"Aku pulang"
Haerin memasuki apartemennya. Matanya melihat ke sekeliling, mencari sosok gadisnya yang tak terlihat. Mungkinkah gadisnya sedang tidur? Ataukah sedang pergi?
Ia pun menuju kamar, guna memastikan.
Ceklek
"Ah. Maaf!"
Brak!
Haerin menutup kembali pintu kamar, begitu tidak sengaja melihat Danielle yang sedang berganti baju. Sial. Kenapa ia harus berada di posisi ini sekarang.
Jantungnya terasa berpacu cukup kencang. Tidak, tidak. Ia tidak boleh berpikiran yang aneh-aneh.
Buru-buru ia pergi ke ruang tamu dan menjatuhkan dirinya di sofa. Ah hari ini cukup melelahkan untuknya. Belum lagi pertandingannya melawan Winter tadi. Ia bahkan sampai menguras habis tenaganya guna memenangkan pertandingan tersebut. Tapi syukurlah, ia bisa memenangkan pertandingan itu. Jika tidak, mungkin saja Danielle tak akan kembali bersekolah lagi. Dan dengan terpaksa harus homeschooling. Gadis itu mana mau bersekolah di tempat lain. Itu saja ia selalu merengek ingin bersekolah lagi namun tidak di ijinkannya.
Haerin sedang memejamkan matanya hingga tidak sadar di depannya ada Danielle yang sudah berdiri di sana dan menatap lekat dirinya.
Danielle tersenyum, dan tanpa ijin dirinya dengan berani menduduki pangkuan Haerin. Sontak hal tersebut membuat Haerin terkejut. Ah gadis ini memang sangat agresif. Untuk kedepannya pasti Haerin harus lebih banyak lagi menahan dirinya atas keagresifan Danielle. Jangan sampai kelepasan.
"Danielle"
"Hm?" Danielle menduselkan wajahnya di ceruk leher Haerin. Mencium aroma yang begitu di sukainya dari tubuh Haerin. Entahlah kenapa ia begitu menyukai segala tentang Haerin. Mungkin karena ia sudah cinta mati pada gadis itu?
"Aku belum mandi, badan aku bau"
Haerin berusaha mendorong Danielle dan menurunkannya dari pangkuannya. Tetapi gadis itu masih saja tidak mau turun. Justru semakin erat memeluknya.
"Aku gak peduli. Badan kamu wangi kok"
"Enghh Danielle. Please"
Danielle tersenyum smirk.
"Haerin, kamu pernah ciuman?"
Haerin terkejut, "Hah?"
"Aku tebak kamu belum pernah kan?"
"Danielle, aku mau mandi"
Lebih baik Haerin melarikan diri dari topik sensitif itu.
Danielle menggeleng, ia memegang sisi kepala Haerin.
"Kita kan udah tunangan. Jadi boleh dong kalo kita___"
"Maaf, aku mau mandi" Haerin dengan cepat menurunkan Danielle dari pangkuannya dan segera berlari ke kamar mandi.
"Haerin. Kang Haerin!"
Teriakan Danielle tidak di pedulikan oleh Haerin. Karena gadis itu sudah lebih dulu masuk kamar dan menguncinya.
Danielle mendengus kesal. Usahanya gagal. Padahal ia kan hanya ingin merasakan ciuman bersama dengan Haerin. Ia ingin merasakan bibir tipis itu.
"Ck! Awas aja nanti"
***
Hari weekend begini memang sangat enak di gunakan untuk rebahan sambil menonton drakor. Itulah yang sedang di lakukan Karina sekarang.
Ia sudah standby rebahan dengan laptop yang sudah berada di depannya. Tinggal menunggu laptop menyala dan Karina akan segera mengetikkan judul drakor yang akan di tontonnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHybe School🏢
FanfictionKumpulan para Ice Prince❄ & Ice Princess❄ Winter Kim Si paling Cool, Cool nya pake banget. Irit ngomong, sekalinya ngomong bikin lawan ngomongnya mati kutu. Tatapannya tajem setajem omongan tetangga. Kang Haerin Dingin, pendiem, irit ngomong juga...