8.Lelaki misterius

78 8 0
                                    

Bayangkan betapa cantik dan lucunya
Gemuruh petir ini
Disanding rintik-rintik yang gemas
Dan merayakan
Amin paling serius seluruh dunia.

Amin Paling Serius.


Jangan lupa Vote&Comment!

___________________________________

Malam ini hujan turun dengan deras. Disertai angin kencang dengan petir yang menyambar-nyambar.
Kanaya terlihat asik membaca Novel di genggamannya.

Tak lama terdengar ketukan dari pintu kamarnya. Apakah itu Bunda nya? Mengapa tidak bilang jika sudah pulang?

Beranjak dari tidurnya.Terlihat Bang Jovan dengan tangan yang memeluk banyak cemilan dan minuman soda. Di sertai cengiran kuda yang sangat menyebalkan.

"Kenapa?" Tanya Kanaya malas. Pasti Bang Jovan kemari hanya untuk menganggu malam tenang nya.

" Ada petir, Abang takut. " Bang Jovan masuk ke kamarnya. Dengan cepat Ia menjatuhkan seluruh cemilan yang Ia bawa ke atas karpet bulu.

Kanaya menghela nafas pelan. Sejak kejadian itu, Abangnya selalu takut dengan suara petir. Bukan takut, melainkan ada rasa sakit yang mengganjal hati nya saat mendengar suara petir yang menyambar.

"Ayah sama Bunda udah pulang, Bang?. " Kanaya bertanya. Mengambil salah satu cemilan favorit nya. Ah, Abangnya ini tahu saja Kanaya sedang lapar.

"Belwum." Bang jovan menjawab dengan mulut yang penuh dengan cemilan. Tangannya sibuk ngetotak-atik remot TV menampilkan film yang hendak mereka tonton.

"Dek? "

"Apaan? " Kanaya menjawab dengan pandangan yang terfokus pada layar TV.

" Kamu di sekolah punya temen aneh ya? "

Kanaya mengernyitkan alis bingung. ''siapa? Elena Sama Livy? " Siapa teman yang di maksud aneh oleh abangnya jika bukan Elena dan Livy

Bang Jovan berdecak kesal. " Ck bukan,Kemaren Abang liat ada laki- laki aneh jalan di koridor pas abang Jemput kamu. "Bang jovan Bergidik ngeri.

" Perasaan pas kita pulang nggak ada orang lagi tuh. "

"Iya juga ya, masa Abang liat setan si, Dek. " Kanaya memutar bola mata malas.

Setelah itu mereka fokus menonton film.Lebih tepatnya Kanaya saja, karena sedari tadi Bang Jovan hanya menutup mata dengan tangannya. Entah apa yang berada di pikiran bang jovan saat ini. Ia takut dengan hantu, tetapi Ia mengajak Kanaya untuk menonton hantu? Yang benar saja?


            ___________________________________

Di sebuah sabtu siang nan cerah. Awan terlihat indah dengan warna biru tua nya. Terik matahari tidak memudarkan semangat seorang Kanaya Calandra Gabriella.

Langkah nya terhenti di halte SMA kebanggaan nya, Ia menoleh kesana-kemari. Pasti akan sulit mencari angkutan umum. Kanaya menghela nafas berat.

Sebelum keluar dari kelas. Bang Jovan mengirimkan Kanaya pesan.
'Aya adek Abang yang paling cantikk, maaf ya abang gabisa jemput, nanti Aya naik taksi aja ya? Oiya nanti abang pulang agak malem an. Aya nanti bisa nyuruh dua curut ke rumah,biar Aya nggak di rumah sendirian. Oke baby girl?'

Kanaya tersenyum geli mengingat nya, perlahan senyum itu pudar saat mendengar suara yang sangat tidak asing di pendengarannya.

Muhammad kuu.. Muhammad kuu~
Itu pasti suara Jaya dan Dava.Kanaya berdecak, apakah mereka tidak sadar bahwa suara bas mereka bisa menyakiti telinga orang lain?

Dengarlah seruan ku~ini suara Arkan. Wah, apakah dia sudah tertular virus sinting dari kedua manusia aneh itu?

Jika kalian tau.Dulu saat Kanaya pertama kali satu kelas dengan Arkan.Kanaya akan mengira bahwa Arkan adalah tipe laki-laki yang pendiam, cool,tidak suka berteriak, atau bahkan melakukan hal-hal bodoh. Dulu memang iya Arkan begitu.Sebelum dua manusia Kampret itu mencuci bersih otak Arkan dengan tingkah absurd mereka berdua.

AKU HINDUU.. AKU HINDU~lanjut Raga tidak kalah aneh.

Semua sontak menoleh ke arah Raga yang baru saja melanjutkan nyanyian itu.

"Busett AHAHAHAHAHAHA. " Tawa ke empat laki-laki itu pecah.Jaya yang sibuk tertawa dengan tangan yang memukul keras bahu Dava membuat sang empu memberengut kesal.

"Kiw cewek, ngapain lo?" Tanya Dava  mengedipkan sebelah matanya genit membuat Kanaya memutar bola matanya malas.

"Lagi ngepang rambut pak budi. " Balas Kanaya aneh.

" Busett apanya yang mau di kepang anjir, bulu ketek? " Jaya berujar dengan tangan yang meremas kuat perutnya. Cukup! Jaya sudah tidak kuat. Perutnya terasa kram karena terlalu lama tertawa.

"Etdah judes amat, Kana.Makan apa sih? "Tanya Raga  mencolek lengan Kanaya.

"Makan manusia minim akhlak kaya lo.''Balas Kanaya tidak santai. Ia sudah sangat geram, mengapa taksi yang Ia tunggu tidak kunjung datang juga? Kanaya sudah lelah! Ia tidak ingin menghabiskan tenaga nya untuk berbicara dengan ke empat laki-laki aneh di depannya.

"Busett cakep-cakep makannya nyeremin. " Balas Raga bergidik ngeri.

"Bang Jovan belum jemput,Kana?" Tanya Arkan menatap Kanaya lembut. Oke mungkin ini masih waras.

"Bang Jovan nggak jemput.Lagi ada urusan. " Kanaya menjawab dengan santai. Ia berdoa semoga Arkan mau memberinya sedikit belas kasih dengan memberikan Kanaya tumpangan.

"Hahahahahahah."dengan tidak tahu dirinya Jaya dan Dava tertawa keras di depan wajah Kanaya.

Arkan hanya tersenyum lembut.
" Mau pulang bareng gue? " Tawar Arkan menatap lembut Kanaya.

Kanaya bersorak dalam hati. Astaga Arkan benar-benar lelaki idaman. Kanaya tidak perlu meminta karena Arkan sudah tahu apa maksudnya.

"Enak aja lo samsul. Kana pulang bareng gue. " Raga menarik tangan Kanaya kuat, dengan lidah yang Ia julurkan ke arah Arkan. Tersenyum mengejek.

"Boleh, hemat cuan juga HAHAHA. " Balas Kanaya tersenyum kegirangan.

Jaya sontak menggeplak kepala Kanaya dengan buku tulis yang sedari tadi sudah berada di tangannya.Kanaya jadi curiga kalau buku itu di pegang memang untuk menggeplak  kepala Kanaya.

"Heran,Bapak lo noh kaya. " Dengan cepat dava menyinyir. Menurutnya jika sudah bertemu Kanaya tidak afdol jika belum membuat kesal gadis itu.

Raga berdecak kesal. "Buruan ege, gue tinggal juga lo. " Raga mengancam dengan mata yang menatap tajam ke arah Kanaya yang cekikikan.

"Biarin, gue bisa pulang sama, Arkan. "Kanaya membalas dengan enteng membuat Raga naik pitam saat itu juga.

"Yeuu,ayo pulang. "putus Raga berjalan mendahului Kanaya.Sebelum menyusul Raga, Kanaya tidak lupa  menjitak kepala kedua kampret yang memberengut kesakitan karena ulah Kanaya.

Karena asik bercanda. Kelima orang itu tidak menyadari sesosok pria tua yang memandang kelima orang itu dengan pandangan berbeda-beda.









Bersambung.

KalopsiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang