Kanaya bukan gadis yang suka ikut campur dengan urusan orang lain, tetapi saat melihat Navendra. Sesosok laki-laki dingin yang sulit berinteraksi dengan orang lain membuat seorang Kanaya tertantang untuk mendekati nya. Sampai suatu peristiwa yang me...
Dan apabila tak bersamamu Ku pastikan kujalani dunia tak seindah kemarin Sederhana tertawamu sudah cukup Lengkapi sempurnanya hidup bersamamu.
Komang
J
angan lupa Vote&Comment!
___________________________________________
Angin malam berhembus semakin kencang, langit hitam di hiasi gemerlap cahaya bintang. Menyoroti dua insan yang terlihat sedang menyalurkan kerinduan.
"Naven."
"Hmmmm?" Navendra bergumam sebagai jawaban, saat ini Ia sedang sibuk memandangi wajah cantik gadis yang berada di atasnya.
"Kamu kok tadi bilang sama Paman nasi goreng kalo aku pacarmu? Sejak kapan kita pacaran? Kanaya bertanya dengan alis yang menaut bingung. Menatap Navendra yang berada di bawahnya.
Saat ini mereka berdua sedang asik menghabiskan waktu di taman kota, Kanaya yang duduk selonjoran dan Navendra yang menjadikan paha Kanaya sebagai bantalan.
" Kan kita emang pacaran, Aya. " Balas Navendra.
" Sejak kapan?" Kanaya semakin memicingkan matanya curiga, merasa aneh dengan jawaban Navendra. Tangannya bergerak untuk mengelus lembut rambut Navendra.
"Sejak Kamu peluk Aku, kita udah pacaran kan?" Navendra kembali bertanya, seperti kekeuh bahwa dirinya dan Kanaya memang sudah resmi berpacaran. Tapi, kapan Navendra menembak Kanaya?
"Nggak bisa gitu dong. Kamu bahkan nggak nembak Aku. " Balas Kanaya dengan bibir yang Ia lengkung kan kebawah, merasa kesal dengan jawaban Navendra.
"Emang harus nembak dulu?" Beo Navendra bingung.
"Iyalahh." Kanaya membalas dengan sewot.
Mendengar itu Navendra bangun dari tidurnya, mengehela napas pelan. Ia celingukan mencari sesuatu yang bisa Ia gunakan untuk menembak Kanaya. Hingga pandangan nya jatuh pada seorang bapak- bapak tua yang menjual mawar merah. Seperti tidak ada satupun orang yang berniat untuk membeli.
Navendra tersenyum senang, dengan segera Ia bangkit dari duduknya. Melihat itu Kanaya tambah dibuat bingung.
"Tunggu bentar ya. " Ucap Navendra mencium puncuk kepala Kanaya.
"Mau ngapain? " Belum sempat menjawab pertanyaan Kanaya, Laki-laki itu sudah lebih dulu pergi berlari ke arah sang penjual bunga.
Terlihat Navendra yang sudah berlari ke arah Kanaya dengan tangan yang membawa sebuah bunga dan balon yang di dalamnya terdapat pernak-pernik lampu.
Navendra duduk bersila, menghadap Kanaya. Tangannya ia arahkan untuk memberikan bunga kepada sang pujaan hati.
Kanaya bergerak untuk menerima bunga itu. Namun tidak bisa di pungkiri jantung nya sudah berdetak tidak karuan. Ia semakin yakin bahwa dirinya memang memiliki penyakit jantung jika berlama-lama dengan Navendra.
"Kanaya Calandra Gabriella, maaf kalau dengan tidak tahu dirinya Aku bisa menyukai gadis sesempurna Kamu, maaf kalau dekat dengan Aku cuman bisa buat sakit Kamu. Tapi malam ini, disaksikan gemerlap cahaya bintang, Aku bertanya, mau kamu jadi pacarku?
Navendra berujar manis, memandang gadis di depannya dengan pandangan sayu.
Sedangkan gadis yang mendapat perlakuan itu tidak dapat menyembunyikan rasa senangnya. Kanaya memeluk Navendra erat. Ia mengangguk dengan cepat. Seolah tidak ragu dengan keputusannya untuk menerima cinta Navendra.
Melihat itu, Navendra tersenyum lebar. Tangannya bergerak untuk membalas pelukan Kanaya. Mengelus punggung gadis itu lembut. Sibuk mencium puncuk kepala gadis yang sangat ia sayangi.
"Jadi kita resmi pacaran? " Kanaya mengangguk , masih berada di pelukan Navendra.
"Aku panggil nya apa? " Navendra berujar bingung.Wajar saja, ia baru pertama kali menyukai perempuan.
"Ck kaya biasa nya aja, Naven. " Balas kanaya, melepaskan pelukannya dengan Navendra.
"Kalau sayang boleh? " Tanya Navendra
"Boleh."
"Kalau yang? "
"Boleh"
"Kalau beb? "
"Boleh."
"Kalau ayang? " Navendra kembali bertanya membuat Kanaya mendengus kesal.
"Apapun boleh kalau buat pacar, Aya. " Dengan gemas Navendra kembali menarik Kanaya kedalam pelukannya. Menggoyangkan badannya ke kanan dan ke kiri.
"Tapi Aku lebih suka kalau kamu panggil Aku Aya. " Kanaya kembali berujar, bersandar nyaman di dada bidang Navendra.
Navendra dibuat terkikik geli mendengarnya. Dengan cepat ia menggigit pipi putih Kanaya, merasa gemas dengan gadis yang berada di dekapannya.
"Isshhh sakit tau. "
Cup
Dengan cepat Navendra mengecup pipi kiri Kanaya, tepat yang Ia gigit tadi. "Masih sakit, hm? Navendra bertanya dengan tangan yang sibuk mengusap pipi gadis itu.
Kanaya tidak kuat,sungguh! Saat ini yang bisa ia lakukan hanya menyembunyikan wajah merona nya di pelukan Navendra. Ia benar- benar dibuat salah tingkah dengan laki- laki di hadapannya.
Mengacak rambut gadis itu sayang. Ia ikut mendekap Kanaya erat, seolah mengatakan bahwa ia sangat menyayangi Kanaya.
"Maaf ya, Aya. Sama aku banyak sakitnya. "
Bersambung.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TIM YANG GABISA LUPAIN ORANG PERTAMA? aku aku aku!