20.Memiliki teman

67 7 0
                                    

Aku tahu, kamu lahir dari
Cantik utuh cahaya rembulan
Sedang aku dari badai marah riuh yang berisik
Juga banyak hal-hal yang sedih.

Amin paling serius.

Jangan lupa Vote&Comment!

______________________________________

"Yangg liat deh lucu banget kan?" Ujar Navendra girang melihat anak kucing yang menurutnya sangat menggemaskan.

"Iya lucuu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Iya lucuu. " Balas Kanaya seadanya.

Saat ini mereka sedang berada di perjalanan untuk pergi ke supermarket. Elena menyuruh dua sejoli ini untuk membeli bahan-bahan yang akan dibuat untuk berpesta nanti malam.

Kanaya dan Navendra tidak keberatan, malah Navendra merasa senang karena bisa sekalian berpacaran dengan Kanaya. Namun ada sesosok laki-laki yang seperti menentang keras keputusan Elena.

"GAK BISA, GUE JUGA MAU IKUT. "

Raga, laki-laki itu terlihat menolak keras dengan tangan yang ia silang di depan dada.

"Gausah, ganggu mereka pacaran aja. " Balas Livy, sibuk memakan cemilan yang sudah di sediakan Bang Jovan.

"Nice try bro, Kanaya udah punya cowo. " Ini suara Bang Jovan, ia memang sudah tahu jika Navendra dan Kanaya berpacaran. Ia juga tidak merasa keberatan, karena jika dilihat dari penampilan, Navendra terlihat seperti laki-laki baik.

Mendengar itu Raga dibuat mendesah pasrah. Tidak apa-apa itu tandanya ia harus berjuang lebih keras lagi!

_______________________________

"Apalagi, Yang? " Tanya Navendra, sibuk mendorong troli belanjaan.Di depannya terlihat Kanaya yang  memandangi rak berisi banyak  cemilan.

"Mau cemilan nggak?" Kanaya bertanya, menoleh ke arah Navendra yang berada di belakang nya.

"Mauuu."

Kanaya terkekeh pelan, tangannya sibuk mengambil banyak cemilan lalu ia masukkan ke dalam troli belanjaan.Begitu terus sampai tidak terasa troli sudah penuh dengan banyak cemilan.

"Apalagi ya? " Kanaya bergumam pelan.

"Udah yangg, udah banyak inii. " Balas Navendra dengan bibir yang ia lengkung kan ke bawah.

"Iya-iya, yuk ke kasir. " Putus Kanaya, merasa tidak ada lagi barang yang ia butuhkan.

"Udah? " Kanaya bertanya saat melihat Navendra berjalan ke arah nya dengan banyak kantung belanjaan yang berada di kedua tangannya.

Navendra mengangguk sebagai jawaban. Tadi, Kanaya tidak  ia izinkan untuk ikut mengantri, takut jika pacarnya akan lelah. Jadi ia saja yang mengantri dan menyuruh Kanaya untuk menunggu di depan.

KalopsiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang