Hanni lari terburu untuk segera mencari bantuan. Tapi merasa bingung harus meminta bantuan siapa? Pasalnya mereka bertiga itu tidak memiliki teman lain. Hanya bertiga saja. Maklum mereka bertiga ini tipe yang sangat pemilih jika bersangkutan dengan masalah pertemanan dan pergaulan. Tidak sembarang. Hanya mereka yang setaralah yang bisa menjadi teman mereka.
Tidak ada jalan lain, Hanni berlari ke kantin, mencari sosok yang bisa membantunya.
Sampai di kantin. Mata Hanni berbinar, melihat sosok tersebut yang sedang duduk manis menyantap makanannya.
Tidak mau membuang waktu, Hanni pun segera berlari ke arah sosok tersebut. Saking bersemangatnya, ia sampai tidak sadar jika kaki panjang Wonyoung sudah menjulang menghalangi langkahnya.
BRAAAKKK!!
Suara kencang tersebut berasal dari Hanni yang menabrak meja di depan Minji yang semula sedang asik menyantap makanannya. Namun saat ini tidak lagi. Meja yang di tabrak Hanni membuat makanan yang sedang di nikmati Minji jatuh berserakan dan mengenai seragam depannya. Belum lagi kuah bakso yang lari ke mata Minji. Gadis itu sekarang sedang keperihan menahan rasa panas dan juga perih di matanya.
Sementara itu mulut Hanni melebar melihat masalah baru yang di timbulkannya.
Masalah satu belum selesai timbul masalah baru lainnya.
Hanni menjadi panik melihat Minji yang terus mengaduh perih di matanya.
Di tengah kepanikannya tersebut, Hanni hanya bisa memikirkan Minji saat ini. Ia dengan segera pun membawa Minji ke UKS, sebelum matanya kenapa-kenapa. Ia tidak mau di salahkan nantinya. Jika terjadi apa-apa dengan ketua kelasnya tersebut.
Karina yang memang sedang berada di kantin pun tidak luput memperhatikan keributan yang terjadi.
Jelas ia mengenal sosok adik kelasnya yang tadi berlari terburu-buru tersebut yang pada akhirnya membuat kecerobohan.
Karina merasa ada hal yang ingin di sampaikan oleh adik kelasnya tersebut pada Minji, adik dari kekasihnya. Namun di urungkannya kala melihat kekacauan yang terjadi akibat ulahnya tersebut.
Karina bangkit, membuat kedua sahabatnya terheran, pasalnya makanan yang di pesan Karina belum habis, bahkan baru di makan sedikit.
"Lo mau ke mana?" Giselle tidak bisa menahan diri untuk tidak melempar pertanyaan tersebut.
"Ke toilet"
Baik Giselle dan Lia hanya mengangguk saja dan membiarkan Karina pergi.
Karina berbohong. Ia tidak pergi ke toilet, melainkan pergi ke suatu tempat.
Kelas 2-A.
Kelas yang dulu pernah di tempatinya.
Karina menuju ke sana. Firasatnya mengatakan ada sesuatu yang terjadi di sana. Dan entah kenapa ia begitu ingin ke sana.
Langkah kakinya semakin cepat menuju kelas tersebut.
Koridor sekolahnya tampak sepi tidak seperti biasanya. Entah kemana perginya siswa siswi SHybe School. Seperti sekolah yang tidak berpenghuni.
Sampai di depan pintu, tidak ada suara apapun yang terdengar. Apa kelasnya kosong? Untuk memastikannya, perlahan Karina membuka pintu kelas tersebut.
Dan begitu terkejut melihat Winter melecehkan Danielle.
"WINTER!!!"
Karina segera berlari dan mendorong Winter.
Danielle sudah menangis. Gadis yang biasanya terlihat sombong itu kini justru tampak lemah. Tubuh kecilnya merosot jatuh ke lantai. Sungguh Karina yang melihatnya sangat tidak tega. Ia segera memeluk Danielle dan menutupi tubuhnya yang sudah setengah terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHybe School🏢
FanfictionKumpulan para Ice Prince❄ & Ice Princess❄ Winter Kim Si paling Cool, Cool nya pake banget. Irit ngomong, sekalinya ngomong bikin lawan ngomongnya mati kutu. Tatapannya tajem setajem omongan tetangga. Kang Haerin Dingin, pendiem, irit ngomong juga...