2.Kanaya Calandra Gabriella

205 14 0
                                    


Jangan lupa Vote&Comment!
_________________________________

Malam berganti pagi, Sang surya sedang sibuk memperlihatkan keindahannya.Dinginnya hujan semalam masih sangat terasa. Membuat semua orang nyaman dalam tidurnya, sama halnya dengan seorang gadis yang sedang bergelut dengan mimpinya.

Kanaya, gadis manis berusia 17 tahun. Dengan paras yang terbilang sangat ayu, tubuh yang tidak terlalu pendek namun tidak terlalu tinggi.Dengan kulit putih bersih, hidung mancung,bibir pink alami. jangan lupakan rambut hitam sebahu nya yang menambah kesan manis di diri Kanaya.

Perlahan mata bulat dengan bulu mata lentik itu terbuka, menyesuaikan dengan terang nya cahaya surya.Kanaya menoleh ke arah jam yang terletak di nakas meja. Ia menghela nafas gusar, hari Senin. Astaga menyebalkan sekali, perasan baru sebentar Ia bermanja-manja dengan kasur kesayangan nya. Mengapa hari libur berlalu sangat cepat?

Kanaya memberengut kesal, berjalan dengan ogah-ogahan ke arah kamar mandi.Sampai 20 menit lama nya pintu kamar mandi terbuka, harum khas bayi menguar di seluruh penjuru kamar.

                  ____________________________

"Masak apa, Nda?" Senyum ku sumringah dengan memeluk Bunda sayang.

Bunda menoleh kaget, tak lama berganti dengan senyum menenangkan khas wanita yang sangat aku sayangi. "Kamu ini ngagetin aja, Bunda masak nasi goreng, mau?" tanya nya sambil mengelus puncuk kepala ku sayang.

"MAUUU." dengan semangat Aku berlari ke arah meja makan, melupakan kehadiran seseorang yang sedari tadi memandangku aneh.

"Kenapa bang?kusut amat mukanya?" Kulihat Bang Jovan meringis pelan mendengar pertanyaan ku.

"Kanaya nanti pulang jam berapa? " Tanya Ayah dengan tangan yang sibuk membaca koran, jangan lupakan kopi dan sepiring bakwan jagung buatan Bunda yang selalu menjadi kesukaan Ayah.

"Kanaya engga tau Ayah, tapi nanti Kanaya ada ekstrakurikuler, jadi pulang nya lumayan sore" Jawabku dengan tangan yang sibuk mengupas apel merah.

"Jangan percaya, Yah. Bohong pasti, bilang aja mau main sama dua temen kamu yang aneh itu kan? " Tuduh abang ku, tak lupa dengan cepat Ia mencomot apel yang sudah ku kupas.Aku memberengut kesal.Muka sumringah ku langsung berganti dengan muka masam hanya karena kehadirannya.

Memukul bahu nya dengan membabi buta. "APAAN SII, ENGGAA. " Aku berteriak kesal kearah nya.

Ayah menghela nafas pasrah, selalu saja seperti ini.Jika bersama selalu bertengkar, namun jika tidak bersama pasti akan saling merindukan. Terkadang Ayah sampai bingung darimana asal sifat bar-bar kami berdua. Ayah dan Bunda bisa terbilang sangat tenang, tidak suka berteriak atau mungkin bertengkar untuk hal-hal kecil, jadi sebenarnya mereka ini anak siapa?

                 ___________________________

Di koridor yang sudah sangat ramai, Kanaya menghela nafas gusar, terlambat lagi. Bukan pertama kali nya seorang Kanaya terlambat sekolah, bahkan nama nya penuh di buku kesiswaan dengan catatan terlambat.

Terkadang Kanaya merasa bingung, mengapa orang-orang suka sekali berangkat pagi? karena menurut Kanaya berangkat pagi sangat menyebalkan. Ia harus mandi pagi, berada di jalan yang sudah pasti sangat dingin. Membayangkannya saja Ia sudah tidak kuat!

Tiba-tiba seseorang menepuk bahu ku, dengan reflek Kanaya menoleh,dapat dilihat Seorang laki-laki tersenyum manis ke arahku, Ia Raga. Teman satu kelasku. "Kenapa, Ga?" Tanya Kanaya bingung merasa aneh dengan tingkah Raga pagi ini.

"Kana, di samping pintu ada dua temen lo yang mau ngagetin, lo hati-hati aja" balas nya sambil terkekeh geli ke arahku.

Kanaya ikut terkekeh, sampai Ia mengarahkan pandangnya ke seluruh penjuru koridor, Ia melihat Bu Dindin berjalan ke arah kelas kami. 11 MIPA 1.

Tiba-tiba sebuah ide jahil muncul di pikiran Kanaya.Ia ingin mengerjai dua temannya yang sayang nya lebih mirip curut menurut Bang Jovan.

"Raga, gue punya ide bagus. " Dengan heboh Kanaya membisikkan ide gila nya kepada Raga. Raga tertawa jahat, dengan senyum yang terlihat sangat menjengkelkan.

"Pinter juga lo" Ia menyentil kening Kanaya pelan, namun dengan cepat Ia mengelus kening itu lembut.

"CKK AYOO GAA, LELET AMAT LO. " Teriakku bersemangat dengan tangan yang sibuk menarik nya agar mengikuti langkah lebar ku.

"Loh, Kanaya? Raga? kenapa masih disini, kalian tidak masuk?. " Bu Dindin mengernyitkan alis bingung melihat kami berdua yang masih berada di luar kelas.Sedangkan bel pelajaran pertama sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu.

"Hehe kita mau nungguin Bu Dindin, kita kan murid teladan.Iya ngga, Kana? " Tanya Raga menyenggol bahuku keras yang membuat ku hampir tersungkur ke lantai, Raga benar-benar ya!

"Hehe iya, Bu." Bu Dindin menggelengkan kepala nya tidak percaya, ada-ada saja kelakuan kedua murid nya ini.

                 _____________________

Di lain tempat, Elena berdecak kesal. Mereka berdua sudah berdiri selama 15 menit lamanya. Kemana si Kanaya teman kampret nya, tadi Raga mengatakan bahwa sebentar lagi Kanaya akan masuk ke dalam kelas, tapi mengapa sampai sekarang tidak muncul juga?

"El, duduk aja yuk? Aku capek berdiri dari tadi. " Keluh Livy,sebenarnya Ia sangat malas jika harus ikut andil dengan ide gila Elena.Ia ingin duduk santai menikmati cemilan nya dan bermain Handphone saja.

"Ckk nanti dong, Lipp. Sebentar lagi, ga setia kawan amat lo''

Livy cemberut kesal, tidak setia kawan katanya? ia bahkan rela berdiri selama 15 menit hanya untuk mengerjai salah satu teman kampret nya.

Tiba-tiba Elena menepuk bahu Livy kencang. " Ada suara langkah kaki, pasti itu si Kanaya kampret. " Seru Elena bersemangat.

"DORRRRRRR." Sampai pintu terbuka, Bu Dindin di sambut dengan teriakan menggelegar dari dua siswi nya.Bu Dindin menggeram marah, sangat jelas matanya memancar kan kobaran api amarah.Ia melotot seram kearah dua siswi yang sedang sibuk menggaruk tengkuk nya, bodoh.

"KALIAN BERDUA? ELENA ALVYANA DAMARIA DAN GRACIA LIVY CINTIA!!Lari ke lapangan 10 kali putaran sekarang juga. Kalau kalian ingin protes, hukuman kalian Akan Saya tambah menjadi dua kali lipat" Ancam Bu Dindin saat melihat kedua muridnya hendak melayangkan protes nya. Melupakan dua orang yang sudah tergelak di lantai dengan tangan yang sibuk memegang perut nya.Mereka tertawa ngakak, jangan lupakan seruan teman sekelas yang membuat perut Kanaya dan Raga bertambah sakit.




Bersambung.

KalopsiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang