bab 5 waktunya kontrol

481 15 0
                                    

Di balkon milik jisung, Ji-Sung menghadap kearah langit langit malam dan angin menghembuskan ke badannya. Ji-Sung suka sekali dengan langit malam

Karena malam membuat dirinya tenang dan damai tapi tidak dengan pikirannya, pikiran sungguh tercampur aduk pokoknya

Ia menghembuskan nafas beratnya itu, tiba-tiba air mata meluncur begitu saja di pipi nya, pikiran tercampur aduk, antara senang dan sedih.

Senang nya bisa menemukan gelang milik Hyung nya yang telah lama hilang dan... sedihnya saat melihat gelang itu membuat dirinya keingat Hyung nya.

Dimana pas dirinya berumur 12 tahun, sebelum kecelakaan chenle, lebih tepatnya dihari ulang tahun Chenle yang ke 13 tahun. Dirinya menghadiahkan chenle gelang couple yang berbentuk lumba-lumba. Dan itu dirinya yang beli dan hasil kerja sampingan nya itu, dia tak meminta uang kepada ayahnya mungkin ayahnya tidak akan mengasihkan dirinya uang sepeserpun.

Dan 2 hari kelewatan ulang tahun Chenle, kecelakaan itu pun terjadi. Dan itu membuat dirinya menyesal seumur hidup, dan ditambah lagi ayahnya bertambah membencinya.

"hyung, aku sudah menemukan gelang mu. Akan ku simpan gelang mu itu dengan baik" ucap monolognya. Ji-Sung akan menjaga gelang itu dengan baik, gelang yang milik jisung selalu jisung pakai setiap hari, Ji-Sung tak mau lepas dari gelang tersebut.

Setelah lama berada di balkon, ia langsung masuk kedalam kamarnya, ia berjalan menuju kearah meja belajar nya. Ji-Sung membuka lemari buku

Terdapat sebuah kotak, seperti kado entah itu buat siapa. Ji-Sung mengambil kotak itu dan membukanya. Didalam kotak itu terdapat banyak gelang dan masing masing gelang itu terdapat nama.

Ji-Sung tersenyum tipis saat melihat gelang gelang yang tergeletak didalam kotak, ia pun langsung menaruh gelang milik Chenle kedalam kotak tersebut.

"hyung lihat gelang yang ku kasih ke mereka dan mereka membuangnya begitu saja sudah ku jaga dengan baik" ucap lirihnya, Gelang itu semua milik Hyung nya, Ji-Sung memberi gelang itu kepada Hyung nya namun dibuang begitu saja.

CEKLEK

Ji-Sung melihat kearah pintu, terdapat sang bibi membawakan makanan di nampan. Untung saja pas pulang dari panti tadi ia tak diberi hukuman oleh pak tua itu.

Pas pulang ia kira ayahnya sudah pulang biasanya udah pulang ternyata ayahnya berada di luar kota dalam seminggu. Ia pas tadi menghela nafas lega karena tak dapat hukuman cambukan.

"ada apa bibi kesini?" ucap Ji-Sung Kepada sang bibi nya itu, sang bibi tersenyum tipis kepada Ji-Sung lalu menaruh nampan itu didepan jisung.

"ini makanan buat kamu Ji-Sung sama obat kamu"jisung mengangguk pelan, ia bersyukur ada yang perhatian dengan nya. Ji-Sung pun memakan makanan tersebut

1 lahap

2 lahap

3 lahap

Ji-Sung melihat kearah sang bibi yang dari tadi melihat dirinya. "bibi kenapa? Bibi mau? Nih kita kongsi ya" sang bibi menggeleng kepala pelan sambil tersenyum tipis

"gak kok. Ji-Sung bibi keluar ya tapi Ji-Sung jangan sampai lupa minum obatnya" Ji-Sung mengangguk patuh, lalu sang bibi keluar dari kamar Ji-Sung, sedangkan jisung dia meletakkan sendok ke piring.

Khukk

Dengan cepat Ji-Sung menutup mulutnya. Darah? KENAPA bisa ada darah? Apa penyakitnya tambah parah?

Ji-Sung mengambil tissu yang berada didepannya. Lalu mengelap tangannya yang ada darahnya itu. Setelah membersihkan darah itu ia menghela nafas panjang

Sungguh dirinya capek, hidup tergantung pada obat obatan. Dan dirinya capek setiap Minggu harus kontrol ke dokter. Ia benci dengan dirinya sendiri

"apa penyakit kanker ku semakin parah?"

-

-

"mau kemana Lo?!!" Ji-Sung menghadap kearah belakang dengan ketakutan. Dia melihat ke orang yang memanggil nya itu.

"m-mau keluar Jeno Hyung" jawab nya dengan bergetar, Jeno mengerutkan keningnya. Lalu mengangguk acuh tak acuh. "sama siapa Lo keluar?" ucap Jeno sekali lagi, Jisung dengan cepat berkata

"sama bibi ina, Jeno Hyung" Jeno langsung meninggalkan Ji-Sung dengan acuh. Ji-Sung menghela nafas lega akhirnya Hyung nya itu tak curiga dengannya, Ji-Sung heran kenapa selalu dirinya dicurigai?

Emang bener kok jisung keluar dengan bi Ina, hari ini sudah waktunya kontrol ke dokter, bi Ina saja udah berada di luar sambil menunggu dirinya keluar

Ji-Sung pun berjalan dengan sedikit berlari kecil keluar dari rumah tersebut, lalu menghampiri sang bibi yang sedang mengobrol dengan pak supir yang tak lain adalah suaminya sendiri

"bi ayo kita berangkat" sang bibi mengangguk patuh, lalu mereka berdua masuk kedalam mobil dan suaminya bi Ina juga masuk kedalam mobil dibagian pengemudi. Mobil itu pun berjalan keluar gerbang

_kamis,15,06,2023_

diary Jisung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang