Baik Karina maupun Danielle sama terkejutnya melihat orang yang sedang mereka bicarakan hadir di tengah-tengah mereka sekarang. Suasana di ruangan tersebut terasa mencekam.
"Karina, ternyata bener lo punya perasaan lebih ke gue"
Karina meneguk ludahnya gugup. Haerin sekarang sudah tahu tentang perasaan terlarangnya.
"Jujur aja, gue kecewa"
"Haerin gue bisa jelasin" Karina mencoba mendekati Haerin, namun Haerin justru menjaga jarak dengannya.
"Lo salah mengartikan perhatian gue selama ini Karin, gue sayang sama lo, tapi cuma sebatas sepupu gak lebih"
Hati Karina sakit mendengar pernyataan dari Haerin. Cintanya tertolak bahkan sebelum ia bisa benar-benar memperjuangkannya.
"Tapi Haerin, gue nganggep lo lebih. Gue cinta sama lo Rin"
"Tapi maaf, gue gak cinta sama lo. Orang yang gue cinta adalah Danielle. Jadi please lupain perasaan terlarang lo itu. Kita sepupu Karin, ingat itu!"
"Gak, gue gak bisa" Karina menggeleng dengan cepat.
"Lo pikir gampang lupain orang yang lo cinta gitu aja?!"
"Lo cuma harus belajar relain Karina, lo bisa dapet yang lebih baik dari gue"
"Gak Haerin, yang gue mau cuma lo, please"
"Maaf Karina, gue gak bisa" Haerin mendekati Danielle dan membawanya pergi bersamanya, meninggalkan Karina sendirian di sana dengan perasaan hancurnya.
*
*
Setelah kejadian itu Karina memutuskan kembali ke rumahnya. Ia tidak mungkin tetap tinggal bersama dengan Haerin setelah Haerin tahu perasaannya.
Kejadian kemarin meninggalkan bekas yang mendalam untuk Karina. Ia memutuskan untuk tidak lagi jatuh cinta pada siapapun karena itu hanya bisa menyakitinya. Lebih baik hidup tanpa cinta, sehingga ia tidak perlu merasakan patah hati.
Karina menjalani harinya seperti biasanya, walau jelas ada yang berbeda dengan sikapnya. Giselle dan Lia sebagai sahabat dekat Karina tentu saja menyadari akan hal itu. Karina terlihat lebih dingin dan irit bicara, tidak seperti biasanya yang selalu ceria dan suka bertingkah konyol. Tetapi walaupun begitu baik Giselle dan Lia tidak ingin membuat Karina tidak nyaman dengan menanyakan perihal perubahannya tersebut. Keduanya memilih tetap bungkam dan bersikap seolah tidak ad yang terjadi, mereka menunggu sampai Karina sendiri yang dengan suka rela membagikan masalahnya dengan mereka.
"Eh Rin" Giselle menepuk bahu Karina untuk merebut atensinya sebentar dari buku yang sedang di baca Karina sedari tadi.
Karina menoleh ke arah Giselle yang kebetulan sedang duduk santai di atas mejanya, "Apa?"
"Tuh di liatin mulu lo dari tadi"
Alis Karina mengerut mendengar perkataan Giselle.
Giselle pun mengarahkan dagunya, menyuruh Karina agar berbalik ke belakang. Karina menurut dan melihat ke arah belakangnya.
"Kkkk, Winter masih aja ngejar cinta lo, padahal jelas udah gak ada peluang" sahut Lia begitu tahu arah yang di tunjuk Giselle.
"Kasian banget, selalu bertepuk sebelah tangan" ujar Giselle.
Karina menghela nafas, ia malas dengan pembahasan yang seperti ini.
"Emang udah gak ada kesempatan buat Winter kah Rin?"
"Gak ada! Dan berhenti bahas dia, gue gak mau ngurusin soal percintaan, gue mau fokus sama pendidikan gue"
Giselle dan Lia pun memilih tidak lagi melanjutkan pembahasan mereka barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHybe School🏢
FanfictionKumpulan para Ice Prince❄ & Ice Princess❄ Winter Kim Si paling Cool, Cool nya pake banget. Irit ngomong, sekalinya ngomong bikin lawan ngomongnya mati kutu. Tatapannya tajem setajem omongan tetangga. Kang Haerin Dingin, pendiem, irit ngomong juga...