❄9❄

987 100 2
                                    

"Minji ini gue Winter, kakak lo, sekarang lo udah aman"

"Tenang aja, gue bakal bikin orang yang udah bully lo menderita dan ngerasain apa yang lo rasain selama ini!"

Danielle Pov

Seketika kakiku tak bisa menahan berat tubuhku lagi. Aku jatuh merosot setelah mendengar kalimat yang kak Winter ucapkan pada gadis culun yang sering aku bully itu.

Aku salah dengarkan? Tidak mungkin Kim Minji itu adik kak Winter.

Aku meremas ujung bajuku. Kenyataan apa ini?! Bagaimana jika kak Winter mengetahui jika yang selama ini membully adiknya adalah aku?

Aku segera bangun dan menjauh dari sana sesegera mungkin sebelum kak Winter mengetahui keberadaan ku di sana.

Berusaha untuk pura-pura tidak peduli pun sulit. Pikiranku selalu mengarah ke sana. Aku ketakutan. Aku takut kak Winter akan membuatku seperti Haerin.

Aku bisa menyimpulkan jika kak Winter mengira Haerin lah yang membully adiknya itu. Maka dari itu dia memukulinya habis-habisan. Bagaimana jika kak Winter tahu jika akulah yang membully adiknya bukan Haerin? Akankah kak Winter juga akan memukuli ku seperti dia memukuli Haerin?

Arrrghh

Aku frustasi. Kenapa hidupku harus sesulit ini? Apa yang harus aku lakukan sekarang? Menyerahkan diri pada kak Winter dan mengakui semua kesalahanku? Itu hal yang tidak mungkin aku lakukan. Itu sama saja aku bunuh diri.

Ya, selagi Minji tidak mengatakan yang sebenarnya, kak Winter tidak mungkin mengetahui jika akulah pelaku bully yang sebenarnya bukan? Aku akan tetap aman.

Meski terdengar jahat, tetapi untuk saat ini biarlah kak Winter mengira yang membully adiknya adalah Haerin bukan aku.

Aku memutuskan untuk segera pulang. Lagi pun pikiranku tetap tidak bisa fokus jika pun aku memaksakan tetap bersekolah.

Aku segera memasuki rumahku begitu aku sudah sampai di sana.

Rumahku memang besar, namun seperti biasa, yang ada di sana hanya aku seorang.

Aku langsung menuju kamarku, mengistirahatkan tubuhku di kasur. Hari ini adalah hari paling melelahkan. Energi ku banyak terkuras habis.

Saat ini aku hanya ingin beristirahat dengan tenang, dan melupakan sejenak masalah yang terjadi.

Ddrrttt

Ah shit. Tidak bisakah aku beristirahat dengan tenang sebentar saja? Kenapa selalu saja ada yang mengganggu waktu tenangku.

Aku meraih ponselku dengan malas, dan melihat siapa yang sudah menganggu waktu tenangku.

Pesan dari Hanni dan Hyein. Mereka menanyakan apa aku baik-baik saja atau tidak. Ah sungguh pertanyaan basi, sudah tentu aku tidak baik-baik saja setelah apa yang terjadi.

Aku membuang ponselku asal tanpa memberikan balasan pada keduanya. Aku sedang tidak mood membalas pesan mereka. Toh pesannya juga tidak penting.

Sejenak aku menatap langit-langit kamarku. Entah sejak kapan aku merasa tidak puas dengan kehidupanku ini.

Rupanya mempunyai banyak uang bukan segalanya. Aku bahkan tidak bisa membeli kebahagiaanku sendiri dengan seluruh uang yang ku punya.

Jika ada yang bilang uang segalanya, itu bohong. Mereka tidak tahu saja rasanya hidup penuh uang, namun tidak mempunyai kebahagiaan di dalamnya.

Orang tuaku mati-matian bekerja siang dan malam hanya untuk mencari uang, hingga mereka lupa, jika mereka mempunyai seorang putri yang butuh sosok mereka di sampingnya.

SHybe School🏢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang