❄10❄

1K 110 18
                                    

#Rumah Sakit

Haerin mengerjapkan matanya beberapa kali, untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haerin mengerjapkan matanya beberapa kali, untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya. Pandangannya melihat ke sekelilingnya. Jelas ini bukan kamarnya.

Banyak alat medis di sana. Apa ia sedang berada di rumah sakit? Ketika ia hendak menggerakkan anggota tubuhnya, tubuhnya terasa sakit dan kaku.

Huffhh

Sekarang ia ingat apa yang telah terjadi dengannya. Ia telah di pukuli oleh Winter sampai membuatnya tidak sadarkan diri.

Haerin segera melihat ke sebelahnya setelah teringat oleh sesuatu.

Karina.

Dia ada di sebelahnya. Sedang tertidur pulas. Wajahnya tampak sekali menyiratkan kelelahan. Haerin merasa bersalah, lagi-lagi membuat sepupunya itu harus mengurusnya.

Ia jelas masih ingat betul ketika dulu juga Karina melakukan hal yang sama.

Entahlah kenapa Karina sudi melakukannya, padahal selama ini sikap ia pada sepupunya itu terbilang kasar. Sering mengacuhkannya, dan menganggapnya sebagai pengganggu, namun anehnya selalu Karina yang menjadi orang pertama yang membantunya kala ia dalam kesusahan dan tidak ada orang lain yang peduli dengannya. Bahkan orang tuanya sendiri.

Haerin sudah sepatutnya memperlakukan Karina dengan baik sebagai balasan. Ia tidak boleh terus-terusan menyakitinya.

"Apa yang harus gue lakuin buat bales kebaikan lo Rin?" gumamnya menatap Karina, tangannya bergerak merapihkan anak rambut Karina yang menutupi wajahnya.

"Sorry" kalimat Haerin pelan, sebelum ia segera menyingkirkan tangannya begitu melihat pergerakan dari Karina.

"Eh? Lo udah sadar?" Karina menegakkan badannya segera setelah ia melihat sepupunya sudah sadarkan diri.

"Hm"

"Hufhh syukur deh, oh ya apa perlu gue panggilin dokter buat periksa keadaan lo? Siapa tau lo masih ngerasa ada yang sakit gitu"

"Gak perlu, gue baik-baik aja. Keberadaan lo udah cukup buat gue, gak perlu lo manggil dokter lagi"

Itu adalah kalimat terpanjang yang pernah Karina dengar dari mulut sepupunya itu. Dan kalimat itu di ucapkan untuknya? Apa Karina tidak salah dengar? Apa sekarang ia masih di alam mimpinya? Oh Tuhan, tolong kuatkan Karina, jangan sampai ia jatuh kembali pada sepupunya itu. Sudah cukup dulu saja perasaan terlarang itu ada. Sekarang jangan lagi.

Mendadak Karina terdiam. Hal itu membuat Haerin keheranan.

"Rin, lo kenapa?"

Karina tersentak kaget merasakan sebuah tangan yang menyentuh tangannya. Refleks Karina menarik tangannya.

"Eh, sorry?" Haerin meminta maaf karena sudah membuat Karina terkejut.

"Eh?" Karina kebingungan sendiri. Tadi itu ia hanya terkejut saja, bukan bermaksud apa-apa.

SHybe School🏢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang