24. Jangan Sakit.

86 6 0
                                    


Semua akan baik-baik aja selagi ada kamu.
-Navendra Kastara Adibaskara.

Jangan lupa Vote&Comment!
__________________________

"ASTAGA NAVENDRA!! " Kanaya histeris,pandangannya celingukan ke sana ke mari. Mencari keberadaan kunci kamar mandi.

Hingga pandangannya jatuh ke arah dapur, mendapati kunci yang tergeletak di meja makan, sepertinya bunda gunakan sebagai kunci cadangan.

"Navennn, baik-baik saja? " Teriaknya dari luar, dengan tangan gemetar kanaya membuka kunci kamar mandi.

Cklek

Mendapati Navendra yang sudah meringkuk memeluk dirinya sendiri dengan tubuh yang sudah menggigil kedinginan. Dengan cepat ia berlari masuk ke dalam kamar mandi.

Saat berada di halaman rumah Navendra, kanaya dibuat bingung melihat om satrio keluar dari dalam rumah.

Kanaya termenung sebentar, sampai ingatannya kembali pada saat Navendra di siksa habis-habisan oleh laki-laki yang sudah meninggalkan halaman rumah Navendra. Om Satrio.

"Naven, ayo bangun. " Ujar Kanaya, membantu Navendra untuk berdiri.

Navendra mendongak, menatap gadis yang terlihat sangat khawatir.

Kanaya, gadis itu kembali menyelamatkan nyawanya. Untuk kedua kali.

"J-jangan." Balas Navendra, kemudian meringis pelan saat Kanaya tidak sengaja menyentuh kulit yang tampak mengelupas. Menampilkan daging Navendra. Terlihat sangat menyakitkan.

"Naven jangan giniii, ayo bangun. Jangan ginii. "  Kanaya menangis kencang, hatinya terasa tersayat saat melihat Navendra yang sudah putus asa dengan hidupnya.

_____________________________

"Kenapa bisa disini? " Tanya Navendra, menatap Kanaya dengan pandangan sayu.

Saat ini keduanya sedang berada di kamar Navendra dengan Kanaya yang sibuk mengobati luka di seluruh tubuh Navendra.

Mulai dari punggung, kepala, kaki,sampai dengan tangan laki-laki itu. Kanaya dibuat meringis melihatnya.

"Abisnya kamu di chat nggak bales-bales, aku kan khawatir. " Ujar Kanaya.

"Terus tadi bunda nyuruh ngasih ini ke kamu, yaudah deh aku kesini. Tapi malah liat kamu kaya gini... " Kanaya kembali berujar dengan suara yang kian melirih di akhir kalimatnya.

Navendra tersenyum lembut, walaupun ia merasakan sakit yang luar biasa di ujung bibirnya. " Maaf ya, aku lupa HP ku dimana. " Navendra meringis pelan, merasa tidak enak dengan kanaya.

"Ah nggak papa, hayu makan. "  Ajak kanaya, dibalas anggukan kecil oleh Navendra.

"Bunda kemana? " Kanaya bertanya, tangannya bergerak membuka berbagai lauk pauk yang sudah di siapkan oleh bundanya.

"Nggak tau, kayanya ke rumah nenek. " Balas Navendra, masih asik menatap wajah cantik kanaya.

"Ayo aaaa. " Kanaya menuntun Navendra untuk membuka mulut, terlihat jelas bahwa laki-laki itu sangat kesusahan.

"Kamu nginep disini ya? Bunda nanti malem pasti pulang. " Ujar Navendra setelah menerima suapan dari Kanaya dengan susah payah.

Kanaya nampak berfikir, apakah ia bisa mendapatkan izin dari ayahnya?

"Tanya ayah dulu ya? "

"Iya." Navendra menjawab dengan pelan, kembali menerima suapan dari Kanaya.

"Ke rumah sakit aja ya? " Kanaya sangat khawatir melihat Navendra yang terlihat sangat kesakitan. Sangat jelas bahwa laki-laki itu sedang menahan sakit.

KalopsiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang