27.Home

35 5 0
                                    


Gemar sekali kau lukiskan bintang untukku
Sungguh lihai tanganmu menata kembali hati
Yang hampir mati
'Kan ku letakkan hangat di tengah dekap kita

Jangan biarkan ku pulang
Ke rumah yang bukan engkau

Kau rumahku.

Jangan lupa Vote&Comment!
_________________________________

Senin.
Satu kata yang terdengar sangat menyebalkan,sama halnya dengan seorang gadis yang berjalan ke arah kelasnya dengan ogah-ogah an.

"Kenapa? " Elena berusaha mensejajarkan langkahnya dengan Kanaya.

"Capek."

"Mau minum nggak, Kana? " Livy bertanya sambil menyodorkan es jeruk yang entah sejak kapan ia beli.

Kanaya tersenyum, kemudian menggeleng.

Mendudukkan dirinya tepat di sebelah Elena, Kanaya merasa ada yang aneh dengan tubuhnya. Ia merasa lemas dan sedikit pusing.

Melihat Kanaya yang meletakkan kepalanya di atas lipatan tangannya, Elena berdecak. Kemudian menggoyangkan lengan Kanaya pelan.

"Kana,kenapa sih? Jangan diem aja dong, kalo sakit bilang. Jangan bikin gue khawatir." Elena berujar dengan cemas.

"Gue nggak papa el." Jawab Kanaya pelan.

"Boho--"

"Lemes amat, Neng. " Tiba-tiba Raga berceletuk, memukul bahu Kanaya lumayan kencang.

"Ckk Raga!! Ngeselin banget sih lo. " Kanaya berujar keras, kemudian beranjak entah kemana.

"Lahh??dia kenapa? " Raga bertanya dengan bingung, tak biasanya Kanaya seperti itu.

"Iya, tumben banget si Kana sewot, kan yang suka sewot biasanya lu, El. " Jaya berceletuk membuat Elena memutar bola matanya malas.

"Ck lo sih, kayaknya mood nya lagi jelek deh." Balas Elena, kemudian beranjak. "Ayo, Lip."

Kini keduanya berjalan beriringan, menyusuri koridor dengan langkah tergesa, mencari keberadaan sahabatnya yang entah kemana.

"Ke perpus coba." Saran Livy yang langsung disetujui Elena.

"Kana, lo nggak pa--" Belum sempat melanjutkan ucapannya.Elena mendapati Kanaya yang meletakkan kepalanya di atas lipatan tangannya, bahunya terlihat naik turun, dengan seorang laki-laki yang duduk di hadapannya.

"Yuk, Lip." Ajak Elena, menjauh dari ruang perpus.

"Loh kemana? Katanya nyusul Kanaya." Livy mengeryitkan alis bingung.

"Udah ada lakinya."

____________________________________

Di sisi lain, Navendra sudah bersiap untuk tidur.
Meletakkan kepalanya di atas tasnya,lalu memejamkan mata, mencoba untuk tidur.

Belum sempat terlelap ia dibuat terbangun saat mendengar kegaduhan di dalam kelasnya.

Awalnya Navendra tidak peduli, sebelum ada seseorang yang menyebut nama kekasihnya.

Navendra mendongak, mendapati Kanaya yang terlihat sangat marah,terbukti dari wajahnya yang memerah.

Ada apa dengan kekasihnya, apa terjadi sesuatu?

"Kemana? " Teman satu bangku Navendra bertanya saat melihat laki-laki itu bangun dari duduknya.

"Tidur."

KalopsiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang