bagian 24 = end

685 22 0
                                    

Mata Ji-Sung memperlahan lahan membuka, Ji-Sung melihat kalau dirinya berada dirumah sakit.

Ia melihat sekeliling nya putih. Ia melihat kearah samping ia melihat kearah orang orang sedang menangis diruangan nya itu

"j-jaemin Hyung?" ucapannya dengan sangat lirih. Mereka yang mendengar suara yang bikin mereka langsung keasal suara itu

Jaemin langsung melihat kearah Ji-Sung dengan tatapan syok.

"j-ji?" ucap jaemin dengan nada lirih, mereka bertiga hanya terdiam tak percaya dengan itu. Jeno dengan sigap keluar dari kamar dan memanggil nama sang dokter

"dokter dokter!!" dan tibalah dua orang masuk kedalam ruangan jisung, yang satu dokter yang satunya lagi suster dokter tersebut.

Dokter itu pun langsung memeriksa keadaannya jisung. Ji-Sung hanya diam saja saat dirinya di periksa.

"dokter Andi?" sang dokter tersenyum tipis ke Ji-Sung. Sang dokter mengangguk pelan seperti mengisyaratkan tapi tak tahu apa itu.

Ji-Sung hanya diam saja saat mendapatkan anggukan pelan dari sang dokter. Ia tahu anggukan tersebut.

"dok, apa yang terjadi sama adik saya?" sang dokter melihat kearah Ji-Sung. Seperti berbicara lewat pandangan mata mereka berdua. Ji-Sung mengangguk pelan.

Sang dokter Andi menghela nafas panjang dn juga berat. Seperti ingin bilang kepada jaemin, Jeno, dan juga seunghan sama Youngjae.

"jisung memiliki riwayat kanker otak stadium akhir, dia selalu menolak melakukan kemoterapi karena sebab itu penyakitnya tambah parah. Kalau saja dia melakukan itu akan mengurangi rasa sakit ny dan memperlambat agar penyakit itu tidak distadium akhir, tapi sudah terlambat, Ji-Sung kau sudah tidak meminum obat selama kau hilang, tapi dengan ajaibnya teman yang sudah merawat mu saat hilang itu mengetahui tentang obat herbal"

ucap sang dokter dengan panjang lebar, ucapan sng dokter membuat jaemin dan Jeno hanya terdiam membisu ditempat. Mereka berdua masih syok apa yang diucapkan oleh sng dokter.

"jisung, buat lah waktu kenangan terindah yang belum kau rasakan. umurmu hanya 2 Minggu lagi"

Ji-Sung hanya diam saja di Bankar. Ji-Sung tersenyum getir ternyata umurnya tidak panjang lagi. Seperti nya diakhir umurnya itu dihari ulang tahunnya itu.

"terima kasih dokter Andi" ucap seunghan dengan lirih. Sang dokter mengangguk pelan, sng dokter pun keluar dari ruangan jisung

"j-ji" seunghan langsung terkipar lemas ke lantai. Ji-Sung menatap kearah seunghan dengan tatapan lemah nya itu. Seunghan menundukkan kepalanya kebawah

"maafkan gw ji, gw sebagai sahabat Lo ga berguna buat Lo ji"

"gw bodoh, dan egois karena ga tahu kehidupan Lo. Dan gw tahu nya Lo hidup biasa biasa saja ternyata maafkan gw" ucap lanjut nya itu. Ji-Sung tersenyum lemah

"berdiri, k-kau tidak salah, kenapa minta maaf? Berdiri lah" seunghan pun berdiri. Jaemin menghampiri Ji-Sung dengan tatapan sendu

"maafkan Hyung, hidup lebih lama lagi ji, Hyung mau bikin lembaran baru bersama kita ji, ayo mau yah kemoterapi" Ji-Sung hanya terdiam saja tak menjawab sekalipun. Ia tak mau melakukan hal itu

"please, kemoterapi ya ji, gw mau main bersama dengan lo" lagi lagi jisung hanya diam diam saja di tempat. Ji-Sung melihat kearah jaemin, seunghan dan juga Jeno entah apa arti tatapan itu

"percuma saja kalau aku melakukan kemoterapi. Umurku saja tidak panjang lagi. Tenang saja kita masih punya waktu kok" ucapan Ji-Sung membuat hati mereka merasakan amat sakit.

diary Jisung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang