22.Belajar bersama.

48 6 0
                                    

Biarlah ku simpan sampai nanti aku kan ada di sana
Tenanglah dirimu dalam kedamaian
Ingatlah cintaku kau tak terlihat lagi
Namun cintamu abadi.

Mengenangmu.


Jangan lupa Vote&Comment!
___________________________

"Ini tuh materi limit fungsi, Yangg. Coba kamu baca dulu. Nanti kamu tanya deh sama aku mana yang nggak paham, oke? "

Saat ini mereka berdua sedang berada di balkon kamar Kanaya, fokus belajar. Maksudku hanya Navendra saja, karena sedari tadi Kanaya tidak bisa fokus dan malah asik memandangi wajah tampan Navendra.

"Kamu ganteng deh. " Balas Kanaya nyeleneh.

"Iya tau, tapi kamu nggak boleh ngalihin pembicaraan ya! " Ujar Navendra mengerti jika kekasihnya sulit untuk belajar matematika.

"Nah, udah di baca kan? " Navendra bertanya, Kanaya hanya mengangguk malas sebagai jawaban.

"Baik, aku kasih pertanyaan, ya? "

"Sifat-sifat limit fungsi tuh apa aja sih? " Navendra kembali berujar yang sama sekali tidak dapat diterima di otak mungil Kanaya.

Navendra ini menyebalkan sekali, kenapa tidak berduaan saja sambil menatap bintang? Kan lebih menyenangkan di banding belajar matematika yang sewaktu waktu bisa membuat Kanaya mati dalam keadaan konyol.

"Naven kucing nya punya empat kaki. " Ujar Kanaya saat melihat kucing yang berada di jalanan, mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Iya dong sayangku, kalau kakinya nggak empat gimana dia mau jalan? Udah ah, hayukk seriuss." Navendra berujar gemas, menepuk pipi Kanaya pelan.

"Naven aku haus. " Kanaya kembali berujar yang tidak-tidak, ia ini benar-benar tidak bisa matematika, sungguh!

"Nih." Navendra Menyodorkan sebotol air mineral ke arah Kanaya.

"Udah kan? nggak ada alasan lagi. "

"Naven aku kebelet. " Balas Kanaya, sibuk memegangi perutnya berlagak sedang sakit perut.

"Kanaya Calandra Gabriella. " Gawat Navendra memanggilnya dengan nama panjang! Bagaimana ini?

"ISHHH"

"Aku nggak suka matematika Naven!! " Kanaya berucap kesal, menatap Navendra dengan pandangan memohon.

"Suka, aku aja suka. " Balas Navendra enteng.

"Ckk kan kamu pinter, aku enggakkk."
Kanaya berdecak sebal.

"Nanti kalo aku mati dalam keadaan konyol gara-gara matematika gimana? Kan nggak lucu!" Kanaya mengucapkan kata yang sama sekali tidak masuk akal menurut Navendra.

"Janji deh nggak bakal mati dalam keadaan konyol. " Balas Navendra berusaha meyakinkan sang kekasih bahwa matematika adalah ilmu yang sangat menyenangkan!

"Aku jelasin ulang ya? Kamu dengerin! " Perintah Navendra, Kanaya hanya mengangguk malas sebagai jawaban.

"Jadi kalo kita mau cari jawabannya, kita bisa cari dengan berbagai cara. Nah yang pertama ini nih---"

Kanaya menatap Navendra tanpa minat. "Navenn udah ya? Besok lagi." Pinta kanaya.

Navendra menatap gadisnya tidak tega,mungkin Kanaya memang sudah lelah. menghela nafas pelan, dengan gerakan pelan ia menutup buku tebal yang berisi rumus-rumus mematikan.

KalopsiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang