bagian 21 kangen dan rindu

369 14 0
                                    

Ji-Sung berada di teras depan rumah, dia hanya menatap kedepan dengan tatapan kosong. Sesekali jisung melihat orang orang berjalan kesana kesini

Dia selalu termenung dari tadi. Diajak makan dari kemarin saja dia selalu bilang tidak selera makan

Ji-Sung seperti mengingat masa-masa kelam nya dulu. Dan itu membuat dirinya menahan rasa sesak di dadanya

"HARUS NYA KAU YANG MATI!! BUKAN CHENLE!!!"

"SAYA NYESEL PUNYA ANAK SEPERTI PEMBUNUH MACAM KAU!!!"

"GW GA NYANGKA PUNYA ADIK KAYA LO"

"KENAPA HARUS CHENLE SIH? KENAPA GAK LO AJA??"

"LO UDAH BIKIN NYAWA MAMAH GW GA ADA!! DAN SEKARANG LO UDAH BIKIN CHENLE PERGI"

ITU kata kata yang bikin hati tersayat, mereka melihat dirinya seolah dirinya lah yang pembunuhnya

Sudah beberapa kali dirinya memberi tahu kepada mereka bukanlah dirinya yang pembunuh. Namun mereka tak percaya dengan perkataan nya itu.

"jisung harus bersabar menghadapi ujian ini ya nak, mamah dan Chenle akan mengambil mu tapi tidak sekarang"

"iya sung, nanti gw sama mamah akan menjemputmu, tapi ga sekarang nanti ada saatnya kok"

Ji-Sung tersenyum getir saat mengingat ia bermimpi dengan sang mamah dan Chenle, dan mereka berkata membuat dirinya tak bisa menahan air matanya itu.

"ayah jahat mah, kenapa harus Ji-Sung?"

"jisung tak sekuat kaya mamah, Ji-Sung adalah manusia paling lemah mah"

Ji-Sung langsung mengusap air matanya yang sudah membanjiri pipinya itu. Walaupun jisung sering disakiti oleh ayahnya itu jisung tetap sayang sama ayahnya kok

"lo harus semangat jisung, nanti gw akan jemput Lo. Masalah Lo di dunia belum selesai jadi Lo belum boleh pulang kesini"

"hyung, padahal aku butuh perhatian mereka semua. mereka tak memperdulikan ku sama sekali"

"maafkan aku Hyung, kalau kau kecewa dengan perbuatan ku ini maafkan aku, aku lelah sungguh lelah sekali. mereka tak ada yang mau mengasih perhatian kepada ku" sedetik Ji-Sung langsung menggelengkan kepalanya dengan pelan, pikiran nya sungguh aneh.

Tapi ia sungguh lelah sekali dengan urusan duniawi yang jahat ini. Tapi ia masih sayang Dengan keluarga nya ia tak mau meninggalkan mereka semua

Tapi...

dirinya selalu disuruh mati oleh ayahnya itu
Ia harus menuruti perkataan Mamah nya itu, jagalah keluarga dan sayangi mereka. Dan jangan melakukan hal aneh diluar pikiran mamah nya itu.

"ya aku harus menjaga ayah, dan juga Hyung sama kakek dan nenek"

Puk!

Ji-Sung yang merasa pundaknya ditepuk, jisung langsung melihat kearah belakang. Terdapat min-jung yang tersenyum simpul kepadanya

"apa kau kangen dengan keluarga mu Ji-Sung?" Ji-Sung terdiam mematung, ia sungguh kangen sekali dengan mereka namun disana ada sang ayah pasti ayahnya itu tak mau bertemu dengannya.

"aku akan mengantarkan kau keluar dari hutan ini" Ji-Sung yang mendengar ucapan min-jung yang tersontak kaget. Ji-Sung langsung berdiri dan menghadap kearah min-jung dengan tatapan berbinar binar

"serius? Kau akan mengantarkan ku pulang?" min-jung mengangguk pelan, Ji-Sung langsung memeluk tubuh min-jung dan bergumam

"terima kasih injung"

Tanpa Ji-Sung sadari min-jung hanya terdiam saat jisung memeluk tubuh nya itu, ya karena kaget tiba-tiba jisung memeluknya.

Ji-Sung langsung melepaskan pelukannya itu. Ia berharap sangat kalau dirinya pulang dirinya akan mengasihkan kejutan untuk jaemin Hyung.

"ayo berangkat sekarang, nanti kita saat berjalan akan berlarut malam" Ji-Sung mengangguk kepalanya dengan cepat. Min-jung pun berjalan dan belakang nya Ji-Sung.

Min-jung mendatangi rumah yang ada didepannya. Karena min-Youngji bermain dengan anak tetangga nya itu

"youngji" Youngji yang sedang bermain dengan teman nya langsung melihat kearah sang kakak nya itu

"ya ada apa Hyung? Hyung mau kemana?" ucap Youngji dengan kebingungan. Dan kenapa jisung Hyung ikut dengan hyung ny itu?

"jisung hyung juga ikut dengan hyung?" min-jung mengangguk pelan. Min-jung ingin sekali mau berbicara dengan min-Youngji

"hyung mau mengambil sesuatu di pertengahan hutan, Hyung akan pulang terlambat. Kau jangan menyusul ku oke??" Youngji ditengah perasaan yang tercampur aduk hanya menuruti perintah Hyung nya itu

"oke lah hyung, hati hati yah disana bahaya soalnya. Nanti ada pemburu tengah malam. Kau harus pulang ya hyung" min-jung mengangguk pelan. Min-jung melihat kearah Ji-Sung yang sedari hanya terdiam saja.

"ayo sung" Ji-Sung mengangguk pelan

-

-

"jaemin-a ayo makan sedikit saja" ucap Yoona dengan nada membujuk. Yoona khawatir dengan keadaannya jaemin

Jaemin sudah siuman dari koma nya itu. Udah 3 hari jaemin koma dan sudah 2 hari jaemin tidak mau makan.

Dan selama 2 hari itu mereka selalu membujuk jaemin agar mau makan sesuap nasi. Hanya 4 sesuap mereka tak masalah dari pada tidak sama sekali.

Mereka khawatir dengan keadaannya jaemin, jaemin seperti tidak ada semangat nya untuk hidup. Tatapan nya itu kosong sekali

"jaemin, ayo makan nanti gw akan nyari jisung kalau Lo harus makan" jaemin yang mendengar hal itu langsung melihat kearah Jeno.

"benar kah? Lo mau nyari jisung?" Jeno mengangguk pelan, walaupun sebenarnya hatinya ragu, ia tak mungkin bisa ketemu Ji-Sung, polisi saja tidak menemukan jejak nya Ji-Sung, apalagi dirinya?

"ya gw akan sekuat tenaga untuk mencari Ji-Sung" ucap Jeno yang sekali lagi untuk menyakinkan jaemin. Jaemin pun langsung menghadap kearah Yoona dan jaemin berkata yang membuat Yoona tersenyum bahagia

"nek jaemin mau makan" Yoona yang mendengar hal itu langsung tersenyum. Yoona mengangguk pelan. Akhirnya Jeno mampu membujuk jaemin

Yoona menyuapi jaemin. Siwon yang dari tadi hanya terdiam menarik Jeno buat keluar dari ruangan jaemin.

Siwon melihat kearah belakang lalu melihat kembali kearah Jeno.

"apakah kau bercanda Jeno? Kau mau mencari Ji-Sung? kau bercanda Jeno coba kau bayangkan polisi saja tak menemukan keberadaan jisung apalagi kau"

"tapi kek, ini demi kebaikan jaemin kek, Jeno gak ada pilihan lagi, Jeno bilang itu agar jaemin bisa makan. Ketemu gak nya tuhan yang ngatur" Siwon yang mendengar hal itu hanya terdiam. Tiba-tiba Jeno menyalin tangan Siwon.

"jeno pamit kek, Jeno akan berusaha mencari Ji-Sung, doain jeno"

Siwon mengangguk pelan. "baiklah hati hati okey, kalau kau tidak ketemu nanti besok lagi cari nya" Jeno mengangguk mengerti. Jeno pun berjalan meninggalkan Siwon. Siwon terus menatap punggung Jeno hingga tak terlihat lagi dari pandangannya itu.

"dimana kah kau berada Ji-Sung? Kakek rindu padamu"






_kamis , 27 , juli , 2023_

diary Jisung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang