal. Pandangannya sibuk mengarah ke arah wisatawan yang lebih dominan sepasang kekasih.

"Iya ih, masa kita duduk lesehan gitu?" Balas Livy dengan tangan yang membawa banyak aneka cemilan.

"Tuh, ada bangku kosong. Kita duduk di sana aja." Elena membalas, menunjuk satu bangku yang memang benar kosong, hanya saja di sampingnya banyak di tempati pemuda pemudi yang sedang berpacaran.

"Males banget ah, keliatan banget jomblonya. " Livy ber celetuk yang langsung mendapat anggukan dari Kanaya.

"Berisik lo, kan emang kenyataan nya lo jomblo. " Ujar Elena pedas, memandang Livy dengan memutar bola matanya malas.

KalopsiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang