❄28❄

1.1K 99 12
                                    

Bughh

Bughh

"BANGSAT!!"

BUGHHH

Sekali lagi Haerin memukul Winter dengan kencang, hingga membuat tubuh Winter jatuh ke lantai tidak berdaya. Winter tidak melawan sedari tadi, karena memang ia akui, perbuatannya memang brengsek dan ia pantas mendapat pukulan bertubi-tubi dari Haerin.

Haerin mendekati Winter yang terbaring di lantai dengan wajah yang sudah babak belur. Ia menarik kerah kemeja Winter membuat wajah Winter mendekat padanya dan Haerin menatapnya dengan sorot mata marah.

"Gue kira lo cowok yang baik, gue udah percayain orang yang berarti di hidup gue ke lo. Tapi ternyata penilaian gue tentang lo selama ini salah! Lo gak lebih dari cowok brengsek!!"

Haerin merasa sangat marah dan kecewa dengan dirinya sendiri, kenapa dulu ia sempat berpikir Winter adalah laki-laki yang baik yang pantes menjaga sepupunya? Padahal jelas ia mengetahui fakta bahwa Winter pernah melecehkan Danielle yang berarti itu sudah menunjukkan kebejatan mantan ketua basket itu. Haerin merasa tertipu dan merasa sangat bodoh.

Beruntung hari ini ia dapat menyaksikan dengan jelas kebejatan seorang Winter Kim. Di mana laki-laki itu sedang menyentuh gadis lain, di sebuah hotel yang kebetulan hotel yang sama dengan Haerin dan Danielle yang rencananya akan bermalam di sana.

Haerin tidak sengaja melihat Winter di sana dengan seorang gadis yang tidak di kenalinya, kemudian ia mengikuti Winter diam-diam, Danielle tidak ikut karena gadis itu sudah lebih dulu Haerin suruh untuk pergi ke kamar mereka lebih dulu, sementara Haerin beralasan ada barangnya yang tertinggal di mobil dan ijin untuk mengambilnya, Danielle percaya dan membiarkan Haerin pergi.

Dan yah, setelah mengikuti Winter dan gadis asing itu, Haerin di kejutkan dengan perbuatan keduanya. Dan tidak menyangka Winter bisa berbuat seperti itu. Padahal yang Haerin tahu Winter menyukai sepupunya, dan keduanya juga sering terlihat bersama.

Tidak ingin melepaskan Winter begitu saja, Haerin saat itu juga langsung menyeret Winter yang tengah bercumbu dengan gadis asing itu. Dan Haerin menghajarnya habis-habisan.

Walau bagaimana pun Karina adalah sepupunya, dia sangat berarti untuk Haerin, dan Haerin tidak terima sepupunya di perlakukan seperti itu oleh Winter.

"Mulai sekarang, jangan harap lo bisa ketemu dan berhubungan lagi sama sepupu gue!!"

Haerin bangkit setelah mengakatan itu. Dan meninggalkan Winter begitu saja yang sudah tergeletak di lantai tidak berdaya. Ia tidak peduli sekalipun Winter mati di sana. Rasa kecewanya begitu besar terhadap Winter hingga mematikan hati nuraninya sebagai manusia.

Haerin tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi Karina jika dia tahu perbuatan brengsek Winter yang suka bermain dengan gadis lain? Pasti sepupunya itu sangat sedih.

Ia mengacak rambutnya kasar, niat hati ingin menghibur Danielle yang sedari kemarin tampak murung, justru sekarang ia di hadapkan dengan masalah baru yang berhasil membuat moodnya hancur.

Haerin tidak bisa menemui Danielle dengan keadaannya yang kacau seperti ini, ia takut akan membuat Danielle khawatir.

Setelah memikirkannya beberapa saat, Haerin memutuskan untuk mengirimi Danielle pesan, bahwa ia akan menemui sepupunya, dan meminta Danielle untuk tidak menunggunya.

Begitu pesannya sudah terkirim, Haerin segera keluar dari hotel dan menuju mobilnya. Ia berniat ingin menemui Karina dan memberitahukannya perihal kebrengsekan Winter.

Ia sudah tidak bisa menahannya lagi, Karina harus tahu. Dan segera memutuskan hubungannya dengan Winter.

Di sisi lain Danielle sudah membaca pesan Haerin, dan tersenyum kecut. Ia bangkit dan mengambil tasnya kembali yang sempat ia taruh di sofa, ia keluar dari kamar dan pergi meninggalkan hotel itu dengan perasaannya yang hancur.

*

*

Haerin sudah sampai di depan rumah Karina. Rumah Karina tampak sepi, mungkin orang tua Karina sedang tidak ada di rumah. Memang orang tua Karina sering kali tidak ada di rumah karena kesibukan mereka. Haerin merasa tidak tega melihat Karina yang sering kali di tinggal oleh orang tuanya. Tidak ada yang menjaga Karina. Dulu ia percaya Winter bisa menjaga sepupunya itu, tapi setelah hari ini, ia sudah tidak mempercayai laki-laki itu lagi.

Haerin masuk ke dalam rumah Karina, dan melihat sekeliling rumah tersebut, mencari keberadaan sepupunya.

Tidak ada orang di ruang tamu maupun di dapur, mungkin Karina berada di kamar pikirnya.

Ia pun menuju kamar Karina. Dan mengetuknya sopan.

Butuh beberapa kali sampai suara dari dalam mengijinkannya untuk masuk.

Pintu kamar Karina di buka Haerin perlahan, dan kemudian ia melangkah masuk.

Karina sedang duduk di meja belajarnya, sepertinya gadis itu sedang mengerjakan tugas sekolahnya.

"Ekhem"

Haerin berdehem untuk merebut atensi Karina yang terlihat sangat fokus dengan buku tebal di pegangnya.

Suara Haerin membuat Karina menoleh.

"Lo? Ngapain di sini?"

Haerin bingung, harus memulai cerita dari mana, tidak mungkin ia langsung to the point, menceritakan tentang kebrengsekan Winter pada Karina.

"Om sama tante gak ada di rumah?" basa basinya.

Terlihat Karina yang menatap Haerin dengan heran, "Kalo mau ketemu mereka nanti minggu depan" jawabnya datar.

"Gue bukan mau ketemu mereka, tapi lo"

Haerin menatap Karina dengan serius kali ini. Lalu melangkah mendekati Karina sampai jarak mereka menjadi dekat. Haerin berdiri di hadapan Karina yang masih duduk di kursi belajarnya.

"Gue pengen kasih tau lo sesuatu"

"To the point!" suara Karina terdengar ketus.

"Winter, cowok itu brengsek!"

"Dia main sama cewek lain di belakang lo, gue liat sendiri dengan mata kepala gue!"

"Dan sekarang gue minta lo jauhin Winter, dia bukan cowok yang baik buat lo Rin" Haerin memegang bahu Karina.

"Kalo gue jauhin Winter, siapa lagi tempat bersandar gue?! Cuma dia yang gue punya!" Karina sedikit terkejut mendengar perkataan Haerin perihal Winter, dari mana dia tahu pikirnya? Pasalnya Karina sudah lebih dulu tahu jauh sebelum Haerin mengetahuinya. Tetapi Karina memilih untuk bertahan dan berpura-pura tidak ada yang terjadi. Karena ia hanya memiliki Winter untuk bersandar.

"GUE"

Karina terkekeh mendengarnya. Ia menatap Haerin.

"Lo sibuk sama tunangan lo itu, mana mungkin lo bisa ada buat gue?!"

Haerin menggeleng cepat, "Lo sama Danielle punya tempat masing-masing di hidup gue. Jadi lo gak usah khawatir. Percaya sama gue Rin, gue bakal jagain lo lebih dari si BRENGSEK itu!" ucap Haerin sungguh-sungguh.

Tangan Karina melepaskan tangan Haerin yang memegang bahunya.

"Gue gak tau harus percaya sama siapa. Gue cape"

Haerin menghela nafas sebentar, kemudian ia menarik Karina ke dalam pelukannya.

"Gue sayang sama lo Rin, gue bakal jagain lo. Please percaya sama gue ya?"

Karina merasakan ketulusan Haerin. Tapi apakah ia sanggup tidak akan jatuh cinta lagi dengan Haerin jika hubungan mereka menjadi dekat kembali? Mungkin akan semakin dekat dari sebelumnya.

Dan bagaimana dengan hubungannya dengan Winter? Jujur saja di sini yang brengsek bukan hanya Winter tetapi dirinya juga. Yang sudah menjadikan Winter sebagai pelarian semata.










































Yeay🤗

Sampai jumpa
😁

***

SHybe School🏢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang