❄36❄

1.2K 93 5
                                    

Danielle mulai membuka matanya setelah tidak sadarkan diri entah sudah berapa lama, ia pun tidak tahu. Yang jelas ketika kesadarannya sudah sepenuhnya pulih, ia mulai menyadari jika ia sudah berada di tempat yang berbeda, bukan gudang, tempat yang terakhir kali di lihatnya.

Danielle merasakan seluruh badannya terasa sakit, mungkin inilah efek perbuatan Wonyoung dan gengnya itu. Sungguh keterlaluan gadis itu. Padahal seingatnya ia tak pernah mencari gara-gara dengan geng Wonyoung, tapi entah kenapa Wonyoung sangat membencinya.

Danielle kembali mengedarkan pandangannya, dan seketika ia terkejut melihat sosok Winter di sampingnya. Kakak kelasnya itu tampaknya sedang tertidur.

'Apa kak Winter yang nolongin gue?'

Danielle kecewa, karena bukan Haerin lah yang menolongnya, melainkan kakak kelasnya yang ia benci.

Sampai saat ini memang Danielle masih menaruh benci pada Winter, walau bagaimana pun, laki-laki itu sudah melecehkannya, dan itu sangat berbekas untuknya.

BRAKK!

Danielle tersadar dari lamunannya begitu melihat pintu ruangannya di buka paksa oleh seseorang.

Haerin berlari ke ranjang Danielle.

"Danielle! Kamu gak papa?!"

"H-haerin?"

"M-maafin aku, maafin aku hikss"

Danielle melebarkan matanya melihat Haerin yang menangis.

"Aku gak papa sayang, please jangan nangis ok" tangan Danielle mengusap lembut pipi Haerin yang sudah basah karena air matanya.

Haerin meraih tangan Danielle, menggenggamnya dan juga mengecupnya, "Maafin aku"

Danielle mengangguk.

"Aku sayang kamu Danielle"

"Me too"

Winter yang sudah terbangun, terpaksa berpura-pura tertidur lagi, agar tidak menganggu keromantisan pasangan tersebut.

Sementara itu, di ambang pintu masih ada dua sahabat Winter, Yujin dan Ryujin yang tadi ikut bersama dengan Haerin, keduanya kini menatap bingung karena semenjak kapan Haerin dan Danielle dekat? Bahkan keduanya tidak segan melakukan skinship, padahal setahu mereka, Haerin itu sangat anti dengan skinship. Tapi sama halnya dengan yang di lakukan Winter, kedua sahabat Winter juga tidak ingin mengganggu momen Haerin dan Danielle, akhirnya mereka berdua diam-diam pergi, memilih menunggu di luar ruangan saja.

***

Ke esokan paginya, Winter berangkat ke sekolah seperti biasa. Ia berjalan santai ke arah kelasnya.

"Hai Win" Isa sudah berada di sebelah Winter dengan senyum hangat seperti biasanya.

"Hai Sa"

"Kemarin lo ke mana? Kok gak masuk kelas lagi?"

Keduanya berjalan beriringan.

Winter menggaruk leher bagian belakangnya yang tidak gatal, "Gue punya urusan urgent jadi mendadak pergi deh hehe he"

Isa mengangguk-anggukan kepalanya, "Tau gak lo, kemarin Karina labrak gue"

Wajah Winter sontak menoleh pada Isa, "Serius? Emang masalah apa sampe dia labrak lo?"

"Gue juga gak tau, dia bilang gue gak usah keganjenan, deket-deket sama lo"

SHybe School🏢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang