bagian 1 : sayang ayah

1K 29 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

. . .

Ji-Sung membuka matanya perlahan-lahan
D

irinya melihat kearah sekelilingnya itu. Kok?? Dirinya berada dikamar nya? Perasaan dirinya berada di gudang?

Dengan cepat Ji-Sung langsung bangun. Ia meringis kesakitan, ternyata lukanya belum sembuh ternyata. Tapi... kok dirinya menggunakan pakaian berbeda? Bukannya pas dirinya dihukum ia menggunakan seragam sekolah, tapi kenapa tiba-tiba pakaian yang berbeda?

CEKLEK

Ji-Sung langsung menghadap kearah pintu. Terdapat bi ina. Sang art di rumah nya itu. Yang sedang membawa nampan berisi piring bubur dan air putih.

Bi ina tersenyum tipis kearah jisung. Bi ina menaruh nampan nya di meja didekat lampu. Bi ina duduk disampingnya Ji-Sung. "apakah kamu sudah membaik jisung-ah?" Ji-Sung tersenyum simpul lalu mengangguk pelan, lumayan tak sesakit tadi

"terima kasih Bi, karena sudah mengobati jisung" bi ina tersenyum sendu kearah Ji-Sung. Lalu mengangguk pelan, andaikan Ji-Sung tahu siapa yang membawa kekamar nya. Tapi dirinya tak boleh memberitahu kepada Ji-Sung.

Bi ina mengelus lembut rambut Ji-Sung. "maafkan bibi ya jisung, karena bibi tak bisa membantu jisung" Ji-Sung langsung mengerutkan keningnya, dia tak faham dengan apa yang sang bibi Ina katakan itu. "ini bukan salah bibi kok. Udah lupakan semuanya, jisung tak apa apa kok bi, bibi gausah khawatir ya?"

bi ina tersenyum tipis. Walaupun jisung disakitin berkali kali jisung tak pernah membenci justru ia memaafkan perilaku sang ayah kepada dirinya. Andai nyonya besar masih hidup beliau pasti bangga mempunyai anak seperti Ji-Sung. Harusnya mereka bangga mempunyai anak seperti Ji-Sung bukannya malah dibenci.

Dia ingin sekali membantu nya dari hukuman majikannya itu, tapi dirinya tak bisa apa apa selain membantu mengobati lukanya saja. Sungguh dirinya sakit sekali melihat setiap dirinya mengobati luka jisung di seluruh badannya. Kenapa anak sebaik jisung di benci oleh keluarganya sendiri?.

"yaudah, Ji-Sung ayo makan bibi yang akan menyuapi jisung. Lalu Ji-Sung minum obatnya ya?" Ji-Sung menggeleng kepala pelan. Dirinya sungguh lelah meminum obat setiap hari. Dirinya ingin menjauh dari obat. "kenapa? Nanti penyakit kanker kamu kambuh lagi jisung, ayo buka mulutnya" mau tak mau Ji-Sung membuka mulut nya, dan sendok berisi bubur masuk kedalam mulut jisung.

"bi udah. Bubur nya hambar, huekk gak suka hambar" bi Ina menghela nafas panjang. "jisung, kamu gak boleh memakan ada rasa micin nya sayang. Ayo habiskan, apa kamu mau? Masuk ke rumah sakit? Dan menginap di sana?" mendengar ancaman dari sang bibi lantas jisung menggeleng kepala dengan cepat. Dirinya tak mau masuk rumah sakit, Dirinya tak suka tempat itu bagi Ji-Sung tempat itu adalah neraka bagi nya. Makanannya sungguh hambar dan bikin dirinya tak suka adalah bau tempat nya. Tempat nya bau obat obatan.

"kalau tidak mau ayo buka lagi mulut nya, kalau ini habis kamu minum obat nya"bi Ina tersenyum kemenangan, akhirnya jisung mau makan. Ji-Sung hanya mengangguk pasrah, bi Ina pun menyuapi jisung kembali.

Tanpa Ji-Sung sadari, dibalik pintu terdapat seseorang yang mendengarkan semua percakapan antara jisung dan bi Ina. Seseorang itu tersenyum sendu.

"maafkan Hyung Ji-Sung, harusnya Hyung berada disisi mu dan melindungi mu bukan mengikuti membenci mu. Tapi Hyung tak membencimu, hanya saja ego Hyung lebih besar daripada menyayangi mu Ji-Sung-ah" lalu seseorang itu pergi dari depan kamar Ji-Sung.

Bruk!

"jaemin-a? Kau habis kemana?" ucap pemuda satunya tapi dihiraukan oleh pemilik Nama. Orang itu adalah jaemin. Hyung nya Ji-Sung. Dia yang menolong Jisung. Jaemin langsung pergi begitu saja tanpa menjawab pertanyaan orang dihadapannya itu.

§§§§§§

"bi ina" ucap memanggil ke bi ina. Bi Ina langsung menghadap kearah Ji-Sung.

"ada apa?" Ji-Sung memikirkan sejenak. Diri nya memanggil bi Ina buat apa ya? Ahh iya Dirinya baru ingat. " apakah ayah dan Hyung menyayangi ku bi?" bi Ina terdiam mematung, dirinya bingung harus menjawab apa. Sungguh dirinya takut salah jawab dan berakhir menyakiti hati Ji-Sung. Ia pun memikir kan sejenak.

"ayah Ji-Sung sayang sama jisung, cuman dia butuh waktu untuk menyadari kesalahannya. Dia masih belum terima saja dengan keadaan. Ji-Sung cukup menunggu waktu siapa tahu Hyung dan ayah jisung menyayangi mu" Ji-Sung terdiam membisu
Apakah betul? Ayahnya dan Hyung menyayangi diri nya? Tapi perkataan bi Ina ada benarnya. Mereka hanya butuh waktu.






_selasa, 30 mei 2023

diary Jisung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang