Jangan Lupa Vote &Comment!
____________________________________Kanaya memandang seorang guru di depan sana dengan pandangan malas. Hari ini adalah mata pelajaran matematika. Pantas saja sedari pagi Kanaya merasa tidak enak dengan perasaan nya. Ternyata oh ternyata.
"Baik, saya akan mulai bagi kelompoknya. " Seru pak budi di depan sana.
Kemudian terdengar seruan malas dari penghuni kelas, mengapa tidak dibiarkan memilih kelompok sendiri saja?
"Milih sendiri aja sih, pak. " Ujar Elena.
"Iya tuh, milih sendiri aja. " Balas jaya ikut tidak Terima.
Brakk!!
"Tidak bisa, keputusan saya sudah bulat! " Seru pak budi setelah memukul papan tulis dengan penggaris kayu miliknya.
"Setiap kelompok akan duduk bersebelahan, jika ada yang tidak Terima, bisa langsung protes kepada bapak. "
"Jaya kamu satu kelompok dengan Elena. " Pak budi ber celetuk membuat Elena tidak segan-segan untuk menggebrak meja.
"Nggak mau, Pak! " Seru Elena.
"Nggak papa deng, Pak! Kami nggak keberatan. " Seru Jaya, merangkul bahu Elena.
"Baik, selanjutnya Kanaya kamu satu kelompok dengan Navendra! " Pak budi kembali berseru, membuat Kanaya melotot terkejut, kemudian menggeleng dengan keras.
"Maaf Pak, saya keberatan. " Balas Kanaya, mendengar itu pak budi mengerutkan alis bingung.
"Loh, kenapa? " Tanya pak budi.
"Saya ingin satu kelompok dengan Raga." Balas Kanaya, memandang raga seolah meminta bantuan.
Seolah paham, dengan cepat raga ber celetuk. "Ah iya Pak, kalo Kanaya sama Navendra satu kelompok kasian yang lain dong. Saya contohnya, masa yang pinter satu kelompok sama yang pinter. " Alibi Raga, mendengar itu Pak Budi menganggukkan kepala tanda paham.
"Baiklah, raga kamu satu kelompok dengan Kanaya. " Putus Pak Budi.
Kanaya menghela nafas lega, melihat itu dengan cepat Elena mengusap bahu sahabatnya,"Semangat! " Gumamnya tersenyum lebar.
Sedangkan Navendra, Laki-laki itu menghela nafas pelan. Kanaya, gadis itu benar-benar membencinya.
Semua kembali fokus menghadap pak budi yang sibuk membagi kelompok untuk tugas yang harus dikumpulkan besok pagi. Hingga tak terasa bel pulang sudah berbunyi.
kringg!!
"Baik, saya kira cukup sampai disini, kalian boleh pulang. " Ujarnya kemudian keluar dari ruang kelas. meninggalkan penghuni kelas yang memekik senang mendengar nya.
________________________________________
"Nanti ke rumah, ya? " Pinta Kanaya saat melihat Raga sudah berjalan di sebelahnya. Tangannya tidak tinggal diam, sibuk merangkul bahu Kanaya.
"Iyaa, pulang bareng gue aja, ya?" Raga menatap gadis di sebelahnya dengan pandangan seolah berharap.
"Gue di jemput bang Jovan. " Tolak Kanaya, menunjukkan room chat nya dengan Bang Jovan.
Dengan cepat Raga merebut ponsel itu, mengetikkan sesuatu. "Beres! " Ujarnya bangga.
"Cepetan, udah jelek lelet lagi lo." Seru Raga,Kanaya menghela nafas pelan, pasrah saat laki-laki itu menarik tangannya menuju parkiran.
Saat berada di parkiran, pandangannya tidak sengaja bertubrukan dengan seorang laki-laki, memandang ke arahnya dengan tatapan tenang khas miliknya.
"Jangan ngelamun. " Bisik Raga membuyarkan lamunan Kanaya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kalopsia
Teen FictionKanaya bukan gadis yang suka ikut campur dengan urusan orang lain, tetapi saat melihat Navendra. Sesosok laki-laki dingin yang sulit berinteraksi dengan orang lain membuat seorang Kanaya tertantang untuk mendekati nya. Sampai suatu peristiwa yang me...