prolog

1.9K 57 3
                                    

 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.  .  .

hyung, apa benar? Selama ini mereka menyayangi ku? Tapi kenapa dengan cara kekerasan?” ucap pemuda itu dengan lirih. Nama pemuda itu adalah Choi jisung.

Ji-Sung menatap kearah papan nama di makam tersebut. Terdapat nama
‘choi chenle ’ itu Hyung nya yang Sudah lama meninggal dunia karena nya.

Iyah 4 tahun yang lalu dimana dirinya dan Hyung nya bermain bola. Dan bola itu bergelinding kearah jalan besar, mau tak mau Ji-Sung harus mengambil bola itu, tapi  saat dirinya sudah memegang bola dirinya melihat ada sebuah truk besar menghampirinya, dia hendak tertabrak namun Chenle. Hyung nya itu mendorong dirinya untuk menjauh dan alhasil yang tertabrak adalah Chenle.

Dan… semenjak kejadian itu keluarga nya terutama ayah dan Hyung nya yang lainnya membenci dirinya. Dan dirinya juga selalu mendapatkan kekerasan oleh mereka.

Ji-Sung selalu menyalahkan dirinya sendiri, harusnya dirinya tidak boleh egois, harusnya dirinya yang tertabrak tapi keadaan berkata lain.  Ji-Sung menatap kearah papan itu dengan tatapan sayu. Tiba-tiba air mata keluar begitu saja dan meluncur ke pipi.

Dirinya menundukkan kepalanya kebawah. Sungguh dirinya tidak kuasa menahan tangisannya itu.  Rasa sakit di dadanya tidak bisa ia tahan, Ji-Sung terisak-isak sehingga dirinya tak bisa berkata-kata.

Ji-Sung mengusap air mata yang sudah meluncur ke pipi. “ harusnya kau jangan egois Hyung. Harus nya kau membiarkanku mati tertabrak oleh truk itu. Tapi kenapa kau membiarkanku hidup?! Apa kau tak ingat Hyung? Apa kau tak ingat dengan kata ayah ? Sebelum kau meninggalkanku? Ayah pernah bilang. Ayah ingin aku mati, harusnya aku di posisi mu Hyung” ucapannya yang masih ada Isakan kecil.  Ji-Sung tersenyum miris. Kenapa hidup nya penuh dengan cobaan yang sangat berat bagi nya. Malang sekali nasibnya itu.

“hyung aku pulang yah? Nanti aku kesini lagi kok, titip pesan ke mamah yah? Kalau Ji-Sung kangen dengan mamah, aku pulang hyung nanti ayah akan marah dengan jisung”  dan diakhiri tawaan hambar. Lalu Ji-Sung berdiri, ia pun mengucapkan selamat tinggal kearah makam Chenle, Ji-Sung pergi dari pemakaman tersebut.

§§§§§

Ceklek

PLAK!!

Ji-Sung pun menghadap kearah kiri. Ji-Sung memegang pipinya yang teramat perih. Ya walaupun sudah biasa di tampar oleh mereka tapi… ini lebih sakit daripada biasanya.

Ji-Sung menatap kearah sang ayah dengan ketakutan yang amat besar. Sedangkan Hyung nya hanya melihat dirinya disiksa oleh sang ayah. “ingat rumah kamu!! Kamu tahu ini jam berapa?? Dan kamu gak melakukan tugas mu dirumah ini!! Sekarang ikut ayah!!” lalu Chanyeol langsung menarik tangan Ji-Sung dengan amat kasar. Sedangkan jisung memohon kepada sang ayah untuk memaafkan dirinya

“a-ayah maafkan ji-jisung ayah” namun dihiraukan oleh ayahnya itu.  Seakan sang ayah tak mendengar permohonan jisung. Ji-Sung terus ditarik hingga sampai didepan gudang.

BRUK!

Ji-Sung meringis kesakitan dengan pelan, tiba tiba sanga ayah menghampirinya dan itu membuat dirinya ketakutan amat besar. Dirinya terus memundurkan ke belakang.

“a-ayah Ji-Sung mohon. Maafkan Ji-Sung ayah!” ucap nya dengan berbata bata, Chanyeol. Ayahnya itu melepaskan sabut dari pinggang nya. Lalu menatap penuh amarah ke Ji-Sung. “karena kau Sudah berani keluar dari rumah dan meninggalkan pekerjaan mu itu!! Sekarang kau harus mendapatkan hukuman!!” sahut nya dengan sedikit membentak, Ji-Sung langsung memejamkan telinga saat dirinya mendapatkan bentakan dari sang ayah.

Ctarrrrr!!

“dasar anak haram!! Kau selalu menyusahkan ku, bajingan!!!!”

Ctarrrrr!!!!!

“kenapa kau tidak mati saja sih!!! KENAPA harus Chenle?!!!”

Ctarrrrr!!!

“ANAK TIDAK TAHU DIUNTUNG!! HARUSNYA KAMU YANG MATI BAJINGAN. KENAPA HARUS ORANG YANG SAYA SAYANG PERGI ITU KARENA KAMU SIALAN!!”

Ctarrrrr!

“HIDUP SAYA HANCUR KARENA KAMU!!” setelah puas meredakan emosional nya kepada Ji-Sung. Dirinya membuang sabuknya ke sembarangan arah, lalu keluar dari gudang itu dan meninggalkan Ji-Sung yang terkapar lemas dilantai.

Ji-Sung menatap kearah depan dengan tatapan sayu. Dirinya tersenyum tipis sangat tipis, Ji-Sung senang bisa melihat sang ayah dari dekat ya… walaupun fisiknya jadi taruhannya.

Ji-Sung pun menutup matanya perlahan-lahan. Sebelum mata nya ditutup dirinya melihat ada seseorang menghampirinya tapi ia tak bisa melihat wajah seseorang itu dengan jelas. Dan akhirnya pandangan nya gelap










_senin, 29 mei 2023

diary Jisung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang