7.Navendra Nyebelin!

89 10 0
                                    

Bisakah kita tetap memberi
Walau tak suci?
Bisakah terus mengobati
Walau membiru?

Cukup besar 'tuk mengampuni
'Tuk mengasihi
Tanpa memperhitungkan masa yang lalu
Walau kering
Bisakah kita tetap membasuh?

Membasuh.


Jangan lupa Vote&Comment!

_______________________________

Kanaya bersenandung pelan.Dengan langkah pelan membelah ramai koridor. Jangan lupakan senyum manis yang selalu Kanaya berikan setiap ada orang yang menyapa nya.

"Kanaya." Panggil seseorang. Kanaya menoleh, terlihat dua orang gadis sedang berlari ke arahnya dengan nafas yang terengah-engah.

"Kenapa? " Tanya Kanaya melepaskan earphone putihnya.

"Kata kak Gibran hari ini kita nggak jadi rapat OSIS. " Balas perempuan yang Kanaya tau bernama Balqis.

Kalian masih ingat Gibran? ya, Laki-laki yang selalu di idam-idamkan Elena.Gibran adalah ketua OSIS.Maka dari itu banyak perempuan yang berlomba-lomba ingin menjadi kekasihnya.Tak terkecuali Elena alvyana damaria.

"Oh gituu. " Kanaya mangut-mangut mendengarnya. Yes! Jika tidak ada rapat OSIS Kanaya bisa langsung pulang dan bermanja-manja dengan kasur kesayangannya.

"Makasih infonya, aku mau ke kelas dulu. " Pamit Kanaya melambaikan tangannya ke arah dua siswi tadi. Balqis dan satu temannya hanya tersenyum dengan tangan yang membalas lambaian tangan Kanaya.

"Cantik banget. " Gumam Amel yang masih bisa di dengar oleh Balqis.

"Emang, tapi sayang punya masa lalu kelam." Bilqis tersenyum prihatin.

Mendengar itu, Amel menghela nafas pelan. Belum sempat membalas ucapan Balqis bel sudah berbunyi dengan sangat nyaring. Tak lama terdengar derap langkah kaki banyak orang.

                    ________________________

"Gue gatau gimana cara ngomong sama dia. " Kanaya cemberut dengan tangan yang bertopang dagu.

"Ngomong tinggal ngomong dong, Kana." Jawab livy polos.

"ADUHH." Livy menjerit merasakan kebas di bahu nya. Ia menoleh ke arah pelaku yang hanya tersenyum bodoh dengan tangan yang menampilkan dua jadi.

"Lo pikun apa gimana si lipiiiiii, kan Navendra kaga pernah ngomong sama orang tolol. " Elena membalas dengan gregetan. Rasanya ia ingin mencakar muka polos livy yang sayang nya sangat manis.

"Iya juga sih. " Gumam livy. Tangannya Ia gunakan untuk mengelus dagu.Seolah sedang memikirkan masalah yang teramat rumit.

"Kana, aku punya ide. " Livy menggebrak meja kantin dengan keras. Membuat kedua manusia yang sedang makan menghela nafas pasrah.

"Kalo kata gue, mending lo jangan ikutin saran bocah curut ini si, Na. " Elena menjawab dengan pandangan yang sibuk menatap layar ponsel nya. Terlihat Gibran baru saja membuat postingan yang penuh dengan komentar para betina.

KalopsiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang