4.Hujan dan Kenangan?

126 10 2
                                    

Jangan lupa Vote&Comment!
______________________________

Hujan lagi, mengapa akhir-akhir ini sering sekali turun hujan? Kanaya tidak menyukai hujan.Menurut nya hujan sangat berisik, di tambah bau air hujan yang bertubrukan dengan tanah yang membuat Kanaya sangat tidak nyaman. Ia menutup gorden jendelanya.

Kanaya sudah pulang dari rumah Livy sedari tadi.Saat sedang asik menonton film,Bang Jovan menjemputnya dengan alasan bahwa Ayah dan Bunda akan pergi ke rumah Nenek selama tiga hari.Nenek sedang sakit. Dan bang Jovan juga harus pergi ke Jogja dengan berbagai urusan Kuliah nya.

Kanaya mengehela nafas gusar.Tidak apa-apa, Kanaya suka tempat sepi, menurutnya tempat sepi sangat nyaman untuk bersantai. Perlahan Kanaya berjalan ke arah kasur king size nya, mengambil handphone yang terletak di laci nakas.Tangan lentik nya sibuk menggilir foto di galeri, sampai tangannya berhenti pada satu foto yang menunjukkan sesosok laki- laki berusia 11 tahun sedang tersenyum lebar ke arah kamera.Ia mengelus layar handphone nya, membayang kan waktu bisa berputar kembali seperti dulu.Saat Kanaya bisa memeluk hangat kedua abang terhebatnya. Sebelum suatu peristiwa naas terjadi yang menimbulkan duka terdalam untuk keluarga Gabrie.

Sampai tak terasa, Kanaya mulai terlelap.Ikut bergabung dengan kesunyian malam.

                ________________________

Flashback on

Seorang gadis kecil berusia 7 tahun sedang asik bermain di belakang rumahnya, Ia tidak sendiri melainkan dengan dua kakak laki-laki nya, Ia berlari dengan riang,melompat kesana kemari.
Menghiraukan gemercik air hujan yang membasahi tubuh mereka bertiga. Ketiga anak itu terlihat tertawa dengan riang. Tidak menyadari ada 3 orang dewasa sedang menatap kearah mereka dengan pandangan yang berbeda-beda.

"Jovan, Jivan, Kanaya. Udahan yuk sayang?udah mau sore loh, besok kita main lagi." Ucap bunda mengajak kami bertiga untuk berhenti bermain. Bunda terlihat sangat khawatir, di tambah dengan Jivan yang sedang tidak enak badan, Bunda sudah melarang nya keras  untuk menonton kedua adiknya bermain saja. Tetapi ia terus merengek membuat bunda tidak tega dan berakhir mengizinkannya.

"Gapapa sayang, biarin mereka bertiga seneng-seneng dulu." Ayah datang memeluk bunda erat dari belakang, menaruh dagunya di atas kepala bunda, mencoba meyakinkan kepada bunda bahwa semua baik-baik saja.

"Tapi perasaan Bunda ga enak, Ayah." Rengek bunda mengguncang-guncang kan tangan kekar Ayah.

"Gapapa istriku, semua bakal baik-baik aja, asalkan kita selalu ada di sisi mereka. " ucap Ayah mengecup kening bunda sayang.

Dilain tempat, Jovan dan Jivan sedang asik bermain kejar-kejaran. Tidak menyadari bahwa sedari tadi Kanaya sudah tidak ada di dekat mereka.

Jivan mengerahkan pandangannya, ia tidak menemukan adik kecilnya. Bagaimana ini? bagaimana jika Ayah marah? Ia sudah gagal menjadi seorang Kakak untuk adik kecilnya.

Jivan menggelengkan kepalanya, ia harus menemukan Kanaya.Pandangannya jatuh kepada adiknya yang ternyata sedang sibuk mengambil bola yang menyangkut di semak- semak. Saat sedang berlari menghampiri Adiknya,tiba- tiba terdengar suara tembakan, ia dapat melihat seorang pria misterius yang memakai pakaian serba hitam itu hendak melepaskan pelurunya tepat ke arah adiknya.

Jivan berlari sekuat tenaga, Saat sudah berada di dekat adiknya, dengan sigap Jivan mendorong tubuh mungil adiknya, Kanaya membelalakkan matanya terkejut. Ia menangis kencang saat melihat kakak nya terkapar di bawah guyuran hujan dengan darah yang mengalir di tubuhnya.

"BANG JIVANNNNNNNNN, BANGUNNNN, JANGAN TINGGALIN AYA ABANGG, NANTI AYA MAIN SAMA SIAPA? BANG JOVAN NAKAL, DIA SUKA JAHIL SAMA AYA ABANGGG!! KENAPA ABANG TUTUP MATAA, AYA JELEK YA?KATA ABANG MAU GIMANAPUN AYA TETEP CANTIK, KOK ABANG TUTUP MATA? KOK ABANG GAMAU LIAT AYA LAGII? "Kanaya menangis kencang, entah apa yang ada di pikiran gadis kecil berusia 7 tahun itu.

Bunda yang sedang berada di dapur terkejut mendengar pekikan putri bungsu nya. Ada apa? Apa yang sudah terjadi?

Bunda berlari kearah taman belakang, disana bunda dapat melihat Kanaya yang meraung- raung dengan baju yang penuh dengan darah. Tak lupa Jovan yang sudah menangis kencang sedari tadi. Juga Ayah yang susah payah menahan tangisnya dengan Jivan yang berada di gendongan nya.

Ayah salah, saat Ayah dan bunda berada di dekat mereka pun, mereka tetap tidak aman. Ia gagal, ia gagal menjaga keluarga kecil nya. Ia gagal menjaga salah satu putra kesayangan istrinya. Harusnya ia tidak perlu mengangkat telepon, harusnya ia tetap berada di sana mengawasi ketiga anaknya bermain

Sama halnya dengan bunda,ia sudah meraung kencang. Bunda juga sibuk menyalahkan dirinya sendiri. Sampai mereka semua lupa, bahwa ini bukan saat yang tepat untuk saling menyalahkan diri sendiri.Karena sejujurnya sekuat apapun kita menghindari segala masalah, masalah akan selalu datang jika Tuhan mengizinkan.

Dilain tempat, seorang pria dewasa misterius yang memakai pakaian serba hitam itu mengeram marah, ia salah target.Harusnya ia membunuh putri kesayangan Gabrie,bukan malah putra mereka yang penyakitan itu.Karena pria itu yakin, anak laki-laki itu akan mati dengan mudah karena penyakit sialannya.

Flasback off

Kanaya terisak kencang, bukan perihal mudah untuk melupakan hal yang menyakitkan.

Mengapa Abang nya harus berlari menyelamatkan nya?mengapa Ia tidak membiarkan saja Kanaya mati tertembak?
"Aya ngga bisa abangg, setiap hujan turun Aya selalu keingat abangg. " Gumam nya parau.

Bukan tanpa alasan Seorang Kanaya tidak menyukai hujan, menurut nya Hujan hanya bisa menorehkan luka Bagi Kanaya Dan keluarganya. Sulit untuk berkata bahwa Ia sudah ikhlas, sulit untuk mengatakan bahwa semua bukan salahnya.

Kanaya sibuk bergelut dengan pikirannya, sampai akhirnya Ia kembali tertidur dengan posisi meringkuk. Jangan lupakan mata bengkak yang terlihat sangat menyedihkan.










Bersambung.

KalopsiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang